webnovel

Di Antara Cinta Yang Salah

Aku tak menyangka jika diriku terjebak di antara kedua pria yang saling mencintai. Semakin lama semakin membuat diriku semakin terjebak. Hati yang mulai memilah di antara keduanya membuat aku tak sanggup untuk menyakiti satu di antara mereka. Namun aku juga tak mungkin terus berada dalam ke dilemaan ini. ~{Faulina Anastasya}~

Popow · LGBT+
Not enough ratings
4 Chs

Sang Gadis

Terdengar suara ketukan pada pintu ruangan di mana Andika bekerja.

"Masuk " suara agak berat tidak lain adalah Andika

Terdengar langkah kaki yang mulai mendekat ke arahnya, namun Andika tidak memperdulikan siapa yang datang menghampirinya, ia berfokus pada laptop yang berada tepat di hadapannya.

"Apa kedatanganku mengganggumu Kakak!!" ujar seorang gadis yang tengah duduk sofa.

Mendengar suara itu Andika mengalihkan pandangannya pada gadis yang tidak lain adalah Sonya Adiknya.

"Mau apa kau datang kemari" ujar Andika dengan nada datar.

"Tentu saja, aku ingin membantumu menjalankan perusahaan ini Kakak!!"

"Aku tidak membutuhkannu, lebih baik kau pergi dari sini!!"

Sonya berdiri dan melangkah mendekati Andika, ia meluk Andika yang sedang duduk dari belakang.

"Kaka, ini perintah dari Ayah!! mana bisa kau mengusirku" ujar Sonya dengan nada lebut

"Katakan pada Aji, aku mentransfer sebagian uang saham padanya"

"Kau jangan terlalu gegabah Kakak, jika kau melakukannya itu akan berdampak buruk pada perusahaan ini, aku tidak mau mempersulit dirimu, kau patuhi saja apa yang Ayah inginkan"

Andika menarik tangan Sonya, hingga Sonya tepat di hadapannya. Seketika ia mendorong tubuh Sonya hingga terjatuh ke lantai.

"Ah..." Teriak Sonya yang terkejut akan dirinya terjatuh.

"Kau tidak usah sok peduli padaku, aku lebih memilih bangkrut dari pada harus memberimu posisi di perusahan ini"

Sonya menatap Andika dengan tatapan penuh amarah.

"Pergi dari sini sebelum aku memerintahkan orang lain untuk mengusirmu!!"

"Baik aku akan pergi, tapi ingat Andika!! Aku tidak akan menyerah begitu saja" ujar Sonya yang kemudian bangkit dan meninggalkan ruangan.

Andika marah dan menghempaskan semua barang yang ada di meja hingga berserakan.

"Sial"

Seketika ia memegang kepalanya yang masih sakit akibat efek alkohol semalam. Kemudian Andika melangkahkan kakinya menuju jendela, ia mengalihkan pandangannya ke area parkir. Nampak jelas Sonya masuk kedalam sebuah mobil, kemudian pergi menjauh.

Andika bergegas meninggalkan kantor, walaupun siang nanti akan di adakan meating, ia segera mengambil ponsel di saku jasnya dan menghubungi Lea.

"Hallo Bos"

"Lea, aku akan pergi!! untuk meating hari ini di undur lain hari"

"Baik Bos"

Andika kembali memasukkan ponselnya ke saku jasnya, dan melangkah pergi.

🐾🐾🐾

Reza duduk di kursi putar kesayangannya, dengan mata tertuju pada sebuah proposal yang di berikan sekertarisnya tadi, ia membaca setiap kata yang tertulis dengan teliti, setelah ia selesaik membaca semua isi proposal, ia mengoreskan tinta pulpen di ujung kiri bawah lebar propasal paling ahir. Tanda tangan khasnya melengkapi kekurangan pada proposal itu.

Seketika ia mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi padanya, hingga membuat goresan luka di bibir, dengan kedua tangan yang menyangga dagu, ia mengingat-ingat. Seketika ia mengingat tentang gadis itu dengan jelas, suaranya yang lembut dengan wajah yang sedikit pasrah dan juga takut membuat Reza tidak bisa melupakannya, bibirnya tersenyum tipis setelah mengingat kejadian semalam dengan jelas.

Reza segera menggenggam ponselnya, ia menelphone

"Hallo Bos"

"Rendi, segera keruanganku"

"Baik Bos"

Setelah beberapa menit kemudian Rendi berada tepat di depan pintu ruangan direktur, Pintu ia ketuk secara perlahan.

"Permisi Bos" ujar Rendi sembari masuk ke ruangan.

"Duduklah"

Dengan sedikit gugup Rendi diduk di kursi yang behadapan dengan Reza, Rendi jarang sekali bahkan tidak pernah di panggil ke ruangan Direktur, karna profesinya sebagai Asisten dan Supir pribadi Reza.

"Kau yang semalam yang mengantarkaku pulang, benarkan!!" tanya Reza yang tiba-tiba

"Iya Bos"

"Apa kau melihat seorang gadis di sekitar tempat itu?"

"Gadis" batin Rendi, sektika ia berfikir sejenak.

"Katakan, apa kau melihatnya?!!"

"Tidak, Bos. Saya hanya melihat Bos seorang diri di jalan itu, jalanan yang sepi dan larut malam tidak mungkin ada seorang gadis di tempat itu kecuali Mba Kunkun"

"Apa kau fikir aku sedang halusinasi" bentak Reza

"Maaf Bos" ujar Rendi dengan menunduk

"Lalu katakan padaku, bagaimana luka ini bisa ada?!" tanya Reza yang memperlihatkan luka pada bibirnya

Rendi memperhatikan luka itu sekilas.

"Sejak kapan Si Bos perduli dengan luka sekecil itu"batin Rendi

"Katakan padaku, aku yakin kau tahu sesuatu"

"Aku tidak tahu Bos, aku benaran tidak tahu masalah itu. Saat aku datang ke lokasi Bos sudah tidak sadarkan diri karna alkhol, mungkin luka itu tergores pecahan gelas yang Bos kenakan saat minum"

"Apa kau lebih pandai dari pada diriku"

Rendi terdiam melihat Reza yang terlihat semakin marah.

"Kau pergi ke tempat lokasi, cari wanita itu dan bawa dia padaku"

"Baik Bos"

Rendi meninggalkan ruangan itu, sembari mencari

"Apa ini yang dinamakan hidayah, Bos mulai tertarik pada wanita, tapi masalahnya wanita mana yang harus aku jadikan kambing hitam, tidak mungkin aku bisa menemukan wanita yang Bos Reza maksud" gerutu Rendi.

🐾🐾🐾

Andika melangkahkan kakinya menuju area pakir, saat tiba di area parkir ia bergegas masuk kedalam mobil. Mobil itu ia laju dengan kecepatan tinggi.

"Sial, aku tak akan membiarkan sebagian perusahaanku jatuh ke tangan Sonya, apapun yang akan terjadi" ujar Andika sembari memukul stir mobil kesayangannya.

Setelah beberapa menit melakukan perjalanan ahirnya ia sampai di CVP. Andika bergegas turun dengan wajah yang penuh kesal, ia tidak bisa menutupi apa yang ia rasakan saat ini.

Langkah demi langkah Andi memasuki kantor CVP dan menuju ruangan Direktur utama, semua Karyawan CVP menyambut kedatangannya dengan ramah, namun Andika tidak menghiraukan mereka, tidak seerti biasanya Andika bersikap demikian, biasanya Andika bersikap ramah terhadap siapapun, karna emosinya saat ini tidaklah stabil.

Saat tiba di ruangan Direktur utama Andika membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu, membuat Reza yang berada di dalam ruangan terkejut akan kedatangannya.

"Hei, ada apa denganmu?" tanya Reza yang melihat tampang Andika tanpak kecut.

Andika tidak menjawab pertanyaan Reza, ia melangkahkan kakinya menuju sofa yang ada di ruangan, kemudian ia memutuskan untuk duduk di sofa.

"Apa kau datang kemari tidak berniat untuk menjelaskan apa yang terjadi?" ujar Reza yang kemudian bangkit dari kursi putarnya dan melangkahkan kakinya ke arah Andika.

"Apa kau tahu Za, Sonya datang ke kantorku meminta sebagian hak atas Aji" ujar Andika kes

"Lalu apa yang kau lakukan padanya?" tanya Reza sembari duduk di samping Andika.

"Tentu saja aku mengusirnya"

"Kau mengusirnya?!, apakah dia pergi begitu saja setelah kau mengusirnya? aku yakin kejadiaannya tidaklah sesimple yang itu"

"Kau benar Za, Aku memutuskan untuk membagi sebagian saham pada Aji di hadapan Sonya"

"Apa menurutmu itu adalah tindakan yang benar, kau harus memikirkan nasib perusahanmu jangan mengandalkan emosi yang kebenarannya hanyalah sesaat"

"Lalu apa yang harus aku lakukan"

"Tentu saja sebuah siasat untuk menjatuhkan Aji dan juga Sonya"