webnovel

Dapatkah ku menolak

Arabella Beatrice Axelle, Semenjak kepergian ke dua orang tuanya untuk selamanya. Dia tinggal di prancis bersama keluarga pamannya. Arnaud Axella, yang tidak lain adalah adik dari ayahnya. Ara selalu menuruti apa pun kata pamannya dan tidak pernah sekali pun protes ataupun menolak apa yang di ucapkan pamannya. karena baginya pamannya adalah orang yang dia sayangi dan hormati selain kedua orang tuanya. Gadis yang sangat penurut. Menuruti kemauan sang paman bukanlah suatu masalah, ia selalu berpikir simpel dan tak mau berurusan dengan suatu masalah yang dapat membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Lalu bagaimana jadinya jika dia di jodohkan oleh sang paman. Dan bagaimana jadinya jika orang yang di jodohkan dengan dirinya itu orang yang dia kenal dan sepengetahuannya adalah kekasih temannya sendiri..? Apakah Ara menolak keinginan pamannya atau membuat pilihan sendiri..?

isma11 · Urban
Not enough ratings
5 Chs

Layaknya kakak beradik

Mendengar ucapan gadis di sampingnya, pria itu mengernyitkan dahinya. Karena penasaran akhirnya diapun bertanya. "Siapa temanmu yang berulang tahun..?"

"Arla" Jawabnya kesal. yah hanya dia yang memanggil temannya dengan nama ini.

"Yang selalu menemanimu menunggu di depan gerbang sekolah untuk menungguku, bahkan sampai sekolah itu terlihat sepi.?" Tanyanya lagi

"Iya.! siapa lagi jika bukan dia, satu satunya teman yang selalu mengertiku, kecuali untuk yang satu ini" Ucapnya kesal. mengingat bahwa dirinya di tolak dan tidak di biarkan mengunjungi rumah temannya yang berulang tahun karena sebuah alasan ingin menghabiskan waktu hanya dengan kedua orang tuanya saja.

"Lalu, kenapa baru sekarang membeli hadiah untuknya dan bukan kemarin.?" Tanya pria itu lagi.

"Sebenarnya aku ingin membelikannya kemarin. Namun, aku sangat kesal padanya yang menolakku datang ke rumahnya... katanya dia akan menghabiskan waktu di luar bersama orang tuanya, dan juga tak memberitahuku ke mana dia pergi" Jawabnya yang masih terlihat kesal.

Tidak lama kemudian pegawai itu datang menghampirinya dan memberikan dua gelang sahabat yang telah di bungkus "Nona, ini gelangnya" Kata pegawai itu, sambil menyerahkan paper bag kecil kepada gadis itu, karena sebelumnya dia sudah membayarnya sendiri di kasir.

"Aku akan ke rumahnya besok pagi dan memberikan gelang ini" Katanya dengan tiba-tiba, sambil menunjukkan paper bag yang berukuran kecil itu pada pria di sampingnya dan melangkah keluar dari toko perhiasan itu.

Akhirnya pria itu tahu alasan gadis itu kesal seharian ini dan melampiaskan kekesalannya padanya, dengan menyeretnya ke sana kemari tanpa henti. bagaimana rasanya menemani seorang perempuan berbelanja.? sungguh sangat melelahkan baginya, namun untung saja gadis ini salah satu dari orang yang dia sayangi. Setelah membeli gelang barulah mereka berdua pulang dan meninggalkan mal itu.

***

Sedangkan di pantai gadis yang berulang tahun itu sedang asik berebutan Es krim bersama seorang anak kecil. Mereka layaknya kakak beradik yang sedang berebutan es krim, lebih tepatnya gadis itu yang mengganggu Jojo yang sedang menikmati es krimnya, yah gadis itu sangatlah jail, tapi saat melihat air mata Jojo mulai berjatuhan lagi, barulah gadis itu menyerahkan es krim Jojo kembali dan tak bisa menahan tawanya melihat wajah lucu Jojo yang hampir menangis itu.

"Pffft.. Jojo kamu sangatlah lucu". Ucap gadis itu sambil menutup mulutnya dengan satu tangan dan tangan lainnya mengusap kepala Jojo, lalu mencubit pipinya yang bulat.

"Bibi, apa aku boleh membawa Jojo pulang bersamaku..? aku akan merawat dan juga menjaganya" Ucap gadis itu dengan asal pada ibu Jojo.

Siapa coba yang tidak gemas dengan Jojo yg memiliki pipi tembam dan juga mata yang bulat, walaupun begitu Jojo tetap terlihat tampan, cuman dia terlihat lebih menggemaskan. Siapapun pasti ingin mengantonginya dan membawanya pulang. 'Sayangnya Jojo manusia jadi tidak bisa di kantonginya'. Pikir gadis itu, lalu menghela nafas.

"Cantik.. kalo kamu membawanya pulang ke rumahmu, takutnya nanti Jojo menghabiskan semua stok makanan di rumahmu." Ucap ibunya Jojo dengan wajah dan tatapan serius, yang di buat-buat sehingga terlihat meyakinkan.

"Ibu..!" Teriak Jojo dengan suara menggemaskan, tidak terima dengan ucapan ibunya, mengatakan bahwa dia dapat menghabiskan semua stok makan milik gadis itu, Yah walaupun Jojo memang suka makan, tapi tidak berlebihan.

Mereka semua tertawa setelah mendengar ucapan ibunya Jojo dan juga teriakan Jojo yang tidak terima perkataan ibunya.

"hahaha.. dari pada Jojo. Bagaimana jika kamu merawat dan menjaga kakaknya Jojo saja, cantik..?" Ucap wanita itu dengan tawanya.

"Jojo punya seorang kakak..?" Tanya gadis itu.

"Iya.. bibi memiliki dua putra. Dia lebih tua beberapa tahun darimu, tapi walupun begitu kakaknya Jojo tampan loh." Jawabnya pada gadis itu, dengan menunjukkan dua jarinya. Lanjutnya lagi "Kalo kamu mau dengan putra sulung bibi.. bibi akan mengizinkanmu untuk menjaga dan juga merawatnya, dan dia belum pernah memiliki kekasih jadi kamu tenang saja." Tersenyum lalu menaik turunkan alisnya, dan juga memberikan jempolnya Seakan menawarkan produk terbaik pada para konsumennya.

"...." Gadis itu hanya diam setelah mendengarkan ucapan dari ibunya Jojo, dia bingung mau menjawab apa. Sedangkan ayahnya Jojo malah menggelengkan kepalanya mendengar ucapan istrinya, yang sedang mempromosikan putra sulungnya kepada gadis itu.

"Kenapa cantik..? kamu sudah punya kekasih..?" Tanya wanita itu karena tidak mendapatkan respon. Mendengar bahwa dirinya di beri pertanyaan, gadis itu pun menggelengkan kepalanya.

"Tidak bibi.. aku tidak memiliki seorang kekasih." Jawab gadis itu dengan polos.

Mendengar jawaban gadis di depannya, wanita itu terlihat bersemangat dan langsung saja menepuk kedua telapak tangannya, lalu berkata. "Baguslah jika begitu..!" lanjutnya lagi "Bibi berharap kamu berjodoh dengan putra sulung bibi". Setelah mengucapkan kalimat itu, ibunya Jojo tersenyum lebar, menarik tangan gadis itu dan memeluknya lalu mengelus lembut punggung kecil gadis cantik itu.

Lagi-lagi ayahnya Jojo menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuan istrinya itu. Sedangkan kedua orang tua gadis itu hanya bisa ikut tersenyum dan menatap putrinya yang di peluk oleh ibunya Jojo.

Mereka menganggap jika ibunya Jojo mungkin hanya sedang bercanda pada putrinya. Bahkan jika yang di katakan ibunya Jojo itu bukan sekedar candaan. Orang tua gadis itu tidak akan mempermasalahkannya, karena setelah berbincang bincang sebelumnya, mereka tahu bahwa keluarganya Jojo adalah orang-orang yang baik.

Tapi semua itu tetap pada pilihan putrinya, mereka hanya ingin yang terbaik untuk putrinya dan melihat putri mereka bahagia atas pilihannya sendiri.

Jojo yang melihat ibunya memeluk gadis itu terlihat bingung, dan memanggil ibunya lalu bertanya "Ibu..! ibu..! kenapa memeluk kakak cantik..?" sambil menarik baju ibunya.

"Jojo bertanya, kenapa ibu memeluk kakak cantik..?" Bukannya menjawab langsung pertanyaan putranya, tapi malah bertanya balik tentang ucapan putranya. Jojo yang tanya oleh ibunya hanya menganggukkan kepalanya.

"Sayang.. ibu memeluk kakak cantik, karena kakak cantik akan jadi kakakmu". Ucap wanita itu lembut dan percaya diri, dengan senyuman di bibirnya.

"Whoaaa.. benarkah.? kakak cantik akan jadi kakakku..?" Tanyanya dengan gembira.

"Iya.. tapi hanya jika kakak cantik.. Mau menerima kakaknya Jojo." Kata ibunya dengan ekspresi sesedih mungkin.

"Kakak cantik.. Mau kan jadi kakak Jojo..?" Tanya Jojo dengan polos pada gadis itu.

"...." Gadis itu hanya diam saat di tanya oleh Jojo. Karena dia hanya diam, Jojo bertanya lagi. "Kenapa.? Kakak cantik tidak mau jadi kakak Jojo" dengan mata yang berkaca kaca.

"Err.. Bukan seperti itu Jojo, kakak mau. tapi..." Jawab gadis itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, belum sempat melanjutkan, perkataannya sudah disela oleh Jojo.

"Yess..! kakak cantik jadi kakaknya Jojo" Jojo berseru kegirangan dan terdengar gembira, "Yess..! Jojo punya dua kakak" Lanjutnya sambil mengangkat angkat kedua tangannya ke atas. bagaikan mendapatkan sebuah hadiah yang luar biasa.

Saat melihat putra bungsunya yang kegirangan. Ibunya Jojo ikutan kegirangan sambil memeluk suaminya. Sedangkan ayahnya Jojo yang di peluk, hanya pasrah dan untuk kesekian kalinya dia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istri dan juga anaknya.