webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

Graffiti Hendra

"Hendra pelankan montornya kita berhenti di jembatan itu". Pinta Aruna.

"sepertinya ini melanggar aturan lalu lintas". 

"Hais'". Aruna memukul helmnya. 

"Tidak akan ada polisi patroli selarut ini". Aruna jengkel sendiri pada orang yang terlalu disiplin. 

"ngapain kita di sini?". 

"Aku ingin memintamu melompat ke dalam air sungai itu". 

"apa? kau menyuruh ku bunuh diri?". 

"Tentu saja tidak, barusan itu gurauan! Dasar!". 

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang". 

"nggak ngapa-ngapain cuma berdiri di sini sambil lihat pemandangan malam". 

"begitu saja!". 

"Jangan tanya terus!. Menggangu tahu..".

Hendra menggaruk sudut lehernya dia tidak pernah menyia-nyiakan waktu atau melakukan hal yang disebut nggak ngapa-ngapain. Alias tanpa alasan. 

"Aku ingin tanya satu lagi, apa alasannya kita di sini". 

"Anggap saja sedang menyenangkan hati perempuan yang sudah kau kurung beberapa minggu". 

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com