webnovel

Memasuki Masa Remaja

Acara tahunan lepas kenang siswa kelas tiga sudah dekat. Syam yang senakin hari semakin tumbuh menjadi laki laki tampan, dengan tinggi 175 cm memiliki wajah yang rupawan hidung mancung, rahang tegas, bibir merah alamami karena tak merokok. dan masih dengan rambut yang di belah bagian tengah serta bagian belakang yang terpotong rapi, membuat aura ketampanan darinya menyilaukan mata siswa wanita.

Saat itu Syam sudah tumbuh menjadi anak yang sedikit urakan, karena pergaulannya dengan anak anak yang nakal. Namun dirumah dia masih jadi anak yang sholeh seperti yang di inginkan orangtuanya. Senakal nakalnya Syam, dia belum pernah berpacaran dengan ana perempuan karena dia masih memegang teguh amanah orangtuanya, bahwa jika sampai ada perempuan yang di bawa Syam kerumah maka di jamin perempuan itu akan tinggal di sana selamanya, dan Syam akan putus sekolah.

"Kak Syam, bisa ngobrol sebentar? aku mau ada yang di bicarain sama kakak, aku tunggu di ruangan Lab ya kak?" pinta seorang gadis.

Syam menuruti kemauan gadis itu, Syam berjalan ke arah Lab, dan menemui adik kelasnya itu, Syam tau bahwa dirinya akan di tembak lagi oleh anak perempuan. ini sudah kesekian kalinya bagi Syam di tembak oleh cewek, sejak kejadian Mila menembak Syam dan Syam menolak Mila itu sudah bukan hal yang mengejutkan.

Tapi entah kenapa Syam tak pernah sesikitpun tertarik pada para gadis ini.

Syam malah merasa sedikit jengah, dengan perlakuan mereka.

saat sampai di Lab.....

"Kenapa dek? apa yang mau di bicarain?" tanya Syam pada gadis yang bernama Hilmi itu.

"Kak, Aku suka kak Syam, aku ingin jadi pacar kak Syam," gadis itu merona merah, Syam sudah tak terkejut lagi, dan ini pun untuk kesekian kalinya dia menolak gadis cantik.

"Maaf dik,,,, aku gak punya alasan sebenernya buat nolak, kamu cantik, pintar, dan lemah lembut, tapi satu alasan yang tak pernah berubah buat aku menolak cewek, aku masih ingin sekolah, kita masih terlalu lecil untuk berpacaran. percayalah padaku, aku bukan cowok yang tepat buat kamu" walu halus namun Hilmi sangat terpukul, dia sudah memperkirakan hal ini karena itu dia mempersiapkan mentalnya sejak awal.

"kalou begitu aku gak masalah tapi izinkan aku meminta sesuatu dari mu kakak" pinta Hilmi

"baiklah, katakanlah, jika aku mampu aku akan memberikannya" jawab Syam menyanggupi permintaan gadis do depannya.

CUP, bibir gadis itu menempel sekitar 10 detik di bibir Syam, membuat Syam netra membulat sempurna. pikiran Syam ngeblank, tak tau harus bagaimana, jiwa sucinya memberontak, ingin mendorong gadis ini, tapi sebelum itu di lakukan Hilmi sudah berlari entah kemana.

meninggalkan Syam yan terpaku, tertegun oleh pebuatannya. ' ciuman pertama ku, oooooooohhhh tidak, dia mencuri ciumsman pertama ku,, aaah SI*L', Syammarah dalam hati.

tapi dia tak bisa melakukan apapun.

saat kembali ke Syam mendapati lokernya berisi surat.

tanpa dia ketahui sepasang mata dengan warna hazel menatap ke arah Syam yang memegang surat itu dan membacanya

DEAR MY DREAM BOY

AKU TAK MAU BERLAMA LAMA MENGURANGI KONSENTRASI BELAJARMU, AKU LANGSUNG SAJA

"MAUKAH KAMU JADI PACARKU? " BALAS SURAT INI

DARI KU YANG MENCINTAIMU

HILMI

KELAS 2 B

nb: jika kau merindukan aku, maka tataplah langit malam, karena aku ada di antara bintang bintang.

💝💝💝😘😘

Syam hanya geleng geleng kepala setelag membaca surat itu memasukkan surat kedalam amplopnya yang wangi lagi.

setela itu menyimpannya kedalam Tas.

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

Nuris yang saat ini pusing dengan berbagai hapalan baik di diniah maupaun di sekolah formalnya membuat Nuris sedikit tertekan, dan akhirnya memutuskan akan ikut para mahasiswi ke kampus untuk kuliah menggantikan salah satu pengurusnya yabg malas kuluah, lumayanlah, dapat uang cuci mata lagi.

Nuris bersiap memakai baju yang di pinjamnya dari Kak Imah, karena tubuh mereka sama mungilnya, dengan tinggi kak Imah 155 dan Nuris 145 maka dengan mudah Nuris menyesuaikan diri dengan baju itu.

setelah itu Nuris berangkat kuliah bersama Kak imah dan kawan kawannya, kali ini dia akan jadi mahasiswi semster 6 di fakultas Dakwa. menggantikan Kak Anim.

Sampai di kampus, yang juga banyak anak cowom berkeliaran tiba tiba ada yang myebut nama belakang Nuris.... "Lila.... " panggil seorang cowok.

Nuris pura pura gak denger karena takut akan ketahuan dosen.

Tiba tiba saja tangan Nuris di tarik, Nuris menoleh dan dia melihat sahabat kak Ifnurnya. ya itu Kak Ilham...

"Kak ilham? eh ngapain kakak di sini" Nuris bertanya sambil nyengir kuda.

"Lhoooo ... seharusnya aku yang bertanya, kamu ngapain disini? nyamar jadi mahasiswi lagi" hardik Kak ilham

duuuuh Mulut Kak Ilham lemes banget sich batin Nuris

refleks Nuris menutup mulut Kak Ilham. toleh kanan kiri merasa aman dia membuka bekapan di mulut Ilham

"beh beh behbeh..... apaan sich Lila? tangan mu kotor ya?, alergi ku bisa kumat ni Lila" sungut Ilham pura pura marah, dan meludah ke kanan kiri

"yeeeee Kak ilham, punya mulut di ngajiin napa kak, kakak kan putra? pengajiannya langsung pengasuh tu, nggak kakak kandung nggak sahabatnya, punya mulut kom lemes banget udah kayak cewek aja" sungut Nuris.

"Aku tu lagi jadi mahasiswi bayaran kak. kakak jangan buka rahasia dong" jujur Nuris

"Whaaaaatttt, hahahahahhahahahahha, mata dosen mana yang gak bisa bedain mahasiswi asli ma gadungan Lila? kamu gak lupakan? badan kamu tu terlalu mungil Lila untuk ngaku jadi mahasiswi. lha kamu aja berhenti tumbuh gitu kok ahahahahahahahahahah"

'Bener bener ni sahabatan berdua, kejem banget kalon ngomong'batin Nuris nyerocos.

"Si*alan kakak Ni, mentang mentang sahabatan ma kakak ifnur ya? kalian samaan banget punya bibir Lemes, tu mulut kejem banget dah ah, demen banget ngatain aku berhenti tumbuh. Liat aja kak Ilham, nanti pas aku kelas 2 SMA aku akan bikin kak Ilham dan kawan kawan terpesona sama aku kak" balas Nuris jengkel pada sahabat kakaknya itu.

setelah menghentakkan kaki nya dia pergi meninggalkan Ilham yang semakin terbahak bahak melihat tingakah gadis kecil yang sudah seperti adeknya itu.

iyalah seperti adik, lhaaa siapa yang mau ngakuin dia pacar? secara dia tau banget kebiasaan dan seluk beluk Nuris dari kecil, yang ada dia ilfil sama Nuris yang menurutnya badannya berhenti tumbuh itu. ...

saat kembali ke ruangan yang di tuju Nuris segera mencari tempat yang strategis buat dia mencari wahyu, karena Ilham menyebalkan maka dia akan mencari wahyu, alias tidur.

tanpa Nuris sadari sepasang Netra sedari tadi memperhatikan Nuris yang menurutnya tidak terasa asing.....

yaaaa itu Doni, yang menjadi asisten dosen dan sedang menggantikan dosen yang harus mengisi namun karena suatu hal jadi meminta Doni yang mengisi.

saar Nuris memfokuskan pandangannya kedepan tak sengaja pandangan matanya bertabrakan dengan Doni.

"Si*l !!!, pak Doni pasti tau gue mahasiswi gadungan nih pasti." Nuris langsung menutup wajahnya dengan bukunya.

dan menarik baju kak Ima di sampingnya.

"Kak itu pak Doni arisandi kan? kok dia jadi dosen? "

"Lhooo kamu kenal Ris? iya beliau Asdos" jawab Kak Ima.

"Dia guru intensif ku Kak, mati aku daaah" Nuris memelas.

Nuris mencari akal untuk kabur.

Lalu saat Pak Doni mengahadap ke papan tulis untuk menerangkan materi yang di sampaikan dengan gesit Nuris keluar ruangan,, 'untung aja aku udah tanda tangan absen kak anim' Hatinya merasa lega.

dia keluar dan pergi ke balkon bagian selatan untuk menunggu semua Pengurusnya. mata yang tadinya ngantuk mendadak hilang entah kemana rasa kantuk itu.

saat asyik menikmati pemandangan malam di kampus bahu Nuris ada yang menepuk, Nuris tak berani menoleh, karena dia takut itu hantu. hingga sebuah suara membuat Nuris lebih terlonjak kaget

"Nuris, kamu ngapain di sini dik? " tanya pak Doni

"kakak ngapain keluar? kok gak lanjut ngajarnya? aku nunggu semua pengurus ku pulang kak" jawab Nuris jujur.

"Kamu kok bisa disini? kamu mau ketemu siapa? " pak Doni masih kepoin Nuris

"ak aku aku aku mau ketemu kak Khalil kak" jawab Nuris gagap, karena masih mikir alasan apa.

"ooooh kirain nyariin Kak Doni" Doni menggoda Nuris walau sebenernya juga berharap iya.

"eeeehhhh nggak kak, kalok sama kakak kan bisa ketemu tiap hari di intensif? " Nuris polos

Doni menatap Nuris sendu, "Ya Allah Ris sayang kamu masih Mts, coba saja kamu sudah Aliyah, beneran, gak bakalan aku lepas" batin Doni berbisik.

Nuris yang di tatap seperti itu merasa jengah juga.

akhirnya dia berpamitan "Kak saya ke kantin dulu ya?, tolong sampaikan pesan Saya ke kak Imah, saya di kantin, terima kasih Kak." kata Nuris sambil berlari.

saat Doni ingin menangkap Nuris namun tangannya kalah gesit dengan pergerakan Nuris yang Mungil, akhirnya Doni hanya menangkap angin, dia menatap kepergian Nuris dengan senyum

"Ya Allah, jagalah hati Hamba jangan sampai hamba jatuh hati apa lagi sampai jatuh cinta pada gadis kecil itu ya robb."

---***----

Setelah kejadian malam itu Nuris tampak menghindar dari Doni, Nuris tak lagi mengikuti Intensif yang di ajarkan Doni.

Hari senin adalah hari pertempuran Siswa kelas 3 MTS, karena hari itu adalah UAN, Nuris yang tak pernah belajar terlihat sedikit grogi, sampai dia lupa belum sarapan, untungnya pengurusnya sangat telaten pada Nuris, Kak Ima mengambil Nasi kuning, dan dia mengahampiri Nuris yang terlihat memakai sepatu bersiap siap untuk berangkat,

"Sarapan dulu Ris" ajak Kak Imah

"nggak ah kak, nggak keburu ini" jawab nuris sambil memakai jilbabnya.

"Kakak suapin, kamu sambil makek atributmu dan sepatumu sana" kata kak ima sambil menyuapkan Nasi ke mulut Nuris.

kak Suci yang melihat itu sedikit kesal pada Nuris, 3 tahun mereka kenal, dan Suci berusaha dekat dengan Nuris tapi Nuris masih saja cuwek, tapi sama Imah dia malah lengket gitu.

apa Nuris emang gak suka punya ipar aku ya? pikiran buruk menyerang hati kak Suci.

"Ris Nuris kamu dia ajak makan kak Suci Ni loh" suara cempreng khas kak Dwi mengagetkan Nuris.

"makasih kak, tapi aku udah makan nih" jawab Nuris dengan mulut penuh makanan.

"Kamu masih takut sama kak suci Ris? " tanya kak Yuli

Nuris diam tak menjawab.

"Eeeeeh apa yang kamu takutin? dia ini kak Suci namanya Sri Suci Endang bukan Sri gala Nuris" sahutan kak Dwi mendapat respon jitakan di kepala oleh kak Suci

Nuris tersenyum lucu ke arah mereka.

setelah selesai masang sepatu, dan minum Nuris menyalami Kak Imah seperti orang tuanya sambil berkata "Doakan aku sukses ya kak? "

Lalu Nuris menyalami ke tiga teman dan pacar kholil bergantian.

"Aku gak takut kok sama kak Suci. tapi aku sungkan aja, karena kak Suci duluan yang jaga jarak kami, tapi kali ini aku gak mau makan karena aku keburu buru, aku ujian sekarang, mohon doanya kakak kakak cantik" kata Nuris saat menyalami kak Suci, lalu mencium tangan Suci. refleks Suci mengusap kepala Nuris dan mencium sayang pada adik pacarnya itu, walau sekarang sudah putus. tapi hati Suci tak pernah beranjak dari Nuris.

rasa bersalahnya karena sudah memberi rasa takut dulu masih menghantuinya.

"ya udah, semangat ya? semoga sukses" jawab Suci sambol menjawil pipi tembem Nuris.

yang di jawil malah mengerucutkan bibirnya.

Nuris memang tidak suka di jawil di area wajah

melihat itu ke3 pengurusnya tertawa

Nuris pun di tarik berangkat oleh kawan kawannya.

bersiap mwnghadapi pertempuran, penentuan kelulusan di akhir tahun pelajaran ini.