webnovel

PART 1

Menceritakan kisah seorang pemuda bernama Neopandu Chao, yang artinya laki-laki yang dilahirkan unggul dan pandai. Neo merupakan anak pertama dari pasangan Keny Chao dan Yuanita Tan, atau sering disebut Yuan. kedua orang tua Neo memiliki sebuah toko yang menjual alat sembangyang konghucu yang lumayan besar terletak ditengah kota, Neo asli keturunan cina yang hijrah ke indonesia. bahkan Adiknya tengah kuliah di Cina baru 1 tahun terahir, Namun Neo lebih memilih tinggal di indonesia bersama kedua orang tuanya. Neo sendiri tengah kuliah semester ahir disebuah universitas negri di kota tempat dirinya tinggal, kehidupan Neo sangatlah bebas. dia berjudi mabuk hingga mempunyai banyak hutang, Sampai ahirnya dia dikejar-kejar rentenir tempat dirinya berhutang. namun kehidupanya berubah saat dirinya bertemu dengan Khumairah Assafa, seoarang gadis cantik berhijab anak pemilik kedai kopi kecil dipinggiran Kota. Neo merubah segalanya, namun langkahnya terhenti saat kedua orang tua Neo menjodohkan dirinya dengan anak sahabat ayah Neo, mampukah Neo menggapai Khumairah? ikuti terus cerita di bawah ini.

***

"Selamat pagi pak, mau pesan minum apa?"tanya seorang gadis cantik dengan hijab berwarna coklat.

Ya dia adalah Khumairah Asyifa, putri dari Ahmad Zulkifli dan Yulia. pemilik kedai kopi kecil yang ada dipinggiran kota, namun meski kecil kedai milik ayah Khumay ini sangatlah ramai.

Setiap hari setelah selesei kuliah Khumay selalu membantu ayah menjaga kedai kopi, Khumay sendiri tengah kuliah di bagian syariat islam. lahir dari keluarga yang kental akan pendidikan agama Khumay tumbuh menjadi gadis yang tegas dan tangkas, tidak hanya tegas Khumay juga sangat cerdas serta bijaksana.

Tak heran jika banyak kaum hawa yang mendekati Khumay, namun Khumay sudah menerapkan dalam dirinya. jika dia tidak akan pacaran, sekiranya sudah mantap baiknya lansung menikah.

"Selamat pagi bu mau pesan apa?"tanya Khumay ramah.

"mokacino."jawab Seorang wanita cantik.

"Tunggu sebentar ya,"ucap Khumay ramah.

Setelahnya dia segera berlalu kebelakang membuat pesanan untuk pelanggan, setelah selesei ia kembali kedepan dan mempersilahkan sang pelanggan.

"Silahkan dinikmati."ucap Khumay ramah seraya tersenyum cantik.

"Trimakasih."

Tak lama Khumay melihat seseorang yang sangat ia kenali masuk kedalam kedai kopi miliknya, Dengan senyuman Khumay segera menyambut seseorang tersebut.

"Assalamualaikum Khumay."

"Walaikumsalam Salma. Ayo silahkan duduk."jawab Khumay ramah sembari mempersilahkan duduk.

"Kau tidak sibuk Khumay?"tanya Salma.

"Tidak. Jadi bagaimana dengan rencana kegiatan sosial bencana alam itu?"tanya Khumay.

"Ya kita lakukan seperti biasa,"jawab Salma.

"Kurasa kurang tepat kalo kita cuma keliling-keliling membawa kardus meminta sumbangan aja."ucap Khumay.

"Terus menurut kamu gimana?"tanya Salma.

"Gimana caranya supaya kita bisa mendapatkan uangnya?"lanjut Salma.

"Ehm. Setelah kupikir-pikir ada baiknya kita sambil jualan aksesories saja."jawab Khumay.

"Selain kita membantu korban bencana alam, kita juga membantu bisnis UKM. karna daganganya kita jualkan, kekmana?"tanya Khumay.

"Ah kecil kali lah kita dapetin uang itu."jawab Salma kurang setuju dengan ide Khumay.

"ahh kekmana Salma ini. di indonesia ini banyak sekali lo orang baik, apalagi ini untuk membantu korban bencana."ucap Khumay meyakinkan sahabatnya.

"pasti banyak yang mau nyumbang, gak apa-apa lo sumbangan dari kita itu kecil. yang penting kita bantu korban bencana alam dan binis UKM."lanjut Khumay.

Salma masih terdiam mendengarkan ide dari sahabatnya, untuk sejenak ia ragu. namun kembali lagi ini hanya membantu, jadi semampu dan sebisanya.

"Percayalah kau sama aku Sal, gimana?"tanya Khumay sembari menaik turunkan alisnya menggoda Sahabatnya.

"Massalllah. beruntung sekali aku punya sahabat sepertimu, Sudah cantik pintar pula."jawab Salma sembari tersenyum.

"Bisa saja kau ini, Eh sebentar kubuatkan makanan enak untukmu,"ucap Khumay.

"Haa tidak perlu repop Khumay."jawab Salma.

"Tidak apa."ucap Khumay sembari berlalu masuk kebelakang.

Salma menengok sekeliling ruangan, sudah mulai dipenuhi oleh pengunjung. apalagi suasana pagi ini sedikit mendung, sangat cocok untuk menikmati kopi hangat.

Tak lama Khumay sudah kembali dengan membawa nampan berisi 2 piring makanan serta 2 gelas minuman.

"Massallah Khumay. aku selalu ngerepotin kamu,"ucap Salma.

"Kau ini bicara apa, Sekarng sudah siang dan sudah waktunya makan."jawab Khumay.

Khumay segera meletakan piring berisi makanan didepan Salma, dan dirinya pun kembali duduk didepan Salma.

"Ayo Sal dinikmati,"ajak Khumay sembari tersenyum Ramah.

"Masakanmu Selalu enak, Aku yakin siapapun yang akan menjadi suamimu nanti. pastilah dia pria beruntung,"ucap Salma sembari tersenyum.

Lalu keduanya makan siang terlebih dahulu, Dalam ajaran agama tidak baik makan sambil berbicara. Hendaklah makan dalam keadaan tenang, sampai selesai.

"Khumay acar bakti sosial ini akan dilakukan kapan?"tanya Salma.

Kini keduanya sudah selesei makan, bahkan piring bekas mereka makanpun sudah Khumay pindah kebelakang. "2 Minggu lagi Sal, Em menurutmu apa yang akan kita jual nanti?"tanya Khumay.

"Emm bagaimana jika gelang tangan saja, harganya Tidak mahal dan sangat terjangkau."jawab Salma.

"Boleh juga. besok aku akan cari UKM yang mau berbagi barangnya dengan kita, Setelah laku semua baru kita bayar. dan hasilnya barulah kita sumbangkan, Oke tidak?"tanya Khumayra.

"Sangat Oke!"jawab Salma dan kemudian keduanya tertawa Riang.

"Ehm Khumay gimana kau dengan si Fadil?"tanya Salma.

"Apa yang kau bicarakan, Aku sudah bilang padanya. Aku tidak mau pacaran, jika dia mau ayo menikah."Jawab Khumay sembari menghela nafas.

Bukan rahasia lagi, seluruh universitas tempat Khumay juga Salam kuliah sudah tahu Jika Fadil Prayoga anak dari donatur kampus sangat menyukai Khumayra.

Khumayra bukan menolak, hanya saja dirinya ingin menjalani hubungan yang halal. bukan zina, dengan jalan menikah. tapi sepertinya Fadil belum siap, atau mungkin orang tua Fadil yang tidak menyetujui.

Mengingat orang tua Fadil bukan orang Biasa, Ayahnya donatur dikampus Khumayra sekaligus pengusaha dibagian properti, Sedangkan ibunya dokter senior disebuah rumah sakit dikota mereka. dan merupakan pemilik saham terbesar dirumah sakit itu, sangat berbeda dengan Khumayra yang hanya seorang anak pemilik kedai kopi kecil.

"Mungkin belum jodoh!"ucap Salma sembari memegang tangan Khumayra.

"Tentu saja. Aku masih kasian padamu, jika aku cepat menikah kau pasti kesepian kan?"ledek Khumayra sembari tersenyum kearah Salma.

"Yang benar saja kau, Jika kau sudah menikah akupun akan segera menyusul."jawab Salma tegas.

"Haa kau memang sudah ada calon?"tanya Khumay kaget sekaligus penasaran.

"Ya belum lah."jawab Salma.

Sontak saja keduanya tertawa, mereka tertawa dengan ucapanya Sendiri. Setelah zuhur Salma memutuskan pulang, karna cuaca hari ini sedikit mendung. takut tidak bisa pulang kalo sampai keduluan hujan tumpah.

Setelah mengantar Salma kedepan, Khumayra kembali kedalam lalu duduk dimeja kasir. biasanya dirinya akan menunggu meja kasir, sedang sang ayah yang melayani pelanggan. ibunya hanya akan didalam, membuat makanan ataupun minuman pesanan pelanggan.