webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1019 Chs

IV-144. Melupakan Satu Analogi

Karena tidak tahu harus menuju ke sisi mana untuk menemui putri bungsunya, sang ayah duduk di ruang tengah. Sofa di tempat itu tertangkap mata terdapat robekan. Kerutan samar tercipta dari pria paruh baya ini, sebab tidak biasanya benda-benda semacam itu dibiarkan begitu saja.

Lesmana hampir menyentuhnya dengan ujung jemari, andai tidak ada yang memanggilnya.

"Ayah, anda masih disini?" mendengar suara Mahendra, sang ayah mertua lekas bangkit.

"Aku rasa ada yang perlu diperbaiki," ujar Lesmana, menunjukkan robekan pada permukaan sofa mewah ruang tengah rumah induk.

Mahendra sekedar menarik bibirnya lurus, lalu mempersilakan mertuanya menuju tepat istrinya beristirahat.

Namun, pada langkah ringan dua laki-laki beda generasi ini, sebuah suara menarik perhatian mereka, "Jangan bilang kau ingin menemui putrimu, tanpa menyapaku terlebih dahulu," dari arah belakang, Sukma menyapa.

"Nyonya," ujar Lesmana, senyum ramah tersaji dari wajahnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com