webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

IV-250. Memikirkan Seekor Burung

[Konfirmasi kedatanganmu atau kita tidak akan pernah mencapai kesepakatan apa pun] sepetinya pesan yang menyusup di handphone Mahendra bukan sembarang pesan.

Akan tetapi lelaki bermata biru ini mengabaikannya. Memilih untuk memasukkan handphonenya ke dalam kantong celana.

Berjalan setengah berlari dia mendekati neneknya.

Sekali lagi panggilan dari dalam kanton celana meronta-ronta minta di sambut.

Oma Sukma sudah berada di dekatnya. Perempuan paruh baya tersebut menoleh. Pada Mahendra. Menatap wajah cucunya sebelum penglihatannya tertuju ke arah kantong celana.

"Jangan di abaikan," pesan Oma Sukma.

Jadi alih-alih berbicara dengan Oma lelaki bermata biru ini merogoh kantong celananya dan berjalan menuju teras untuk menyambut panggilan dari nomor asing.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com