webnovel

Dapatkah ku menolak

Arabella Beatrice Axelle, Semenjak kepergian ke dua orang tuanya untuk selamanya. Dia tinggal di prancis bersama keluarga pamannya. Arnaud Axella, yang tidak lain adalah adik dari ayahnya. Ara selalu menuruti apa pun kata pamannya dan tidak pernah sekali pun protes ataupun menolak apa yang di ucapkan pamannya. karena baginya pamannya adalah orang yang dia sayangi dan hormati selain kedua orang tuanya. Gadis yang sangat penurut. Menuruti kemauan sang paman bukanlah suatu masalah, ia selalu berpikir simpel dan tak mau berurusan dengan suatu masalah yang dapat membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Lalu bagaimana jadinya jika dia di jodohkan oleh sang paman. Dan bagaimana jadinya jika orang yang di jodohkan dengan dirinya itu orang yang dia kenal dan sepengetahuannya adalah kekasih temannya sendiri..? Apakah Ara menolak keinginan pamannya atau membuat pilihan sendiri..?

isma11 · Urban
Not enough ratings
5 Chs

Membeli hadiah

Setelah mencuci tangan, gadis itu dan Jojo kembali ke tempat orang tuanya, lalu duduk bersampingan dan menikmati makanan buatan ibu dari gadis itu. Setelah makan, gadis itu dan Jojo kembali ke pinggir pantai untuk bermain lagi, berlari, bermain air, dan bukan cuman itu saja mereka berdua juga menikmati es krim bersama, di bawah terik panas matahari yang menerpanya.

***

Mal. pukul 13.00.

Di waktu yang bersama, di tempat yang berbeda. Terlihat seorang gadis sedang bergandengan tangan dengan seorang pria, mungkin lebih tepatnya gadis itulah yang menggandeng tangan pria itu, dan menyeretnya ke setiap toko yang ada di mal itu. walaupun begitu mereka terlihat mesra. Siapa pun yang melihat mereka pasti akan berpikir mereka itu sepasang kekasih.

Sedangkan pria yang di seret ke sana kemari oleh gadis itu hanya pasrah dan terlihat acuh tak acuh. mereka seakan mengabsen satu persatu toko yang ada di dalam mal itu.

Pria itu terlihat lebih tua beberapa tahun dari gadis itu. Namun pria itu terlihat sangat tampan dengan hidung mancung, bibir yang tipis, dan tatapan matanya yang tajam, membuatnya terlihat dingin. Yah, bukan dingin karena ada es batu di wajahnya. Namun karena auranya yang memang membuatnya terlihat dingin. Jika ada seseorang mengatakan bahwa dia sangatlah dingin seperti es, Pria itu pun tak dapat memungkirinya karena memang karakternya seperti itu.

Mungkin dia akan bersikap lembut, hanya pada orang tertentu saja, mungkin keluarganya atau orang yang dia sayangi. seperti pada gadis yang menarik lengannya saat ini.

Gadis itu menarik lengan pria itu dan masuk ke salah satu toko yang ada di dalam mal yang mereka kunjungi. Setelah masuk ke dalam, kedua orang itu di sambut oleh pegawai toko dengan senyuman yang ramah.

Gadis itu pun membalas senyuman pegawai wanita itu, sambil melepas lengan pria itu, lalu dia melihat lihat gaun yang ada di dalam toko itu. Yah mereka tepat berada pada toko pakaian, toko dengan berisi pakaian yang bermerek, sesuai dengan namanya yang bermerek harganya pun bombastis.

"Kak An.!" Panggilnya pada pria itu.

"Hm.?" Pria itu hanya berdeham.

"Aku mau itu.!" Ucap gadis itu dengan manja, sambil menjulurkan satu tangannya menunjuk ke arah gaun yang dia minati, dan satu tangannya menarik-narik lengan pria di sampingnya. Walaupun tahu harga gaun yang dia pilih sangat lah mahal, Namun gadis itu tak sungkan untuk menunjuknya.

"Ambillah dan pilih yang kamu suka" Kata pria itu dengan acuh tak acuh. Pria itu berdiri dan mengikuti langkah gadis itu yang sedang memilih gaun, Dia memperhatikan gadis itu yang memilih beberapa helai gaun untuk dirinya tanpa memedulikan pria di sampingnya.

Setelah memakan waktu yang cukup lama untuk memilih gaun. Pria itu memanggil pegawai toko dan menunjukkan gaun yang di pilih gadis itu. Setelah itu dia dan gadis itu mengikuti pegawai yang membawa gaun pilihan gadis di sampingnya menuju ke tempat kasir, lalu pria itu menyerahkan black card nya pada pegawai wanita yang ada di kasir untuk membayar lima helai gaun yang telah di pilih.

Setelah membayar, mereka pun keluar dari toko itu lalu menuju ke toko lainnya yang berada di mal yang sama. Tanpa mereka sadari semua pegawai di toko yang telah mereka kunjungi tadi, terpesona melihat ketampanan pria itu, 'Beruntung sekali wanita yang bersamanya' Pikir mereka serempak dalam hati.

Sedangkan pria yang membuat para pegawai toko itu terpesona, hanya melangkahkan kakinya mengikuti gadis yang lagi-lagi sedang menyeretnya. Pria itu terlihat acuh tak acuh, dengan satu lengannya ditarik dan satunya lagi memegang barang belanjaan gadis itu.

Setelah itu mereka menghentikan langkahnya tepat di salah satu toko perhiasan. Gadis itu melepaskan tangannya dari lengan pria di sampingnya dan langsung masuk ke dalam, tanpa memedulikan pria itu. Gadis itu langsung menuju etalase di depannya, yang terlihat beragam perhiasan yang tersusun rapi di dalamnya.

Pria itu hanya menghela nafas melihat perilaku gadis itu yang mengabaikan dan meninggalkannya di luar toko, dia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam mengikuti gadis itu.

"Honey.. Kamu ingin membeli sebuah gelang..?" Tanya pria itu.

"Tentu saja.! apa kamu buta dan tidak melihatku sedang memilih..?" Jawabnya, sambil memperhatikan gelang di dalam etalase, tanpa mengalihkan pandangannya.

"...." Pria itu hanya diam setelah mendengar ucapan gadis itu. Yah bisa di katakan jika mulut gadis itu sangatlah pedas.

Setelah melihat semua gelang yang ada di etalase, akhirnya gadis itu menemukan gelang yang dia inginkan. Lalu dia memanggil pegawai toko dan menunjuk gelang yang dia inginkan.

"Aku mau yang ini" Katanya gadis itu.

"Yang mana, Nona..?" Tanyanya memastikan.

"Yang ini.!"

Pegawai toko itu melirik gelang yang ditunjuk oleh gadis itu, lalu melirik ke arah pria yang berada di samping gadis itu, dan kembali mengarah kan pandangannya ke gadis itu.

"Hm, Apakah Anda menginginkan gelang ini Nona..?" tanyanya dengan ragu.

"Iya.! Aku menginginkan yang ini" Jawabnya sambil menunjuk lagi.

"Nona.. gelang ini di rancang hanya untuk seorang gadis.." Ucap pegawai itu sambil melirik pria tampan di depannya.

"Iya.! Aku tahu" Sahutnya

"Nona.. Gelang ini memang berpasangan, Namun hanya dirancang khusus untuk sepasang sahabat, bukan gelang untuk sepasang kekasih" kata pegawai itu menjelaskan.

"hahahaha... Tak usah khawatir, aku memang ingin membeli gelang ini untuk teman baikku, bukan untuk dia" Kata gadis itu, yang telah mengerti dengan ucapan pegawai wanita di depannya, sambil menunjuk pria di sampingnya.

"Apakah kamu mau memakai gelang seperti ini..? jika kamu mau aku akan membelikanmu, tenang saja aku masih mampu untuk membeli ini" Katanya lagi pada pria itu dengan serius, lalu tertawa sambil menunjuk gelang titanium khusus wanita yang terlihat cantik dan imut karena walaupun terlihat polos, namun ada hiasan kecil bermotif kupu-kupu yang bergelantungan di gelang yang berwarna silver itu.

"...." Yang di tanya hanya diam, mendengar ucapan gadis di sampingnya, yang sedang menertawakannya. Walaupun dirinya di belikan ratusan bahkan ribuan, mana mungkin dirinya memakai gelang seorang wanita yang bermotif kupu-kupu. Membayangkannya saja sudah sangat mengerikan apalagi mencobanya langsung. Pikirnya dalam hati.

Sedangkan pegawai wanita di depannya, berusaha setengah mati menahan tawanya dengan bibir yang bergetar, takut menyinggung pria di depannya, karena walaupun tampan namun tatapannya sangatlah dingin.

"Kak An.. jangan membuatnya takut" Sahut gadis itu yang masih tertawa, lalu memandang wajah pria itu yang terlihat makin dingin.

"Aku tidak menakutinya" Jawabnya sambil memandang lembut gadis di sampingnya.

"Baiklah.. Tolong di bungkus terpisah gelangnya, karena akanku berikan pada temanku." Katanya pada pegawai itu setelah mengalihkan pandangannya dari pria di sampingnya. "Oh..! kalo bisa. Gelang yang satunya dibungkus dengan cantik ya.. soalnya temanku sedang berulang tahun hari ini" Lanjutnya lagi.

"Baik Nona" jawabnya, sambil membungkus kedua gelang itu, yang memiliki bentuk dan model yang sama.

Mendengar ucapan gadis di sampingnya, pria itu mengernyitkan dahinya. Karena penasaran akhirnya diapun bertanya. "Siapa temanmu yang berulang tahun..?"