webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1019 Chs

IV-142. Dilematis

"Ayah, aku akan membawamu pada putrimu. Tapi ada satu syarat yang harus anda pegang sebelum bertemu mata dengannya," ujar Mahendra.

"Apa itu?" gerakan tangan memutar tatah berhenti, ayah Lesmana menaruh perhatian penuh pada menantunya.

"Tutup mata anda dari kekecewaan serta rasa sesal, dan berjanjilah untuk tetap tegar saat melihat keadaan putri anda, Ayah," Mahendra memberanikan diri mengucapkan kalimat permintaan ini.

"Kau pikir aku anak muda, sampai-sampai perlu mendapatkan pesan seperti ini?," Mahendra mendapat tatapan kardinal dari mertuanya, seiring dengan kalimat ini terucap oleh Lesmana. 

Mengacuhkan tatapan yang membuatnya sedikit tak jenak, dia meyakinkan sang ayah, "Yang aku katakan bukan main-main, ayah,"

Ketika tak mendapati kebohongan dari mata Mahendra, Lesmana terdiam sesaat sebelum kembali berujar, "Apakah menurutmu, aku akan syok melihat putriku?"

"Mungkin saja," dia tak mau menutupi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com