webnovel

BAB 9

Paginya Neo sudah siap menunggu Khumay, ia sengaja tidak membawa mobil ia menunggu Khumay keluar dari kampus. setelah menunggu cukup lama ahirnya yang ditunggu pun keluar, yaitu Khumay.

Dari jauh ia bisa melihat Khumay menyetop angkot, setelah angkot sampai didekat tempat nya ia segera menyetop angkot tersebut lalu naik dan segera mendudukan tubuhnya didepan Khumay. Khumay kaget melihat Neo, ia sudah tahu jika Neo memang sengaja menunggu dirinya.

"Boleh ikut denganmu pergi?"tanya Neo saat angkot sudah mulai melaju.

Tidak langsung menjawab, Khumay terlebih dahulu menoleh kepengenjung lainya. takut suara nya mengganggu yang lainya.

"Boleh bang."jawab Khumay sembari tersenyum manis kearah Neo.

Sepanjang jalan keduanya hanya saling diam, Khumay sesekali menatap kearah Neo. ketika Neo memergoki dirinya segara membuang muka kesembarang arah.

Meski mulut tak saling berucap namun hati tetap berbicara menggunakan bahasanya, itu gambaran yang cocok untuk Neo juga Khumay.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Khumay sudah sampai pada tujuanya. ia hendak turun namun bersamaan dengan Neo yang hendak turun, suasana canggung menghinggapi keduanya.

Ahirnya Neo lebih dulu turun dan membayar angkot untuk dirinya juga Khumay, Khumay sengaja menunggu Neo ia berdiri dipersimpangan jalan. setelah membayar angkot, Neo segera mendekati Khumay.

"Udah sampai sini aja Koko."ucap Khumay pelan.

"tapi aku ingin pastikan kamu sampai dirumah, bolehkan?"tanya Neo.

"Aduh gimana ya, gak enak lo kalo diliat tetangga."ucap Khumay sembari tersenyum supaya Neo tidak tersinggung.

"Takutnya jadi bahan pembicaraan bang."lanjut Khumay.

"Ya enggak apa-apa kan kamu bisa jalan duluan."jawab Neo santai.

Khumay segera menggelengkan kepala sembari tersenyum.

"Oh iyaa, aku kemarin sempat membaca buku jika sebaiknya laki-laki berjalan didepan dan perempuan dibelakang. betul?"tanya Neo.

"Nah itu koko tahu."jawab Khumay sembari tersenyum lembut.

"Oke ayo."ajak Neo sembari berjalan mendahului Khumay.

Neo tak berjalan dengan benar, ia sebentar-sebentar menoleh. melihat Khumay sembari menggoda dengan tersenyum tampan, Neo berjalan sedikit cepat didepan Khumay. hingga tidak menyadari jika Khumay sudah sampai didepan rumahnya, Neo menoleh ternyaya Khumay sudah tersenyum kearah dirinya.

"Ini rumah kamu?"tanya Neo.

Khumay menjawab dengan anggukan, diteras rumah sudah ada laki-laki yang menunggu. Neo segera menatap Khumay meminta penjelasan, namun Khumay hanya menunduk.

Tak lama ayahnya keluar dari dalam rumah dan langsung memanggil Khumay.

"Khumay."panggilnya

"Ini Yusuf, sudah lama ia menunggumu. baru pulang dari turki kemarin ambil S2."lanjutnya sembari tersenyum bangga kearah laki-laki yang bernama Yusuf.

Neo menatap ayah Khumay dengan tersenyum ramah, lalau mengangguk sopan. ia segera menoleh kearah Khumay yang sedang menundukan kepalanya, tanpa berkata-kata ia pun pergi meninggalkan Khumay.

Saat ini ketiganya tengah duduk diruang tamu sembari mengobrol, setelah membuatkan Teh Khumay pun ikut duduk.

"Bagaimana kuliah disana, ada kesulitan yang kamu rasakan?"tanya Ayah Khumay.

"Biasalah om di awal-awal ada kendala masalah bahasa, tapi lama-lama Alhamdulilah fasih."jawab Yusuf sopan.

"Alhamdulilah."jawab Ayah Khumay.

"Ah Yah, Khumay boleh masuk dulu? ada tugas dari dosen."ucap Khumay.

"Yasudahlah, kamu lanjutkan saja tugasmu."jawab sang ayah.

"Makasih ya yah."ucap Khumay sembari beranjak dari duduknya, lalu berjalan masuk kedalam kamar.

"Terus gimana lagi, apa cerita diturki?"tanya ayah Khumay pada Yusuf.

"Ah yang jelas makanya enak-enak om."jawab Yusuf sembari tersenyum.

Tak langsung masuk, Khumay terlebih dahulu berdiri dibelakang pintu mendengar pembicaraan keduanya.

****

Keesokan harinya Khumay meminta Neo untuk bertemu, mereka sepakat bertemu dimasjid setelah melaksanakan shalat Zuhur. saat ini keduanya tengah duduk ditaman yang ada disamping masjid, sembari melihat lalu lalang kendaraan yang lewat.

"Ko aku boleh tanya sesuatu?"tanya Khumay.

"Boleh, apa?"tanya Neo pesaran.

Tak langsung mengutarakan, Khumay justru terdiam cukup lama ia sedikit ragu untuk mengutarakan pertanyaan.

"Kenapa Koko sampai segitunya sama aku?"tanya Khumay pelan sembari menunduk.

"Kalo kamu pikir aku pelahari islam karna ingin dekat sama kamu, kamu salah."jawab Neo tegas.

Khumay tertegun ia kaget mendengar ucapan Neo.

"Em lalu?"

"Jadi ceritanya dulu aku masih kecil, aku masih sekolah aku duduk dimasjid mendengar azan dan entah kenapa aku merasa aman."jawab Neo.

"Akupun merasa nyaman, sejak saat itu aku suka sekali mendengar suara azan."lanjut Neo.

"Koko suka suara azan?"tanya Khumay sembari tersenyum.

"He'em, tidak salah kan aku suka suara azan. dan setelah mengenalmu aku jadi semakin mencintai islam."jawab Neo.

"Dari dulu aku selalu tidak suka jika dikatakan aku China, Aku memang keturunan China tapi aku tinggal di indonesia aku orang indonesia."tutr Neo panjang lebar.

Keduanya ngobrol cukup lama, hingga tak terasa waktu sudah beranjak senja. Khumay segera pamit pulang, dirinya harus membantu ayahnya menjaga kedai kopi.

Sementara ditempat lain Salma tengah duduk dicafe sembari menikmati mocacino latte serta kentang goreng, sudah menjadi kebiasaanya jika tidak kuliah ia akan menghabiskan waktu berjam-jam dicafe, hanya untuk bermain game. ia bisa sepuasnya menikmati Wifi cafe, hanya denga memesan 1 gelas mocacino dan sepiring kentang Goreng.

"Assalamualaikum."sapa laki-laki yang sudah berdiri disamping mejanya.

Salma segera mendongak, dan ia kaget dengan siapa yang mendatangi dirinya.

"Kak Yusuf."seru Salma sembari tersenyum senang.

"Ah aku mau tanya-tanya nih sama kamu."ucap Yusuf sembari mendudukan tubuhnya dikursi depan Salma.

"Ah aku tahu, pasti tanya mengenai Khumay kan?"tebak Salma tepat sasaran.

"Mengenai laki-laki yang tengah dekat dengan dirinya itu."ucap Yusuf.

"Oh yang cina itu."potong Salma.

"Kamu kenal?"

"Kenalah, itu Oppa Neo."jawab Salma sembari kembali memainkan game diponselnya.

"Boleh kutahu siapa dia?"tanya Yusuf semakin penasaran.

"Mending kak Yusuf pesen minum dulu, nanti aku cerita panjang."Ucap Salma tanpa sedikitpun mengalihkan tatapanya dari ponsel.

Yusuf hanya tersenyum kearah Salma, ia sudah tidak heran dengan kelakuan Salma. dia memang sangat menggemari main game diponsel, bahkan ia rela tidak makan demi mementingkan gamenya. tak lama pelayan datang membawa pesanan makanan serta cemilan untuk Yusuf, sesuai permintaan Salma.

"Nah sudah ini, ayo cepat ceritakan."pinta Yusuf.

"Jadi begini kak."Salma mulai menceritakan awal mula pertemuan mereka, dari mereka meminta sumbangan. Khumay mengenalkan islam padanya, hingga saat ini mereka semakin dekat. Salma bercerita sangat detail, hampir tak ada yang terlewatkan.

Yusuf mendengarkan secara hikmad, ia tak ingin ada yang terlewatkan dari yang diceritakan Salma.

"Sudah ya kak, aku sudah cerita semuanya dari awal sampai ahir gak ada yang terlewatkan."ucap Salma.

"Iya, ayo minum dulu Ma."ucap Yusuf santai sembari tersenyum menatap Salma.

cukup lamq keduanya ngobrol, hingga Salma pamit terlebih dahulu. karna hari sudah beranjak malam, iapun segera berlalu dari cafe