webnovel

Bab 5 : Kehangatan Divilla

     Hari minggu yang cerah itu, Faisal mengajak ratih untuk rekreasi ke puncak. Ratih mengenakan celana levis,  dan mengenakn baju kaos simpel bergaris-garis putih dan merah, Rambutnya diurai sebatas punggung, dan memaki sepatu hak tinggi yang berwarna kemerah-merahan. Hari itu Ratih sangat mempesona.

     Hari minggu itu merupakan hari terahir bagi Faisal untuk berjumpa dengan Ratih, Maka Faisal menggunakan kesempatan terahir ini dengan sebaik-baiknya. Faisal memeluk Ratih berjaln kearah taman yang berbukit.

     Disana Faisal juga melihat berpuluh pasangan muda-mudi yang tengah asik berduaan dibawah pohon cemara,

     Faisal mengajak Ratih duduk dibawah pohon cemara, seperti sepasang muda-mudi yang lain yang ada ditempat itu. Ketika tadi merwka memasuki taman itu, banyak mata yang terarah kepada Ratih, Cantik dan memiliki pasangan yang ideal.

 

    Dibawah pohon cemara Faisal dan Ratih duduk dengan santai

     "Rasanya masa liburku didesamu cepat benar seleasainya, sejejrnya aku ingin lebih lama lagi." keluh Faisal kepada Ratih.

     "tapi Mas Faisal harus kembali kejakatra lagi, "

 

    "Ya, aku berat meninggalkan ku Ratih, "

     "bukankah kelak kita akan berjumpa lagi.? apa yang Mas Faisal risaukan.?"

     "aku tak dapat mengutarakannya hanya satu aku tak dapat berpisah denganmu..." ujat Faisal.

     Udara sejuk yang ada disekitar membut mulut Faisal jadi asem, ia lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan rokok.

      "Maa Faisal harus menyelesaikan kuliah, bukankah itu juga demi masa depan kita, aku yang merasa malu jika membayangkan diriku yang cuma tamatan sekolah dasar.."

     "Jangan pikirkan tentang itu, yang jelas aku ingin kau menjadi istriku yang setia." sahut Faisal sambil membelai rambut panjang Ratih...

     "Mas aku berjanji memenuhi apa yabg mas inginkan, Aku akan setia pada mas Faisal sampai akhir hayatku..."

 

   Ratih dapat membaca wajah Faisal yang sedih, ia tau bahwa laki-laki itu begitu besar cintanya terhadap dirinya. segala perubahan yang telah didapat oleh Ratih adalah berkat cinta kasi Faisal...

     "Ratih,,, aku merasa seperti sangat berat berpisah dengan mu. seperti akan ada sesuatu yang terjadi padamu saat aku meninggalkanmu didesa ini."

     "Mas Faisal jangan berpikir yang bukan-bukan. saya akan setia menantikanmu..."

     Faisal lalu memeluk Ratih, tangannya membelai rambut gadis itu. tiba-tiba langit mulai mendung, dan udara semakin dingin, selang beberapa saat, tetes hujan menimpa tubuh mereka.

    "Ayo kita menyewa Villa, hujan ini tak akan mengampuni kita.." Faisal mwnari tangan Ratih untuk berdiri lalu berlari kearah sebuah villa, lalu terlihat seorang laki-laki menjumpai Faisal.

     "Akan sewa villa Tuan.?" tanya lelaki tua itu yang adalah pengurus villa.

     "Ya,"

     Segera saja pengurus villa itu membukakan pintu, lalu berkat.

     "hujan memang menggangg. sebentar tuan menunggu diaini, say akan memberaihkan kamar untuk Tuan..."

     "Baik..."

     Faisal dan Rartih duduk dikursih ruang tamu, sementara lelaki tua itu memberaihkan kamar untuk mereka. 10 menit kemudian lelaki tua itu telah selesai.

     "Pesan maknan dan minuman apa Tuan.?". kata pengurua villa itu. Faisal lalu menatap Ratih

     "Terserah Maa sajalah,.." kata Ratih ketika dia tau makna dari pandangan Faisal.

     "Nasi goreng dan kopi susu..."

     "Baik Tuan."

    Pengurus villa itu segera berlalu, Faisal lalu berjalan masuk kekmar dan meneliti kamar yang sudah dibersihkan. Ratih melalui jendela villa melihat hujan beetambah deras, dari kedinginan menyusup tulang-tulangnya, kabutpun menggangu pandangannya.

     Tiba-tiba pundak Ratih terasa diantuh oleh tangan hangat. Faisal memeluknya daribarah belakang.

     "Apa yang aedang kau pikirkan sayang..?"

     "Tak ada..."

     "Apakah perpisahan kita tak berarti bagimu.?"

     "Perlukah aku tambah merisaukanmu Mas Faisal..? jika ku menetahui perasanku.

     Faisal memutar tubuh Ratih sehingga berhadapan muka dengany. Faisal menatap wajah Ratih yang cantik demikian senduh. lalu tangan Faisal membelai wajah cantik itu.

     "Yah... aku tidak ingin kita sama-sama gelisah. aku yakin cinta kita akan mengalahkan segalanya."

    Faisal lalu mendekatkan wajahnya kewajah Ratit, kemudian menc*umnya. pelukan Faisal erat sekali. ia mendekap tubuh Ratih yang indah itu.

c*uman Faisal kali ini begitu berarti bagi Ratih. Ratih membenamkan diri untuk membalas dengan lum*tan lembut.

     Mereka mendadak kaget ketika pintu villa terbuka, dan pengurua villa itu masuk sambil membawa pesanan Faisal.

     "Maaf..." kata pengirua villa

     "Taruh saja dimeja pak."

 

    Segera semua pesanan Faiaal ditaruh dimeja oleh pengurua villa. lalu cepat-cepat keluar dari villa karna ia tau telah menganggu acara bermesraan mereka.

 

   Hujan diluar villa masih deras saja, kadang-kadang kilat terpancar dilangit dan guntur menyusul menggema diudara. 

     Ratih dan Faisal menyantap nasi goreng yang di peaan tadi.

    Setelah mereka makn dan minum. mereka duduk disofa dan kembali bermesraan, Ratih berebahan dipangkuan Faisal. lalu Faisal membelai rambut Ratih dan mencium keningnya

    Hujan makin lebat. udara dingin semakin menusuk-nusuk tulang, lalu Faisal memeluk Ratih yang terlentang disofa.

     Faisal menghujani c*uman dibibir Ratih dan Ratih membalasnya tanpa ada ragu-ragu lagi.

    Kemudian Faisal mulai membuka kancing-kancing baju Ratih. ia melihat betapa indahnya pemandangan didepan matanya, lalu kecupannya singgah di pemandangan itu. Faisal terus membuka pakaian Ratih dan menc*mbunya.

     "Oohh,,, jangan Mas." Desah Ratih yang kedua pipinya merah jambu,

    "Biarkan aku menc*mbumu Ratih... biarkan.." kata Faisal yang sudah dikuasai n*fsunya.

 

    Faial terus saja menc*mbu tubuh gadis itu. Gadia itu gemetaran dan sekujur tubuhnya merinding. karna menahan rasa geli. 

    Ratih lalu menarik kepala Faisal yang membuat Faisal sadar bahwa ia masih mengenakn pakaiannya. maka buru-burubia membuka pakaian itu

    Gadis cantik itu hanya menurut saja Ajakan Faiasal masuk kedalam kamar. lalu mendorong tubuh Ratih ke tempat tidur.

     "Aku takut Mas...."

     "Kenapa.?"

     "sebaiknya setelah kita resmi menikah saja..."

     "Nanti atau sekarang sama saja Ratih..."

******