webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

IV-175. Benjamin Thomas

"Benjamin Thomas?" ucap Bianca dengan ekspresi terheran-heran. 

Melihat ekspresi Bianca, Gibran lekas mengujarkan kalimat tanya: "kamu mengenalnya?" 

"Oh," mata Bianca naik, perempuan ini mengangguk selepas mengamat raut wajah CEO Tarantula tersebut. Akan tapi Bianca masih enggan mengatakan bahwa pemiliknya tak lain adalah CEO baru Djoyo Makmur Grup. Dia yakin Gibran kian muntab detik ini andai lelaki tersebut tahu siapa Benjamin Thomas. 

Untuk itu Bianca mengangguk atas pertanyaan terkait apakah dirinya mengenal Thomas, namun tidak membuka identitas pria tersebut. 

"apa kamu bisa menemuinya?" Bianca mengangguk untuk ke dua kalinya. 

"oh' Bagus," untuk ke sekian kalinya Bianca melihat Gibran kembali mondar-mandir di hadapannya. 

"Bagaimana jika kamu menemuinya sekarang?" 

"Aku harus membuat janji, dia bukan pria yang bisa di temui sembarangan," 

"begitu rupanya," 

"ngomong-ngomong, apa yang sebenarnya kak Gibran inginkan?" 

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com