webnovel

Tak Biasa

Apakah hari ini juga hidupku akan segera berakhir.Pisau tajam yang ku genggam perlahan menempel dipergelangan tepat diatas nadi lengan kiri ku.Jantungku berdetak sangat keras,ku pejamkan mataku..aku telah memutuskan saat ini juga menutup jalan hidupku yang menyedihkan.

Namun terlintas keraguan menerpaku,aku takut akan rasa sakit dari luka goresannya.Apakah aku bisa menahannya..

Tidak aku tidak boleh berhenti ..ayo lakukan Merisa jangan takut oleh bayangan rasa sakitnya,kau akan mendapat balasan yang lebih membahagiakan nantinya,kau akan menuju ke alam kebahagiaan yang kekal dimana tidak ada seorangpun yang akan menyakitimu termasuk ayahmu..ayo lakukan Merisa

Dan akhirnya perlahan ku tekan benda tajam itu namun sebelum ku raih luka dipergelanganku tiba-tiba terdengar suara lantunan lagu dari Hp ku dan membuyarkan fikiran kotorku.Akupun tersadar seketika dan membuka mata lebar-lebar dengan spontan ku lemparkan benda tajam itu disertai ambruknya tubuhku yang melemas dengan napas yang memburu.Ku geleng-gelengkan kepala ke kiri dan ke kanan agar kesadaran ku sepenuhnya kembali

Perlahan ku bangunkan tubuhku meraih Hp yang terletak di atas kasur dilayar itu tertera nama Maya.Sebelum ku mengangkatnya ku tarik napas panjang untuk menstabilkan suasana,ku coba berdehem mengetes suara jangan sampai Maya mendengar suara ku yang sendu

"Hallo..."jawabku pelan

"Hallo kakak bagaimana kabarmu..? (terdengar nada penuh semangat) aku pasti mengganggu tidurmu ya..?"

"ini jam berapa nona,tentu saja seharusnya di jam sekarang orang-orang tertidur nyenyak.."celotehku mencairkan suasana

"Aku minta maaf soal itu kakakku yang cantik (terdengar suara ketawa manja) aku sudah terlambat untuk sekedar ucapkan selamat ulang tahun padamu..sepertinya aku terlalu banyak melakukan kesalahan padamu."Belanya

"..."akupun terdiam menunggu dia berbicara kembali karena aku tahu dengan memotong bicaranya pasti Maya akan marah

"Kau tau kakak..sehari penuh aku kehilangan Hp ku dan coba dimana ku menemukannya ..seorang pelayan hotel mengantarkannya ke kamar,seperti biasa sifat lupaku kumat ..aku lupa membawa Hpku yang tergeletak di meja lobby hotel..hadeuh betapa bodohnya aku...''ceritanya dan tersungging senyuman dibibirku

"Kau masih beruntung nona masih bisa memiliki Hp itu..."selaku

" Selamat ulang tahun kakak cantikku..semoga kebahagiaan selalu menyertaimu..disini aku selalu mengingatmu.."terdengar sedikit sendu

"Hai nona kenapa sesedih itu..cepatlah pulang dan bersenang-senang.Kamu jahat kalo pulang tanpa bawa oleh-oleh dan cerita menyenangkan padaku."bujukku menyemangati

"Baiklah ...sekali lagi aku minta maaf dihari ulang tahunmu aku malah disini.."

"Ga apa-apa baik-baik disana jangan lupa jaga kesehatan dan pulang dengan membawa kado untukku."tepisku

"Met tidur kakak mimpi yang indah..Miss you.."pamitnya

"Miss you to.."jawabku pelan

Kembali aku diam mematung sesekali ku lirik pisau tajam yang tergeletak dilantai.Apa yang telah aku lakukan?Seandainya Maya tidak menelphone ku entah apa yang terjadi?

"aku sungguh bodoh sangatt bodoh"racauku sambil memukul pelan2 kedua sisi kepalaku

Terdengar kembali suara lantunan lagu dari Hp ku,tertera nama Restu.akupun langsung menerimanya

"Hallo....."jawabku pelan

"Bagaimana keadaanmu sekarang sayang ? kau baik- baik saja?"untuk ke 2 kali nya aku mendapatkan pertanyaan yang sama

Aku terdiam membisu seketika bayangan kejadian tadi kembali melintas dibenakku dan membuatku kembali merasa takut dan sedih

"Hallo sayang ...kau masih disana..apa kau baik-baik saja?"tanyanya panik

"Aku merasa tidak baik-baik saja.."dan tangisanpun pecah tak tertahankan,terdengar desahan berat dari mulut Restu saat mendengar tangisanku.Dia terdiam sesaat menunggu tangisanku reda

"Maafkan aku kau terlambat pulang gara-gara kelalaian ku.."keluhnya kemudian serta terdengar tarikan napas berat

"Ini bukan salahmu jangan pernah kau berfikir begitu,kita sama-sama diluar kontrol dan aku pantas dapatkan akibatnya."isakku diiringi ai mata yang masih mengalir dikedua pipiku

Tiba-tiba terdengar suara pukulan disusul pecahan kaca yang terjatuh.Akupun kaget dan berdiri

"Apa yang telah kau lakukan..?jangan pernah sekalipun menyakiti diri sendiri,kau mengerti !!"bentakku dengan posisi berjalan mondar mandir panik

"Disaat seperti ini pun kau masih memperdulikan ku (terdiam sesaat) harusnya tadi kau tak melarang ku untuk mengantarmu sampai ke dalam rumah tak perduli segudang makian akan terlontar dari mulutnya aku akan terima,aku yakin ayahmu pasti sudah menunggumu dan aku yakin ayahmu akan murka.Setidaknya dengan keberadaanku tadi aku bisa merasakan hal yang sama dengan yang kau dapatkan.kita harus hadapi bersama."terangnya dipenuhi penyesalan

"Aku sudah tak tahan lagi atas perlakuan yang kau dapat darinya selama ini rasanya aku ingin sekarang juga membawamu pergi dari rumah itu."lanjutnya

Aku hanya terdiam mendengarnya.Dari dulu satu-satunya keinginanku adalah bisa keluar dengan mudah dari rumah ini.Tapi aku membutuhkan sebuah alasan karena dibalik inginku untuk tidak bertemu dengan ayahku ada Maya dan Ibu yang tidak akan membiarkan diriku pergi dengan alasan ayah

Sesaat kamipun terdiam dalam lamunan,kami berada difikiran masing-masing.Dan tangisanku mulai habis

"Berjanjilah padaku kau takan meninggalkanku..!"sambungku pelan memulai pembicaraan mengingat suasana semakin terasa membeku

"(terdengar tarikan napas kesal) Apakah selama ini kau meragukan ketulusanku...?"

"Tidak..aku tidak sedikitpun berfikir seperti itu..hanya saja sekarang aku lebih memikirkannya.."jawabku sambil meremas bajuku akupun melangkah dan terduduk ditepi ranjang.Sekilas terbayang percumbuan yang telah kami lakukan dan membuat wajahku tiba-tiba memerah.

"Selama ini kau melarang ku untuk datang ke rumahmu dan mengenalkan diri pada seluruh keluargamu.Apakah kepatuhanku selama ini menimbulkan rasa ragumu?Kalo boleh memilih aku akan memperkenalkan diriku pada mereka dan meminta dirimu pada lelaki itu untuk ku bawa pergi meninggalkan rumah sialan itu."sambungnya dengan nada emosi.aku tahu ia akan bereaksi seperti itu

"Karena Kau seperti itu aku sangat menyayangimu..''bisikku pelan dengan maksud merayunya agar emosinya meredam

"Kau memang pandai merayu nona.."

"Apakah aku terdengar seperti itu..?"tanyaku sedikit malu

"Kalo kau berada disini mungkin sudah ku tutup mulut manismu itu dengan bibirku."sambil terdengar ketawa pelan

"Aku beruntung tuan karena berada jauh saat ini."akhirnya suasana pun berubah ceria sesuai yang kuinginkan

"Besok aku akan menemui kedua orang tuaku,mereka pasti bahagia mengetahui putranya sudah memiliki kekasih."terangnya bangga

akupun tersungging senyuman

"Karenamu orangtuaku dibuat keresahan yang tak berujung,mereka fikir putra satu-satunya ini seolah menjadi lelaki yang tidak normal.Dengan wajah tampanku ini mereka sangat cemas karena tak ada satupun wanita tertarik padaku.Seharusnya sudah puluhan wanita cantik mampir ke rumahku bergantian,"terangnya kembali seolah mengejekku

"kau menyesalinya,tuan..??"

"Tanpa ku jawab kau pasti bisa menebaknya,nona.."celotehnya

"Kau pasti menyesalinya karena kau mendapatkan wanita yang menyebalkan.''terangku dengan sedikit mengecutkan bibirku dibalik layar itu

"sangat...sangat menyebalkan karena kau membuat hatiku tak bisa berpaling sedikitpun darimu..nona cantik"rayunya

"kau terbiasa bergombal tuan.."elakku

"aku tidak pernah menyesali mengenalmu dan memiliki kekasih seperti dirimu nona.Sejak pertama aku melihatmu sejak itu pula hatiku tertancap oleh panah asmaramu hingga dimataku tak ada yang lain selain wajah cantikmu.''lanjut gombalnya

"Dan dari kesekian lelaki yang mendekatiku hanya tuan yang sok kenal dan berani mengganggu fikiranku."balasku dan tersungging senyuman

"Kau membuatku terbang tinggi walaupun tak bersayap hai nona.Rasanya aku ingin terbang kesana untuk memelukmu dengan erat.'

Akupun tersenyum bahagia rasa sedih yang mendera seketika hilang

"Terimakasih kau telah memberikan harta berharga mu padaku ,aku menyesal tidak mampu menjagamu,aku khilap dan aku berjanji kan bertanggungjawab."timpasnya kembali mengingatkanku kembali peristiwa tadi

"Aku percaya padamu sepenuhnya dan kutunggu janjimu itu."selaku pelan

"Ada yang ingin aku tanyakan"sambungku

"ya...nona..''

"Sejak kapan kau mulai membangun rumah tadi."

"sebelum ku ceritakan aku minta maaf karena tidak jujur padamu.Dari awal kita sama-sama sepakat tidak ada rahasiah diantara kita.Namun aku tidak jujur dan merahasiahkannya."selanya lemah

"memang apa yang selama ini kau rahasiahkan,tuan.aku merasa gugup."

"Jangan takut nona.Yang kurahasiahkan bukan berita yang buruk."

"lantas apa...???"akupun penasaran

"segitu penasarannya.."jawabnya seolah mengulur-ngulur waktu

akupun terdiam

"Baiklah nona aku akan menceritakannya,2 tahun lalu diawal masuk kuliah pak tua itu memaksaku untuk mulai bekerja dikantornya."

"loh itu malah baik."responku

"Aku tidak bercerita padamu karena merasa belum saatnya.Tingkat kerjaku masih biasa saja.Sebenarnya aku berkeinginan kau bersanding dengan seorang lelaki mapan dan pengusaha sukses dan berhasil menjadi penerus yang hebat pak tua itu."jelasnya

"Kau sungguh tak sopan memanggilnya pak tua,tuan.Padahal seingatku diusianya sekarang beliau masih termasuk kategori pria tampan"godaku.

"karena kau telah memujinya berlebihan sepertinya aku berniat mengurungkan hati untuk mengenalkanmu padanya.Aku tidak terima ada lelaki yang akan menjadi sainganku'.balasnya diselingi tawa

Akupun ikut tertawa lepas

"Satu hal lagi aku ucapakan terima kasih atas semua kejutan yang kau berikan dihari ini dan aku merasa senang sekali atas pemberianmu yang kini aku pakai."bisikku sedikit malu sambil memegang kalung yang melingkar dileherku

"Seharusnya aku sering mengajakmu belanja.Namun berkali-kali pula kau menolakku kalo ku ajak.Sampai aku lupa memanjakanmu.'keluhnya

"aku sama sekali tidak membutuhkan hal semacam itu tuan,cukup kau selalu ada disampingku bagiku serasa menjadi wanita satu-satunya yang beruntung.Jadi jangan pernah berfikir sekalipun akan adanya giliran wanita yang secara bergantian singgah di rumahmu."celotehku.Dan diapun tertawa seketika mendengarnya

"Kau memang gadis pintar..pandai sekali membalikan kata-kataku."

Topik demi topik kami utarakan dan tak terasa kamipun terlelap dalam mimpi masing-masing

Saat ku terbangun dipagi hari kulangkahkan langsung diri ini menuju ruang makan,jelas disana tidak kulihat ibu dan ayah.Aku memang sengaja bangun sedikit terlambat di jam sarapan pagi bersama.karena aku tidak mau bertemu dengan ayah yang jelas masih marah padaku.

Terdengar bunyi nyaring dari dalam perutku,rasa lapar mendera dan akupun menghampiri mpo Inah yang sedang sibuk didapur

"Ayah sudah berangkat mpok..?"tanyaku pelan dan sedikit mengagetkannya

"Aduh non,bikin kaget Mpok ajah..Tuan tadi sudah berangkat ke kantor pagi sekali.Dan nyonya baru saja berangkat bersama teman-teman pengajiannya."terangnya

"Aku lapar,Mpok dan rasanya perutku mulai mengempis."manjaku dan mengusap2 perutku yang datar

"iya non,mpo akan siapkan menu favorit non tunggu saja di meja makan."

"Makasih ya ....Mpok memang yang terbaik."akupun spontan memeluk punggung kecil nenek itu,Dan ku lihat pancaran bahagia terlukis diraut wajahnya.Aku memang sedikit manja padanya walaupun dia cuma seorang pembantu.Sejak kecil selain ibu Mpok Inah lah yang selalu menyediakan kebutuhan ku dan Maya

Akupun berjalan menuju sebuah kursi meja makan,sambil terduduk menunggu menu sarapan aku melamun membayangkan kejadian semalam.Dan ku usap pipiku masih terasa sekali tamparan itu.Membekas dan sepertinya seumur hidupku aku takan bisa melupakannya.Kulirik sekelilingku rasanya sepi tanpa ada Maya,masa hukuman seminggu pasti akan terasa lama dan membosankan.

Akhirnya Mpok Inah menyodorkan menu sarapanku dengan senyum merekah ku pandangi satu demi 2 telur rebus masing2 terbelah 2,sebuah kentang rebus yang sama terbelah,terdapat juga rebusan kacang yang menggugah selera,dipinggir terdapat alpukat mentega dan pisang yang sudah diiris serta segelas susu full cream low fat.

Menu ini memang salah satu menu sarapanku,awalnya aku gunakan sebagai menu diet.tapi karena keseringan aku jd menyukainya

Saat ku menyantap dengan lahap isi dari nampan itu.Tiba-tiba Pak Somad sang satpam menghampiri

"Maaf non,supir yang bapak kirim dari tadi sudah menunggu di depan."

"Sepertinya hari ini aku tidak masuk kampus,mang."tanyaku heran kenapa ayah mengirim seorang supir padahal jelas-jelas aku dilarang keluar rumah

"Supir itu sengaja bapak kirim dari kantor.Kata bapa sampai Pak Tomo masuk dia yang mengantar jemput,non."terangnya

"tapi mang...."

"Bapak juga berpesan bahwa non hari ini boleh kuliah asal pulang tepat waktu.''potongnya

Seketika ku mengerutkan alis tanda tak percaya.Sebenarnya apa yang terjadi.Jelas-jelas ayah dengan lantang tadi malam memperingatkan ku untuk tidak keluar rumah selama seminggu.Kenapa sekarang berubah..?

"Maaf non,saya Udin supir yang bapak kirim dari kantor.Dan sekarang bapak ingin berbicara..."diapun menyerahkan sebuah Hp

Akupun sesaat dibuat terkejut sejak kapan ayah peduli dan mau berbicara padaku sepagi ini.Dan buru-buru ku raih Hp nya

"Ya...Pa.''desahku pelan

"Aku sudah menyuruh Udin untuk sementara menggantikan Tomo."jelasnya datar

"tapi semalam...."elakku penasaran

"Kau boleh pergi kuliah dan pulanglang tepat waktu.Aku fikir hukumanmu diakhiri tapi harus diingat jangan membuat kesalahan yang sama."terangnya tegas

"Baik pa,terimakasih."jawabku kaku

"ya..."

Dan panggilan itupun berakhir.Aku sedikit kaget dengan kenyaataan ini.Apakah aku sedang bermimpi? Seumur hidupku ayah tidak pernah menyapaku,saat sarapan pun dia lebih memilih diam dan berbicara pada Maya dab ibu.Seolah aku tidak pernah ada diantara mereka.Rasanya duniaku terasa jungkir balik.

"Maaf non,apakah bapa lk sudah selesai .."tiba-tiba pak Udin membangunkan lamunanku.

"oh iya..."akupun dengan malu menyerahkan Hp nya

"Kalo begitu kami permisi dulu non.''pamit mereka dan akupun mengangguk

Sepanjang dikampus aku terus memikirkan perubahan yang terjadi pada ayah.Aku sangat tidak mengerti apakah ayah merasa bersalah telah menamparku.Apakah ayah menginginkan sesuatu dariku.Rasanya aku malah dibuat bingung dengan perunahan yang mendadak ini

"wah wah wah apa yang telah terjadi padamu gadis cantik.Dari tadi bengong saja."tiba-tiba suara Lola membangunkan lamunanku

Seperti biasa dijam kosong saat dosen tidak masuk kami biasa nongkrong di kantin.

"Bener..bener nih udah dikacangi ga enak banget."

celotehnya kembali

"Bisa kau diam sebentar nona."jawabku lemah

"wah liat apa yang sekarang kau pamerkan padaku?"celanya kembali sambil melirik kalung dan cincin dijemarimu.Aku hanya terdiam

"Benarkah sama sekali kau tidak berniat sedikitpun berbagi cerita kebahagiaan denganku..?Kau anggap apa aku ???diriku seolah menjadi cangkang kerang laut habis tak terpakai dibiarin"lanjut ocehnya

"Bibirmu terlalu pedas nona.ada baiknya kau habiskan jus alpukat mu itu biar rasa pedasnya ngilang."jawabku yang diakhiri tertawa keras

"Kau berhutang cerita padaku,karena sepertinya kebersamaan kita terhalang oleh wajah tampan pujaanmu kita cukupkan pembicaraan ini sampai sini dulu.Aku tunggu ceritamu.Baiklah aku akan pergi." Lolapun berdiri "entah apa yang telah kau perbuat sepertinya hari ini wajahnya memancarkan aura yang sangat cerah." selanya pelan sambil tersenyum menoleh Restu.akupun melakukan hal yang sama dengannya

Restupun duduk menghampiriku"baiklah sekarang aku sudah tidak dibutuhkan lagi..aku pamit..bye.."lolapun pergi meninggalkan kami

"Bagaimana nona apakah sudah siap..?"Dengan nada semangat terontar itu

""Siap apanya tuan?aku jadi kaget dibuatnya."tanya balik ku

"Hari ini aku berencana mengajakmu ke rumahku."jelasnya dan memandangku dengan tatapan menusuk dan membuat rasa malu menerpaku

"Bertemu dengan orangtuamu,kok tiba-tiba..?"tanyaku kaget

"Kau mengajakku disaat yang tidak tepat tuan."sambungku dengan desahan lemah

"kenapa bukankah selama supirmu cuti kau bebas pulang tanpa penjemputan?"

"Justru itu hari ini papa tanpak berbeda,dia tiba-tiba mengizinkanku kuliah padahal semalam dia dengan marah menghukum ku untuk tidak keluar rumah selama seminggu."terangku

"itu kan bagus nona,mungkin ayahmu sekarang mulai menyadari kesalahan sikapnya selama ini padamu."sela Restu

"Tapi tidak juga masuk dalam nalar fikirku sama sekali ini terlalu tiba-tiba dan aku berharap tidak ada hal lain yang harus kubayar untuk perubahannya itu."jawabku

Restu menggenggam jemariku dengan lembut diapun memandangku dengan penuh ketulusan

"Hari ini aku ingin memgenalkanmu pada ayah ibuku.Aku berharap mereka meretui kita dan memberikan harapan yang baik untuk masa depan kita."

"Tapi aku tidak bisa (sesaat ku pandangi dengan mata memohon) Hari ini papa kirim supir untuk mengantar jemput ku.Kau tau sendiri apakah aku pernah mendapatkan kepedulian semacam itu.ini hal kecil tapi bagiku sangat berharga.Aku jarang sekali mendapatka perhatian dari papa.Baru kali ini aku dapatkan.."jelasku bingung

"Tadi pagi pun ia menelphone ku walaupun lewat Hp supir karena jelas dia tidak akan memiliki nomorku.ini seperti awal yang baik."lanjutku

Restu semakin erat menggenggam jemari-jemari tanganku

"Baiklah mungkin hari ini aku batalkan rencanaku membawamu pergi ke rumahku akan akan pergi sendiri menemui mereka dan membicarakan masalah hubungan kita walaupun mereka akan sedikit kecewa mengetahui gadis yang selama ini aku cintai tidak datang"ucapnya mengalah dan terlihat kecewa

Akupun sedikit bingung dan merasa bersalah.Karena menolak ajakannya.Kupandangi raut wajahnya tiba-tiba berubah sayu dan kulihat bola matanya yang mengisyaratka. rasa kecewa.Aku tahu Restu dia tidak akan memaksakan keinginannya walaupun dirinya diterpa rasa kecewa.Dia teramat menyayangiku dia tidak ingin menambah beban berat dipundakku.

sejenak ku fikirkan kembali,apa salahnya aku memenuhi ajakannya,toh ini untuk masa depan hubungan kami.Seandainya orang tuanya merestui hubungan kami tentu jalan menuju restu ayahpun Takan sulit.Akhirnya aku mencoba membuka suara

"Baiklah aku akan ikut denganmu.."dengan menyunggingkan senyuman manis

Aku tidak akan pernah tahu hasil dari keputusan ku saat ini.Akupun tidak tahu ayah mencoba merubah dirinya dari sosok yang kasar dan tak peduli menjadi sosok yang sebaliknya.Da aku tahu semestinya aku mengikuti perintah ayah agar dia tidak kembali murka.Dan aku tidak tahu kejadian apa yang akan menimpaku karena melanggar perintah ayah...????

Yang aku tahu aku akan selalu memberikan kebahagiaan kepada Restu atas apa yang telah ia berikan padaku selama ini sebisa yang aku mampu berikan.

Maafkan aku ayah untuk sekali lagi aku melanggar perintahmu...