webnovel

part 2

Namaku Queen Lingzhi kata ibu Lingzhi merupakan jamur herbal tertua yang digunakan sebagai obat tradisional. Ibu bilang kehadiranku menjadi obat yang mempererat hubungan keluarga kami dan berharap kelak aku bisa menjadi ratu di hati seseorang yang juga spesial. 

Aku telah menikah dengan Alden Alaric Sanjaya pria dingin yang menjadi suamiku, kami menikah karena perjodohan orang tuaku dengan kakek Alaric. Mereka sudah bekerja sama sejak lama bahkan orang tuaku dan mendiang orang tua Al dulunya bersahabat. 

Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat aku masih duduk di sekolah dasar, sehingga dia harus mengelola perusahaan Saat usianya masih sangat muda. Itulah yang pernah diceritakan oleh ayahku.

Meskipun kami menikah karena perjodohan, aku sudah mencintainya pada pandangan pertama. Siapa wanita yang tidak tertarik dengannya pria tampan mempesona yang pasti dia kaya incaran banyak wanita, meskipun sikapnya dingin aku tetap Menyukainya, bahkan aku sudah menyukainya sejak aku masih kecil, saat kita sering bersama. Aku tidak tahu apakah dia masih mengingatku atau tidak. Dulu dia selalu menjagaku yah meskipun sikapnya sama dingin.

Namun saat pertemuan kita kembali setelah dewasa di acara Perjodohan itu, Dia seolah tidak mengenalku. Seperti pertemuan itu adalah pertemuan pertama kita dan aku hanya bisa Mengikuti alur saja. Setelah menikah aku dan Al selayaknya orang asing, tidur di kamar yang berpisah berbicara seadanya bahkan setelah itu dia harus pergi dinas selama 1 tahun untuk mengurus perusahaanya dan tidak memberi kabar sama sekali. Aku tak keberatan bila ia bekerja namun aku berharap ada kabar darinya, aku sudah sangat menahan diri untuk tidak menghubunginya aku takut mengganggu pekerjaanya dan dia tak suka. Aku melawan egoku dan menghubunginya terlebih dahulu namun tak pernah ada balasan, aku hanya bisa menunggunya dalam penantian yang sepi.

Sekembalinya dari dinas pun ia masih bersikap dingin padaku, aku tak masalah dengan sikap dinginnya sebenarnya. Dia melupakan anniversery kitapun aku masih bisa bersabar, namun tak ada angin tak ada hujan dia langsung membicarakan mengenai perceraian, dan tiba-tiba aku mendapati surat pengajuan percerain itu. Apa apaan ini aku tak bisa menerima keputusan ini begitu saja. Dan akhirnya aku malah jadi berbaring di ranjang yang tidak ingin ditempati oleh siapapun, ranjang pesakitan ini. Alaric bilang aku sudah koma selama saeu minggu, hingga  aku tersadar dan keluar begitu saja kebohongan dari mulutku. namun aku tidak menyesalinya karena dengan begini aku bisa melihat sisi lain dari dirinya. Sisi lain dari seorang Alden Alaric Sanjaya yang belum ku mengerti sebelumya. Meskipun hatiku tak tenang dan gelisah karena membohonginya. Ada ketakukan bagaimana bila ia mengetahui kebohongan ku dan menceraikanku? namun bukankah sebelumnya dia juga sudah menginginkan perceraian? jadi kuputuskan untuk tetap melanjutkannya entah sampai kapan, tak hatu apa yang akan terjadi kedepanya, setidaknya aku masih ingin berlama-lama bersamanya melihatnya dan dengan semoga aku berharap muncul rasa suka walau hanya  satu persen dari rasa sukaku padanya.

Selama aku dirawat dia selalu menjagagu bahkan pekerjaanya ia bawa kerumah sakit, ia bahkan mau menyuapiku hal yang tak pernah kudapatkan sebelumnya. lingkaran hitam juga muncul dibawah matanya mungkin ia kurang tidur karena menjagaju dan bekerja. bayangkan saja dulu ia bekerja hingga lupa waktu dan sekarang ditambah aku itu yang terpikir oleh ku. ayah dan ibuku juga terkadang datang menjenguk namun saat menawarkan bergantian menjagaku dia menolak.

terkadang dia dan orangtuaku serta dokter terlibat pembicaraan yang sepertinya penting yang tak ku tahu apa yang mereka bicarakan, entah.

...