webnovel

PART 8

Pagi-pagi sekali Neo sudah bangun, saat ini dirinya tengah berada diteras samping sembari menikmati teh hangat. semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, pikiran gelisah setelah mendengar ucapan papanya Natalie yang memaksa dirinya untuk segera menikah. padahal dirinya tak ada sedikitpun rasa tertarik terhadap Natalie, namun kedua orang tuanya tidak ada yang mengerti dirinya.

Dari arah dalam Rumah Kenny datang sembari membawa teh hangat beserta Koran, lalu segera mendudukan tubuhnya dikursi tepat sebelah Neo. ia kemudian membuka koran, dan mulai membaca berita pagi ini.

"Kenapa kau pulang terlebih dahulu semalam?"tanya Kenny tanpa mengalihkan padanganya pada koran yang ada di hadapanya.

"Aku lelah pa, aku ingin istirahat."jawab Neo.

"Omong kosong!!"

"Kau hanya ingin menghindari Natalie bukan?"tanya Kenny sedikit menekan suara.

Neo hanya diam ia tak menjawab ucapan papanya, percuma saja jika dijawabpun.

"Kalau kau menikah dengan Natalie, kau akan hidup enak."lanjut Kenny.

"Siapa yang menjamin hidupku akan lebih enak?"tanya Neo sembari menatap Kenny.

"Natalie itu anak tunggal, dan ia akan mewarisi semua-"ucapan Kenny segera dipotong oleh Neo.

"Jadi hanya karena itu papa menjodohkanku?"Neo sedikit menaikan nada bicaranya.

Kennya langsung menurunkan koran yang saat ini dipegangnya, ia langsung menatap Neo dengan tatapan tajam.

"Meskipun Natalie itu anak tukang loak, papa akan tetap menjodohkanmu!"Kenny menjeda ucapananya sembari tetap kearah Neo, Neopun tak mau kalah ia menatap kembali papanya.

"Natalie itu perempuan luar biasa, dan papa yakin kamu akan menjadi orang hebat kalo kamu menikah denganya."lanjut Kenny, Neo hanya diam tidak menjawan ucapan papanya. lama terdiam Kenny beranjak masuk kedalam rumah, meninggalkan Neo diteras seorang diri.

Neo menatap punggung ayahnya yang sudah semakin menjauh, hingga tubuhnya hilang dibalik pintu. Bagaimana mungkin dirinya menikah dengan Natalie, sedangkan hatinya sudah dimiliki oleh orang lain.

****

Saat ini Neo tengah menunggu Khumay, ia duduk ditaman yang ada disamping kampus tepat Khumay menuntut ilmu. tadi setelah dirinya selesei mata kuliah ia langsung meluncur kesini, menemui pujaan hatinya. cukup lama ia menunggu Khumay. hingga ahirnya dari kejauhan Khumay diikuti Salma sedang berjalan kearahnya, sembari tersenyum cantik.

"Assalamualaikum."sapa Khumay kompak dengan Salma.

"Walaikumsalam."jawab Neo sembari tersenyum.

"Udah dari tadi abang nunggu?"tanya Khumay.

"Belum lama, mungkin sekitar 10 menit."jawab Neo lengkap dengan cengiran. nyatanya ia sudah hampir 2 jam menunggu, ini bukan salah Khumau. hanya Neo saja yang begitu semangat, ingin segera menemui Khumayra.

"Bagaimana bang, bukunya sudah dibaca semua belum?"tanya Khumay.

"Belum si, tapi dengan membaca buku itu membuatku memikirkan semua kelakuanku selama ini."Neo menjeda ucapanya sendiri.

"Dan aku memutuskan, aku memutuskan untuk meninggalkan dunia gelapku selama ini."Lanjut Neo begitu mantap sangat percaya.

"Gelap sekali nampaknya oppa?"tanya Salma.

"Segelap apakah itu?"lanjut Salma sambil tertawa.

Khumay hanya diam mendengarkan Neo, cukup lama mereka ngobrol hingga tak terasa waktu sudah semakin sore. mereka bertiga berjalan menuju parkiran sembari ngobrol.

"Trimakasihnya, berkat kamu aku bisa menjadi lebih baik lagi."ucap Neo.

"Aku pamit dulu ya sampai ketemu lagi."lanjut Neo sembari mengulurkan tangan kearah Khumay, sontak Khumay langsung menatap kearah Salma. dengan kompak mereka berdua mengatupkan tangan kedadanya.

"Ah iya Assalamualaikum."ucap Neo sembari tersenyum kearah Khumay.

"Walaikumsalam."jawab Khumay.

"Sampai ketemu oppa."ucap Salma sembari tersenyum.

Khumay terus menatap punggung Neo sampai ia masuk kedalam mobil, dan berjalan keluar dari parkiran kampus menuju jalan raya. Salma terus menatap Khumay yang terpesona oleh Neo, Salma iseng menyenggol bahu Khumaya yang masih asik memandang kepergian Neo meski sudah hilang dari pandangan mata.

"Beda kali tatapanmu pada Oppa?"tanya Salma sembari mengerling genit.

"Bedan apanya lah, biasa aja ko."jawab Khumay sembari terus tersenyum.

"Nah-nah itu kau senyum-senyum sendirikan."Salam tersenyum mengejak Khumay.

"Yah seneng aja sih, ada orang yang mau belajar lebih baik lagi karna kita."Senyum Khumay tak pernah Lepas dari bibirnya.

"Oh jadi kriteria cowok idaman kau yang seperti Oppa itu, sedikit nakal supaya ada tantangan."Ucap Salma sembari memainkan alisnya naik turun.

"Kriteria apanya si Sal, udah ah ayo pulang."Khumay mengalihkan pembicaraan.

"Allah kau jujur sama aku, aku justru dukung loh."cicit Salam sembari tersenyum senang menjahili sahabatnya.

"Ish apaan si kau Sal."Khumay sudah mulai jengah, ia langsung berjalan meninggalkan Salma.

"Ai kau marah itu tandanya iya kan?"ucap Salma sambil mengejar Khumay yang sudah jalan terlebih dahulu.

****

Neo sampai dirumah sudah malam, setelah memarkirkan mobil ia langsung masuk kedalam rumah. langkah nya terhenti saat melihat papanya sudah duduk disofa ruang tamu, dan dimeja sudah ada buku-buku yang Khumay berikan. dengan langkah berat ia berjalan mendekati papanya yang sudah begitu menanti kedatanganya, begitu ia dekat papanya langsung berdiri sembari terus menatap tajam kearahnya.

"Apa maksud buku-buku ini?"tanya Kenny.

Neo tak langsung menjawab ia bungkam untuk beberapa saat, ia memikirkan alasan yang tepat untuk diberikan pada papanya.

"Untuk baca aja pa."jawab Neo pelan.

"Tujuan kamu membaca itu untuk apa?"tanya Kenny dengan suara yang sudah meninggi.

"Tidak ada pa, hanya sekedar membaca."

"Dan setelah membaca kamu akan mengikuti ajaranya?"suara Kenny semakin meninggi.

"Kamu mau meninggalkan ajaran leluhur kita?"

"Buang buku-buku ini Neo, papa gak mau melihat ada buku ini lagi dirumah ini!"teriak Kenny, ia menatap tajam kearah Neo sebelum ahirnya ia pergi menuju kamarnya.

Neo mematung untuk beberapa waktu, sebelum ahirnya ia beranjak mendekati meja dan mengambil buku-buku itu. ia bawa buku itu kembali masuk kedalam kamarnya, ia tempatkan kembali pada tempat nya semula.

Neo membaringkan tubuh lelahnya diatas ranjang, matanya terpejam bayang-bayang Khumay langsung menari-nari dipelupuk matanya. Khumay gadis sederhana dengan sejuta pesona, yang membuat Neo jatuh cinta pada pandangan pertama. lamunanya terhenti saat ponselnya berdering, segera mengambil dari dalam saku celananya dan melihat siapa yang menghubungi dirinya.

Natalie, ya Natalie yang menghubungi dirinya. awalnya ia enggan menerima panggilan tersebut, namun karna Natalie melakukan panggilan berulang-ualang ahirnya Neo menerima panggilan dari Natalie.

"Iya halo."jawab Neo melalui sambungan telpon.

"Hai Neo, kau bisa menemani aku malam ini?"

"Sorry Nat aku lelah, aku baru saja sampai rumah."

"No problem Neo, next time kamu harus ada waktu untuku."

"Oke, aku tutup telponya ya Have fun."ucap Neo sembari mengahiri panggilan telpon.

Neo kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang, ia menghela nafas panjang. kepala berdenyut memikirkan semua ini, sungguh ia gundah dirinya tak tenang sedikitpun. kuliah tidak focus, makan tidak enak dan tidurpun tidak nyenyak. hidupnya selalu dipenuhi bayang-bayang Khumay, disisi lain ia pun dipusingkan dengan perjodohan sialan yang diatur oleh papanya serta papa Natalie.