webnovel

Di Balik Bayanganmu Yang Pudar

Seorang Pemuda dengan kehidupan yang membosankan mencoba untuk mencari makna kehidupan, namun tiba-tiba seorang perempuan yang tak lazim datang ke kehidupannya. "aku mati karena dosa seseorang" adalah kata yang gadis bergaun putih dan transparan itu. pemuda membosankan itu dengan terpaksa harus mencari tau siapa yang membunuh gadis itu dan apa motifnya. bisa kah pemuda membosankan itu mengungkap siapa 'orang berdosa' yang gadis itu maksud?.

Nuha_79 · Teen
Not enough ratings
3 Chs

Bab 3 (side story 1)

Janji itu seperti bunga Dandelion, sangat rapuh namun juga putih, namun manusia itu seperti cuaca begitu tak beraturan dan berubah setiap saat, hati manusia itu sendiri seperti angin, berbahaya kadang menyejukkan, itulah sebabnya Dandelion (janji) mudah rusak dan hancur oleh angin (hati) yang disebabkan oleh cuaca(manusia).

Namun bagaimana dengan hujan? ia membuat Dandelion tumbuh namun disini lain, hujan menghancurkan kelopaknya hingga tak tersisa.

Di sebuah kafe seorang gadis berteriak tiba-tiba dengan raut wajah marah kemudian menumpahkan minuman nya ke wajah seorang pemuda.

"Cukup! kau Playboy!" teriak gadis itu dengan air mata yang telah memporak-porandakan riasan di wajahnya, kemudian berjalan pergi.

Yuzaki Ame adalah nama pemuda tersebut, ia menjadi pemuda yang suka gonta-ganti pasangan setelah mengetahui bahwa orang tuanya bukanlah orang tua kandungnya, sementara baru baru saja ia mendengar bahwa orang tua kandungnya adalah seorang wanita dari tempat bordil. Dia berasal dari negeri sakura, namun sedari kecil ia tinggal di Indonesia.

Ame dengan raut tak bersalah meninggalkan kafe dan berjalan tanpa arah di bawah hujan, sesuai dengan namanya. Hujan kian deras saat ia memutuskan untuk duduk di bangku depan sebuah taman, ia menundukkan kepalanya merasa jemu.

Di lihatnya layar ponsel yang kian meredup kemudian mati setelah banyak panggilan tak terjawab memenuhi layar, hujan nampaknya memasuki internal ponsel dan membuatnya rusak, dengan kesal Ame melemparkan ponselnya ke tong sampah kemudian kembali menundukkan kepalanya. Namun tak lama kemudian ia merasa teduh, perlahan ia pun mendongak.

"Kau bisa sakit jika hujan-hujanan disini" Ujar seseorang, dengan senyuman teduh dan hangat memayungi Ame yang tengah duduk hujan-hujanan.

"Ah kau pasti tak bisa bahasa Indonesia, are you okay?" Tanya gadis itu lagi setelah melihat wajah Ame yang begitu menawan, dengan mata agak sipit nampak bukan ciri khas wajah Indonesia.

Sejenak Ame tertegun menatap gadis itu, gadis yang begitu baik, Ame melihatnya berada di kafe yang sama dengannya, pasti gadis itu juga mendengar bagaimana mantannya berteriak Playboy keras keras, kalau gadis lainnya pasti akan langsung melihatnya dengan raut jijik.

"ah! pegang ini" gadis itu menyuruh Ame untuk memegang payung yang ia bawa, Ame yang terkejut hanya menuruti saja, gadis itu hujan-hujanan berlari ke tempat sampah kemudian mengambil ponsel pemuda itu dan menyelipkan ponsel tersebut ke kantung pemuda itu.

"Jangan khawatir, pamanku pasti bisa memperbaiki nya! pamanku dia hebat sekali dia bisa memperbaiki semua ponsel jadi kamu tidak usah bersedih!" Ujar gadis itu riang, membuat Ame sangat kebingungan dan terkesan tak dapat berkata apapun.

"Ano--kau tak perlu-" Tak sempat Ame menyelesaikan kalimatnya gadis itu menyela.

"Wahhh kau bisa bahasa Indonesia!".

"baru sadar? bukankah saat di kafe wanita itu berbicara padaku dengan bahasa Indonesia" Tukas Ame.

"Oh iya ya aku lupa hehe" Ujar gadis itu sambil menepuk dahinya, Ame pun tertawa kecil mendengar jawaban polos gadis itu.

"Ahhh! akhirnya kau tersenyum!" Ujar gadis itu puas membuat Ame lagi lagi tertegun, gadis itu melakukan semua itu dengan sengaja.

"Kau--".

"Hujannya reda! yiey!" Gadis itu berlarian seperti anak kecil, Ame mengikuti nya sembari memegang payung dengan tersenyum, senyum yang pertama kalinya tulus.

Mereka baru saja bertemu, namun Ame merasa bahwa pertemuan mereka seperti takdir.

"Kucing! ya ampun kasian kamu terjerat ya pus, sini sini aku bantu" Gadis itu tiba-tiba jongkok dan membantu seekor kucing malang yang kakinya terjerat benang layangan, kemudian memberinya makan sepotong roti dari sakunya.

"Kau gadis yang baik" Puji Ame, gadis itu terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya.

"aku tidak baik, aku selalu melakukan kesalahan disana sini namun aku melakukan nya dengan benar saat aku membantu orang lain, jadi intinya aku hanya menutupi kegelisahan dan kekuranganku dengan membantu orang lain" Gadis itu menjelaskan sambil menunduk.

"Tapi kau melakukan semua itu untuk dirimu sendiri kan? maksudku kau tak pernah punya tujuan lain seperti pujian atau semacamnya" Ujar Ame lembut.

"Sudut pandang orang berbeda beda, namun terima kasih karena memilih sudut pandang itu" Gadis itu tersenyum manis.

***

Setelah beberapa hari berlalu gadis itu tak pernah muncul lagi, untuk beberapa alasan Ame memainkan rubiknya sambil mendesah kesal.

"Ia janji akan membantuku memperbaiki ponsel itu" Celetuk Ame kesal. Meski begitu ia sudah membeli ponsel baru.

Ting!

Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel barunya, segera Ame meraihnya dan membaca pesan yang masuk, ia agak tersenyum kemudian segera mengenakan sepatunya dan melangkah keluar rumah.

Baru saja saat ia hendak berbelok di sebuah jalan ia terkejut,

"Kau? mengagetkan saja" Celetuk Ame nampak salah tingkah, "beberapa hari ini aku tak dapat menemukan mu".

"Oh itu maaf aku tak tau nomor pons--oh iya ponselmu rusak, pokoknya aku ingin mengatakan sesuatu!" Tukas gadis itu, gadis yang memberinya payung beberapa hari lalu.

"Apa itu? katakan" Ujar pemuda itu kemudian berjalan dan menoleh mengisyaratkan gadis itu untuk mengikutinya.

Gadis itu menarik lengan pemuda itu, pemuda itu terkejut dan berbalik.

"Aku menyukaimu!" Gadis itu berteriak dengan wajah bersemu merah, Ame nampak sangat terkejut, begitupun banyak orang yang lewat jalan itu.

Kata yang begitu tiba-tiba, keluar dari bibir gadis yang baru ia temui, oh tidak tunggu dulu.

" aku menyukaimu!".

"Aku akan selalu menunggumu!".

"Terimalah kado ini agar kamu merasa lebih baik!".

"Entah kapan pun itu aku akan memastikan kita bertemu lagi!"

Sekarang Ame ingat, gadis itu adalah gadis yang pernah satu SMP dengannya tiga tahun lalu, gadis yang selalu mengejarnya, gadis yang selalu menyelamatkan nya bahkan sejak lama.

Beberapa tahun yang lalu...

"Hahaha pecundang! kau kira karena kau blasteran kau bisa seenaknya huh?!" Beberapa berandal nakal anak SMA yang berarti seniornya sedang menindas dan memalaknya, sedangkan Ame hanya bisa diam.

"Oi! kalian yang disana hentikan!" teriak seorang gadis dengan seragam yang sama dengan Ame, gadis itu gemetaran nampak takut juga.

Berandal itu tertawa meremehkan kemudian mengambil tongkat kasti,

"meskipun kau perempuan kami tak akan segan".

Gadis itu dengan gemetaran meraup segenggam pasir dan kerikil dan segera melemparkannya ke wajah berandal itu, mereka nampak kaget dan kesakitan sambil mengucek mata mereka, gadis itu segera menarik tangan pemuda itu dan berlari, Ame yang tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi hanya bisa tertegun sambil ikut berlari.

Mereka akhirnya berhasil kabur dari berandal itu, dengan nafas ngos-ngosan mereka berhenti di dekat sungai,

"Kau siapa?" Tanya Ame sambil menegak minuman dari dalam tas nya.

"Aku adalah teman sekelas mu, kau lupa? kau tak mengenalku?" Ujar gadis itu, Ame nampak memalingkan wajahnya, perasaannya bercampur aduk, antara rasa canggung, malu, merasa kalah dan berterima kasih.

"Aku..Aku tak butuh bantuan mu!!" Teriak Ame tiba-tiba membuat gadis itu terkejut, Ame yang menyadari apa yang ia lakukan kemudian berlari pergi meninggalkan gadis itu.

Kemudian Ame tak masuk sekolah selama beberapa hari dan hari saat ia masuk sekolah adlah hari kepindahan nya, ia pindah sekolah ke luar kota, gadis itu tidak marah maupun menangis, malahan gadis itu tersenyum manis kepada Ame dan berkata, "Semoga kamu baik-baik saja di sekolah baru mu, jangan khawatir suatu saat nanti kita pasti bertemu lagi".

Seakan sudah takdir gadis itu juga pindah sekolah karena suatu hal, tanpa disangka ternyata mereka bertemu lagi di sekolah baru yang sama, dan setelah beberapa saat berlalu gadis itu mengatakan suka padanya, aneh, seharusnya Ame yang menyukai gadis itu karena telah menolongnya tapi sebaliknya gadis itu jatuh cinta padanya dan dengan semua kekurangannya. Namun Ame selalu menolaknya, dan setelah tak bertemu beberapa tahun saat masuk SMA Ame telah berubah menjadi Playboy, anehnya gadis itu masih menyukainya.

"Aku menyukaimu!" Ujar gadis itu, Ame nampak sangat terkejut namun kemudian menepuk kepala gadis itu dan tersenyum.

"Aku juga menyukaimu, mari bersama untuk sekarang" Jawabnya singkat, gadis itu tanpa curiga dengan mata berbinar akhirnya tersenyum bahagia.

Bagaimana kah kisah mereka akan berlanjut?

To be continued.

Cuplikan Episode selanjutnya :

"Aku akan membantu mu mengungkap kasus itu!" Ujar Dandelion.

"Sudah kubilang jangan gegabah!" tukas pemuda itu.

"tenang saja aku tak akan mati dua kali" Dandelion tertawa.

***

"sebagai lelaki kau harus berani bertanggung jawab! dia mati karena kau! karena keserakahan mu!" Teriak pemuda itu pada narapidana itu, bukan berarti sudah terbukti bahwa dia bersalah.

***

"Aku akan mengejar roh Yuni, aku harus menolongnya kembali tenang atau dia akan berubah menjadi roh jahat!" Dandelion bersikeras.

***

"aku suka saat saat kita memakan es krim bersama dan duduk diantara bunga dandelion bersama".

"Li! Delia! oi dandelion! dimana kau!" teriak pemuda itu frustasi.