webnovel

Bab 4 : Indahnya Cinta

     Dari jauh Santy melihat sepasang remaja berjalan kearahnya, Gadis itu berjalan setengah malu, rambutnya terurai panjang dengan mengenakan rok yang baru dibelikan oleh Faisal. Warnanya hijau pupus, membuat gadis cantik itu bertambah anggun dan mempesona.

     Siapa dia.? pikir Santy, semakin dekat mereka, semakin jelas dihadapan Santy seorang gadis yang pernah dilihatnya, namun dia berusaha mengingat-ingat, sebelum menebak dengan pasti, Faisal lalu menyapanya...

     "Santy siapa dia.? ayo tebak.?..."

     Tatapan mata Santi demikian dingin gadis yang dipandang menjadi kikuk.

     "kau pasti sudah tidak mengenal dia lagi. dia adalah Ratih..." lanjut Faisal.

     Santi seperti kaget, apa yang dikatakan oleh Faisal seperti dongeng cinderella. didalam hati Santy sangat memuji kecantikan Ratih, akan tetapi wajahnya memantulkan sebaliknya, dia seperti membenci Ratih.

      "Silahkan masuk...," kata Santy pendek.

      "Terimah kasih..." Jawab Ratih lembut.

      "Ayo masuk Ratih..." ajak Faisal

    

 

    Kedua remaja ideal itu melangkah masuk, Ratih diserang perasaan tak menentu, takut, kikuk dan malu. 

    bertambah semakin cantiknya wajah gadis itu, pipinya memerah karna dilanda rasa malu, alangkah mempesonanya Ratih dimata Faisal saat ini.

     "Duduk disini dulu, aku akan memangip paman dan bibi..." kata Ratih lirih

     "Aku,,, aku,, takut Mas..."

     "Tak apa-apa..."

     Ratih duduk dikursih empuk, dalam tatapan matanya, ia seperti tengah bermimpi ketika ia dihadapkan pada kemewahan.

 

    Santy menyusul duduk dihadapan Ratih, Ratih banyak menunduk namun Santy dengan tatapan matanya, dia merasa kagum akan kecantikan wajah Ratih ini.

     Santy memandang Ratih tanpa henti-hentinya, tak lama kemudian, Paman dan Bibi Faisal keluar tidurnya dan menjumpai Ratih.

 

    "Dari mana kau bisa mengenal gadis cantik ini Faisal..?" Tanya paman Marwoto dengan senyum renyah.

     "Dia gadis desa ini Paman..."

     "Paman tak percaya..."

     "Paman boleh menayakannya sendiri..." kata Faisal.

     Paman marwoto melempar senyum ramah kepada Ratih, sedngakan ratih membalas dengan hormat.

     "Sungguh kau gadis desa ini.?" tanya Paman Marwoto, kemudia Ratih mengangguk.

     "Lalu kau anak siapa.?" tanya Paman Marwoto lagi..

     "Mbok, Sarimah..."

     "Ohh...." Paman marwoto bengonng

      Lalu Faisal mulai mengankat bibirnya.

     "Dia adalah calon pilihan saya Paman."

     Paman Marwoto lalu mengut-manggut.

     "Kau tak salah pilih Faisl...? sela Bibi Maryati pada Faisal.

     "Tidak Bi...." jawab Faisal.

     "Bagus... Paman setuju..." kata Paman Marwoto

     Faisal tersenyum renyah, lalu Ratih teripu malu, Bibi Maryati masuk kedalam dengan wajah tak sedap dipandang, begitupun dengan Santy. 

    Faisal tak begitu memperhatikan perubahan pada Bibi Martati dan Santy, Kemudia disusul oleh Paman Marwoto, Setelah mempersilahkan Ratih dan Faisal untuk bersantai-santai dirumahnya.

     "Bagaimana Ratih.? perlu aku buktikan cintaku lagi.?" tanya Faisal, namun gadis itu tidak menjawab hanya kedua matanya yang indah itubtelah dibasahainoleh air bening.

     "Kenapa kau menagis..?" tanya Faisal, namu Gadis itu hanya menggeleng,

     "Kau tak maumemerima cintaku.?". kata Faisal lagi, tapi Ratih masih tetap diam.

     "Baiklah mungkin disini tak asik buat memberi jawaban, mungin kau malu. ayo kita berjalan keluar.

     Ratih menurut saja ajakan Faisal, ketika mereka berjalan meninggalkan rumah itu, Faisal menggandeng tangan Ratih, Tapi Ratih selalu menghindari gandengan tangan Faisal lantaran ia malu,

     Disebuah bukit kecil yang ditumbuhi pohon flanboyan, Ratih Dan Faisal duduk dibawah naungannya. Tangan Faisal meraih jari-jari tangan Rayih dan meremas-remas lembut.

    lalu Ratih tiba-tiba membuka mulutnya.

     "Tapi Mas,,, kau kelak pasti akan menyesal, karna aku hanyalah gadis desa yang bodoh, apa kata orang-orang nanti terutama kedua orang tua Mas Faisal..."

     "Tidak Ratih, kau adalah segala-galanya bagiku.Kata Faisal dengan tulus

 

    Faisal memeluk gadis itu, Ratih pasrah kepada laki-laki yang telah mengucapkan kata-kata yang tulus. 

    Faisal menatap wajah Ratih yang cantik dalam-dalam, ia semakin mendekatkan wajah tanpannya itu, dan rati merasakan bibirnya di lum*t dengan mesrah pleh Faisal. Ia memeluk Ratih dengan erat dan mesre.

 

    Ratih merasakan sesuatu yang aneh dari gairahnya, lebih-lebih ketika tangan Faisal sudah berada di dadanya. Lelaki ini sungguh nakal, pikir Ratih. dan karna semakin geli Ratih mendoron  tubuh Faisal.

    "Kau nakal Mas..." kata Ratih malu.

    "aku cinta padamu, apakah kau bersedia menjadi istriku sayang.?"

     Mendengar pertanyaan Faisal Ratih hanya mengangguk pelan

     "Sungguh...?" Faisal seperti belum puas.

     "Ya,,,, " Jawab Ratih pelan.

     "hemm, Ratih kau adalah salah satu keindahan dari ciptaan tuhan, kau akan menjadi miliku selama-lamanya."

     Faisal menatap sinar rembulan dan memuji sukur kepada Tuhan atas segala pemberiannya, termaksud Ratih si gadis desa yang bakal jadi miliknya. Faisal lalu berbalik menhadap ratih dan melepaskan c*uman kebibir Rati,,, sampai keleher jenjang Ratih,

    Faisal benar-benar melelapkan gadis desa itu... sampai gadis ini sering merintih dan mengeliat manja. Malam semakin larit dan akhirnya mereka meninggalkan tempat kenangan pertama bagi Ratih yang tak dapat dilupakan. karna Ratih juga telah jatuh cinta kepada Faisal meskipun Mereka tidak sampai melakukan hal yang lebih.

******