webnovel

Tahun yang Mulai berbeda Tanpa kehadiranmu

Sebulan penuh lamanya umat muslim menunaikan ibadah puasa. Tibalah saatnya untuk menyambut hari kemenangan Idul Fitri. Lila sudah bersiap siap untuk pergi ke Masjid untuk melaksanakan Sholat 'Ied, Lila menuju masjid yang biasa dia melakukan shalat tarawih dari kecil. Lila pun melaksanakn sholat berjama'ah dengan husyuk sampai tuntas.

seperti tahun tahun sebelumnya, yang sudah menjadi tradisi, setelah turun dari Masjid Lila akan melakukan ritual Sungkeman bersama keluarganya. lalu pergi ke rumah tetangga. setelah itu baru Lila akan ikut kedua orangtuanya untuk bersilaturahmi ke hamdai tolan.

begitupun dengan keluarga Arif. masih tidak ada yang berbeda dari tahun yang lalu.

Namun yang membedakan saat ini adalah Arif mulai tumbuh remaja, jadi dia sudah tidak ingin ikut bersama orangtuanya untuk bersilahturahim ke sanak family, dia lebih memilih pergi bersama teman temannya ke pantai.

saat Arif berangkat ke pantai Lila datang bersama kedua orangtuanya.

"Lhooooooo Lila, masih aja mungil kamu ndok, tapi cantiknya makin bertambah aja" Puji Ummi Titis pada Lila. Lila yang sudah lupa pada keluarga Arif hanya tersenyu memdengar pujian itu.

"Mase baru saja keluar ndok sama temen temennya". lanjut Ummi titis. 'Siapa yang nanya ya? tapi beliau lagi ngomong siapa ya? Mas itu siapa? ' batin Lila.

"Pergi kemana anak mu Ndok? " tanaya abi Lila pada ummi Titis.

"Katanya kepantai paman, tadi setelah bikin heboh warga sekampung dengan mercon blanggirnya mereka terus pergi kepantai, tadi pamitnya sampai jam 3 sore nanti. maklumlah paman anak laki laki, gak suka di ajak bareng sama orang tuanya, merasa sudah besar dia" jawab ummi titis panjang lebar.

Lila agak sedikit bingung, tapi dia diam saja.

setelah meletakkan suguhan Abah awan mempersilahkan kepada tamunya itu.

"Kamu mondoknya krasan ndok? " tanya abah awan

"iya Anom, krasan, seneng bamget di pondok banyak teman dari kota kota lain" jawab Lila bohong, padahal dia belum kerasan, tapi setidaknya frekwuensi menangisnya sudah hilang 🤣🤣🤣🤣 gak seperti masih baru dulu, tiap selesai sholat pasti nangis.

Di pantai....

"Kamu gak pengen pulang Syam? siapa tau Lila datang" goda Bahtiar pada Arif.

"Aaaaaaaahh ngapain nunggu yang belum jelas. nanti kalok sudah dewasa kalok kami jodoh gak bakal kemana juga. sekarang aku mau fokus jadi bujangan kecil aja dulu, sebelum pacaran. ntar baru belajar pacaran sama si Angga" jawab Arif sambil berseloroh.

'Ya, jika Lila memang di takdirkan untuknya maka mereka pasti akan bersatu entah kapan itu, tapi jika tidak maka Syam bertekad akan meminta pada Allah untuk bersama Lila sampai ke akhirat' batin Syam mulai meyakinkan diri sendiri.

Sejak SMP ini Lila dan Syam tidak pernah bertemu sama sekali, baik dalam acara keluarga maupun hari raya lebaran, seakan akan mereka di takdirkan bertemu untuk berpisah dan tak pernah berjodoh lagi.

Nuris dan Arif menjalani kehidupan remaja masing masing dengan dunia yang berbeda, Nuris masih dengan gaya slengeannya, Arif yang awalnya adalha anak pendiam sedikit mulai berubah perangainya menjadi anak yang gaul dan bebas. tapi prestasi masih mereka raih walau dalam bidang yang berbeda.

Hingga tak terasa kini mereka sudah berada di kelas 3 tingkat SMP.

Nuris yang berada di pondok mengikuti kegiatan intensif bahasa inggris untuk memberi nilai tambah dalam ujiannya walau sebenarnya Nuris buruk dalam percakapan bahasa inggris.

Nuris mengikuti kelas intensif sejak kelas 2 MTs, tapi untuk percakapan Nuris tak pernah bisa unggul dari Anis.

"Ris, dipanggil Ustadza Anis yusroh tu di tunggu di kantor sekolah" teriak Qiqi, yang kini menjadi sahabat kentalnya itu, dimana ada Nuris disitu pasti ada Farida dan Qiqi. "Eh, ustadzah Anis ngapain nyari aku?" tanya Nuris agak bingung.

"Katanya kamu belum setoran hafan Asmaul husna" jawab Farida. Nuris tepok jidat, "Ya Allah, aku lupa Qi Da, gimana dong, aku belum hapal ini"

akhirnya Nuris berusaha mengahapal Asmaul husna secepatnya, karena dia tinggal sedikit lagi yang belum hapal, lali tiba tiba mata Nuris menangkap sesosok tubuh yang sangat di kaguminya "Aduuuuuuuuh,,, Suliwa ku datang" ujar Nuris menghayal, kedua sahabatnya menatap Nuris malas dengan tingkah konyolnya yang sudah kumat, mereka tau siapa yang sedang di bicarakan Nuris. "kak Doni, I Love you puuuullll" lebay Nuris bikin enek kedua sahabatnya.

"Udah dong Ris, matamu melotot udah hampir copot tau" sergah Qiqi.

"Btw, pak Doni ngapain ya kesini? mau nembak aku kali ya? tau aku dah lama ngefans dia" Ge Er Nuris tingkat dewa membuat kedua temannya makin eneg.

"Ris kamu di tunggu ustadzah anis Ris" farida mengingatkan kembali

"bentar Da, aku mau kepastian masadepan aku dulu" jawab nuris masih hidup di alam hayalannya.

tanpa ragu Nuris masuk ke kelas 2 dimana pak Doni mengajar, lalu duduk tepat di depan bangku guru.

tujuan Nuris sudah jelas mau ngecengin Guru ganteng tersebut.

pak Doni Arisandi>, memiliki Postur tubuh yang ideal, tinggi, tegap, kulit kuning langsat seperti milik perempuan, wajah cukup tampan, bibir merah alami karena pak doni bukan perokok, hidung yang mancung, sekarang beliau menggunakan kopiah, saat Nuris menyelinap jadi mahasiswi gadungan Nuris melihat pak Doni tanpa kopiah sangat tampan dengan rambut belah tengah, memgingatkan Nuris pada seseorang tapi Nuris lupa pada orang itu bertemu dimana.

Nuris menikmati pemandangam di depannya dengan seksama, samapi pak Doni menegurnya

"Kamu bukan dari kelas ini kan? " tegur pak Doni tepat di depan muka Nuris, membuat Nuris gelagepan saat tersadar wajah mereka sangat dekat.

Muka Nuris sontak memerah di buatnya, terang saja adek kelasnya menyorakinya.

Tapi dasar Nuris Pe denya tingkat tinggi dia langsung bilang "Iya pak, saya dari kelas 3, tapi saya di turunkan karena speak saya buruk pak makanya di turunkan" tentu saja itu hanya alasan Nuris agar dia bisa berlama lama melihat wajah pak Doni. 'Rela deh gue ngulang lagi, asal gue bisa mantengin terus wajah ganteng ini' hati Nuris berkata.

Pak Doni yang pernah dengar tentang Nuris memiliki perasaan padanya langsung paham dengan maksud Nuris.

'Baiklah gadis kecil, sampai mana rasa suka mu pada ku? selama ini perempuan yang suka pada ku selalu menjaga hati dan prilaku mereka di depan ku, berbeda denganmu, yang cukup terang terangan, bahkan kamu mengungkapkan perasaanmu pada adik ku Rinta yang notabene adalah seniormu dulu.'

"Baiklah adik adik, kita mulai pelajaran kita dari 'tenses', pak Doni akan menerangkan apa itu Tenses, tenses adalah...... " suara jernih pak Doni ibarat musik yang mendayu di telinga Nuris 😁😁😁

akhirnya kegiatan belajar mengajar di kelas itupun berlangsung sangat cepat menurut Nuris, beberapa kali dia kepergok sedang menatap ke arah pak Doni sambil tersenyum, tanpa terasa pelajaran intensif bahasa inggris pun selesai, Saat semua siswi keluar Nuris duduk dengan anteng di tempatnya, setelah semua siswi tak terlihat, pak Doni menatap ke arah Nuris.

"Kamu kenapa gak lanjut dulu di kelas 3 Ris? " tanya pak Doni yang di sambut senyum oleh Nuris.

"Karena kakak, kak Doni ganteng deh, aku suka sama kak Doni" Nuris ceplas ceplos mengungkapkan perasaannya

Doni terkejut, tapi dia langsung menguasai perasaannya.

'Duuuuuuuh, masak aku kudu bisa di baperin anak seupil ini? ya Allah, aku sudah dewasa, bukan mencari pacar tapi mencari pendamping hidup, kalok aku terbawa perasaan pada gadis kecil ini betapa jahatnya aku merusak masa depan dia ya Allah. gak boleh, kamu gak boleh terbawa perasaan padanya Doni' peringatan dari dalam hati Doni membuat Doni sadar dari keterkejutannya.

"Nuris suka kak Doni? mau jadi Istri kak Doni? " pertanyaan Doni sukses membuat Nuris gelagepan

'Aaaaaiiiiiiih, Nuris, suka sih suka, tapi kalok nikah? ya Allah Riiiiiisss, kamu mau jadi apa kalok nikah masih kecil? baligh aja belum' hati kecil Nuris menolak

"Eh kak, kakak kalok becanda gak kira kira, Nuris kan masih kecil kak? Nuris masih pengen sekolah yang tinggi, pengen ngejar cita cita Nuris kak" jawab Nuris polos.

"Berarti Nuris gak Cinta dong sama kak Doni?" tanya Doni pura pura sedih.

Nuris bingung, apa itu cinta beda sama suka ya?

"emang beda ya kak, suka sama cinta? " tanya Nuris polos. Doni tersenyum 'ternyata benar benar bocah polos' ungkap hati kecil Doni

"Belum saatnya kamu tau Ris, nanti kamu akan paham saat kamu benar benar merasakan Cinta pada seseorang yang bisa membuatmu merasakannya. " jawab Doni

'kalau saja kamu udah Aliyah Ris, mungkin aku tak akan melepasmu gadis kecik'bisik batin Doni.

"Nah sekarang kita kembali ke pondok ya Ris? kamu harus berhenti menatap laki laki tampan seperti kak Doni, fokus pada pelajaran mu dari sekarang" Nasihat terkhir Doni tak di dengarkan oleh Nuris, dia masih memikirkan perkataan Doni tentang suka dan Cinta.

'apa bedanya sich? ' batin Nuris.

akhirnya dia pun pergi menemui ustadzah Anis Yusroh. untuk setor hapalan Asmaul Husna.