webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

IV-215. Berpamitan

Berpamitan. Langkah sederhana yang mengawali setiap aktivitas seorang pria yang sebentar lagi menyandang status ayah. Melihat istrinya berjuang membawa beban bayi di kandungan. Hendra menyadari salah satu penghargaan yang perlu ia suguhkan kepada perempuan yang berkenan mengisi kehampaan hidupnya adalah ucap pamit, kala ia diharuskan menyajikan jarak akibat tuntutan tugasnya. 

Mencium lembut pelipis sang istri, "kupastikan, secepatnya kembali,"  

'Hemm??' sebuah ungkapan tanpa suara terlukis di wajah Aruna, "kamu bilang meeting-nya di rumah induk," ekspresi tanda tanya tak ketinggalan turut menghiasi raut muka Aruna. 

Salah satu kebiasaan yang sering ditunjukkan Mahendra ialah merapikan bajunya, detik ini kebiasaan itu terlihat, "tapi kita kan, tak bisa saling menatap,"  

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com