webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

III-35. Intuisi

"Kenapa nona malah duduk di sini bukannya belanja," Herry memperhatikan cukup lama istri tuannya yang kini memilih membeli minuman ringan dan duduk di salah satu kursi memanjang tepian lantai 3 pusat perbelanjaan ternama. Kursi ini biasanya digunakan untuk beristirahat sejenak, akan tetapi istri tuan muda Djoyodiningrat belum berkenan beranjak dari caranya memainkan handphone dan menyeruput minumannya pada tempat tersebut.

"Kau tidak ingin duduk, duduk -lah dari pada berdiri terus capek," Aruna menawarkan ujung kursi memanjang.

"Maaf, tidak sopan duduk terlalu dekat, apalagi sejajar dengan anda," balas Herry masih dengan berdiri mengiringi gadis duduk yang sedang menyelonjorkan kaki.

"Beneran nggak mau duduk nih," canda Aruna.

Sejenak kemudian terdiam kembali.

"Aku masih penasaran," Hery berupaya memecahkan keheningan perempuan yang masih asyik menenggelamkan diri dengan menyeruput teh manis di dalam botol.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com