webnovel

16. Pesan Terakhir Enrique pada Ivory

James benar - benar tidak mengerti apa yang ada di pikiran Nathan akan tetapi ia merasa khawatir akan ancaman Nathan, ia takut jika tidak menuruti permintaannya, maka semua keluarganya akan menjadi imbasnya. Apakah benar kalo Enrique dan lainnya sedang diincar oleh seseorang yang merupakan komplotan Nathan pikirnya. Ia dilanda kebingungan dan takut mengambil keputusan yang salah. Tiba - tiba saja James mendapatkan ide untuk mencoba mengelabui Nathan. "Baiklah, akan kupenuhi keinginanmu itu", ujar James. "Apa? Kamu mau menuruti permintaanku? Kamu pikir aku sebodoh itu bisa ditipu daya olehmu? Rasakan ini." Ketika Nathan sudah hampir mengangkat cambuk besinya untuk kembali menyiksa James, tiba - tiba James berkata, "Cambuklah aku hingga aku mati konyol di sini, dan kamu tidak akan mendapatkan keuntungan apapun dariku. Bukannya kamu menyekapku untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan selama ini? Atau kamu hanya ingin menyekapku demi membalaskan dendam ibumu saja dan membunuhku di sini tanpa mendapatkan apapun? Konyol sekali jika pikiranmu begitu pendek." James hanya menyunggingkan sebuah senyuman mengejek meskipun wajah maskulinnya yang tampan kini menjadi hancur dan terasa sangat sakit akibat cambukan itu yang bahkan telah mengenai mata sebelah kirinya. "Baik kalau begitu. Aku akan mencoba untuk percaya padamu. Akan tetapi mungkin kamu harus membayarku sebuah bukti bahwa kamu tidak akan mengkhianatiku dan kamu tidak akan bisa lari bahkan berpaling dariku." James melihat Nathan sedang mencari sesuatu di dalam mulut goa tersebut lalu kembali dengan memegang sebuah batu yang cukup besar. "Mau apa lagi kamu Nat? Hei, jangan macam - macam kamu." James menatap ngeri ketika Nathan mengambil batu besar tersebut yang akan dihantamkannya ke lutut James. "Hanya dengan cara ini kamu tidak akan bisa lari lagi dariku. Bahkan ini pun belum cukup untuk membayar semua yang telah kamu lakukan terhadap keluargaku, James. Aku tidak akan pernah puas sebelum kalian semua membayar penderitaanku dan keluargaku selama ini."

Nathan yang semakin beringas bagaikan kerasukan setan lantas tidak lagi berpikir panjang dan langsung mengangkat batu besar tersebut lalu menghantamkannya pada kedua lutut James hingga menyebabkan James berteriak sejadi - jadinya dan melonglong kesakitan. Suaranya yang menggelegar dan seakan memecah langit kembali lagi terdengar. Rasa sakit tak tertahankan yang dirasakan oleh James membuatnya kini kehilangan kesadaran hingga sekujur tubuhnya yang telah bersimbah darah membuat tubuhnya semakin melemah hingga pucat. Hal ini menyebabkan suhu tubuhnya meninggi selama dan membuat Nathan ketakutan jika ia membiarkan kondisi James seperti itu terus, ia takut akan kehilangan kesempatan emasnya untuk menguasai semua yang diinginkannya sehingga ia mulai terlihat sibuk untuk mencari beberapa makanan yang bisa digapainya di sekitar sana berupa buah - buahan dan memberikan James air yang diambilnya dari sumber mata air yang berlokasi tidak jauh dari mulut goa. Bahkan Nathan pun menyirami tubuh James dengan air yang diambilnya untuk mencuci sisa - sisa darah yang masih mengotori tubuh James tersebut dan kemudian menyusun rencana selanjutnya untuk membawa James kembali agar ia bisa memanfaatkannya. Ini akan menjadi awal kehancuran bagi keluarga Enrique pikirnya. Nathan kemudian menunggu hari berikutnya hingga sinar matahari terbit tinggi agar ia bisa menggunakan cermin yang telah dibawanya dalam perbekalan untuk memanggil anak buahnya agar menjemput mereka dengan helikopter yang telah mereka sediakan. Hari yang ditunggu pun tiba. James yang belum kembali kesadarannya membuat Nathan terpaksa harus membopongnya untuk masuk ke dalam helikopter dalam keadaan tubuhnya masih terikat. Keadaan James sangat memprihatinkan dan terkadang tubuhnya mengejang hebat sebagai reaksi rasa sakit yang dideritanya dari radang yang diciptakan oleh Nathan. Nathan tidak terlihat peduli terlalu banyak, begitu mereka tiba di tempat persembunyian mereka yang cukup jauh dan berlokasi di pinggiran kota, Nathan menyuruh anak buahnya untuk memberikan pengobatan kepada James karena ia tidak bisa membawanya ke dokter untuk menghindari orang – orang yang mungkin akan mengenalinya dan James. "Kita harus mengurusnya, jangan sampai dia mati atau kita akan kehilangan tambang emas kita", ujar Nathan kepada seluruh anak buahnya.

Tanpa terasa, seiring berjalannya waktu, bertahun - tahun telah Enrique lalui tanpa kehadiran sosok seorang kakak, hingga akhirnya ia pun sudah lebih mampu untuk menata hatinya dan kembali menyibukkan dirinya mengurus perusahaan tanpa sosok James. Tentu ia tidak akan lupa pada James, bahkan di mejanya pun ia masih meletakkan foto kenangan mereka sewaktu melakukan perjalanan bisnis. Ia terlihat sedang memegang bingkai foto James yang merangkul dirinya tersebut, ia hanya tersenyum sendiri mengingat betapa lucunya pertemuan pertama mereka dulu. Banyak kenangan yang tidak akan pernah terlupakan hingga akhirnya mereka bisa mencapai kesuksesan, namun sayangnya James sudah meninggalkannya terlebih dahulu dan ia tidak sempat berbagi kebahagiaan bersamanya lebih lama lagi. Ketika sedang seriusnya menatap foto tersebut, tiba - tiba datanglah seorang gadis remaja bermata biru dengan wajahnya yang mungil kecil menyerupai boneka Barbie dengan rambut pirangnya yang terurai bersamaan dengan seorang pria muda tampan berwajah sedikit pucat lesu dengan model rambut pendek kecoklatan berponi yang terbelah dua menyerupai tirai yang dibuka yang dibentuk lebih panjang dan tipis, sehingga dapat membingkai wajahnya yang mungil dengan begitu baik dan sempurna. Ia sengaja diam - diam dari belakang mengejutkan Enrique hingga foto tersebut terjatuh di atas karpet lantai mejanya. "Ivory, kamu ini sudah remaja masih aja suka ngagetin papa. Gimana sekolah kalian hari ini? Lancar? Dan ini kenapa tumben bisa pulang cepat? Barengan lagi. Di mana Cath?" "Hari ini ujiannya lebih cepat selesai pa, Kak Jade juga, jadi dia antar Ivy duluan deh, kalo Cath masih mau keluar bareng temannya. Papa lagian sampe sekarang masih aja melamun setiap kali liat foto Paman James. Papa masih belum bisa move on ya?" "Hush, belajar dari mana kamu kata move on itu? Itu cuma kamus untuk anak muda seusia kalian yang pacaran, kalo papa dan Pamanmu beda. Papa kan cuma selalu teringat sama semua kenangan papa sama beliau dulu. Oh iya, ngomong - ngomong kamu masih perlu belajar untuk ujian besok lagi?" "Hari ini udah ujian terakhir pa, emangnya kenapa?" "Papa mau bawa kamu ke suatu tempat. Jade sehabis ini kamu bisa pulang duluan ya. Papa mau bawa Ivy jalan - jalan dulu. Kamu yang hati - hati ngendarai motornya. Jangan ngebut." "Iya pa. Aku duluan ya, Iv. Sampai ketemu di rumah." Sejak diasuh oleh Enrique dan Moniq, kedua anak Nathan, Jade dan Catherine sudah dianggap Enrique dan Moniq seperti anak mereka sendiri, hanya saja Jade kini tumbuh menjadi seorang pemuda remaja yang pendiam dan tidak banyak bicara, sedangkan Catherine lebih aktif dan liar, kebalikannya dari kakaknya sehingga terkadang Enrique dan Moniq menjadi serba salah ketika menghadapi anak itu. Perlakuannya terhadap Ivory pun terkadang sama kejamnya dengan saudara tiri yang diceritakan di dalam dongeng - dongeng Cinderella yang selalu saja menindas adik tirinya. Hal tersebut terkadang membuat Enrique dan Moniq merasa kesal dan marah terhadapnya namun setiap kali Catherine mengungkit soal kematian ayah kandungnya yang mengalami kecelakaan karena perjalanan bisnis yang diatur oleh Enrique, mereka pun akhirnya terpaksa mengalah dengan anak itu. Siang itu, Enrique membawa putri semata wayangnya itu ke 'Rahasia Cinta', gubuk kecil tempatnya dulu bersama James. Enrique merasa bahwa ini sudah saatnya memperkenalkan kepada putrinya mengenai gubuk kecil itu. Apalagi James sudah berpesan kepadanya untuk memperkenalkan gubuk itu kepada putrinya suatu hari nanti. Andai saja James masih hidup pasti ia pun akan sering – sering membawa Ivory ke sini.

Sesampainya di sana, Ivory begitu takjub melihat suasana pantai yang begitu sepi dengan cuaca cerah yang begitu memikat hati. Ivory ingin sekali merasakan nikmatnya angin sepoi – sepoi yang berhembus lembut di pipinya, mendengar desiran air ombak kecil yang terus bersahut – sahutan dan datang silih berganti, menikmati suasana yang begitu membuat hati terasa damai. Ivory juga baru pertama kali mendatangi tempat seindah ini. Enrique pun turut merasakan apa yang dirasakan oleh putri semata wayangnya itu. Rasanya sudah lama sekali ia tidak pernah ke sini lagi sejak terakhir kali pemakaman James waktu itu. Ia kemudian menunjukkan kepada Ivory gubuk yang berdiri di bagian belakang mereka di sebelah barat. Ivory merasa begitu takjub dan terpana setelah melihat gubuk tersebut. "Luar biasa," ujarnya.

Setelah menjelaskan seperti apa yang pernah dijelaskan oleh James kepada Enrique dulu, Ivory menjadi semakin kagum kepada sosok pamannya itu. Paman yang begitu perhatian dan sayang kepadanya sejak ia kecil. Ia melihat semua foto – foto yang ditempelkan oleh pamannya di dinding bagian dalam gubuk lalu melihat semua dokumen – dokumen dan foto – foto kakek, nenek, ayah dan ibunya. Baru pertama kali ia melihat sosok kakek dan neneknya itu. Sosok yang sangat berwibawa dan menjadi teladan bagi semua orang. Andaikan sosok kakek dan neneknya masih hidup, pastilah ia pun akan sangat disayangi oleh mereka. "Jika suatu hari nanti papa udah gak bisa nemenin kamu, ke sinilah dan ingat hanya bersama seseorang yang benar – benar bisa kamu percaya. Karena ini merupakan rahasia kita bertiga." "Iya pa, aku janji. Hanya akan membawa seseorang yang benar – benar bisa kupercaya. Tapi kenapa papa berbicara seperti itu? Papa mau ke mana? Papa gak ada niatan untuk ninggalin aku kan?" Enrique hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil, lalu menunjukkan kotak rahasia yang dikubur olehnya dan James dulu. Enrique tidak membukanya sekarang dan berpesan kepada Ivory bahwa kotak tersebut hanya boleh dibukanya ketika ia telah tidak bisa menemaninya lagi suatu hari nanti. Ivory merasa aneh dengan pernyataan Enrique namun ia tidak ingin berpikir negatif karena ia berpikir bahwa semuanya pasti cuma gurauan semata.

I tagged this book, come and support me with a thumbs up! Thank you ^_^

linajapardycreators' thoughts