webnovel

episode 12

Sesampainya di kelas keterampilan tata rias aku di persilahkan Rahimah untuk duduk di kursi dahulu untuk mengantri tempat buat keramas. Selagi menunggu aku melihat kesekeliling kelas keterampilan tata rias, apa apa aja produk yang mereka gunakan beserta alat alat make up mereka juga. Cukup banyak yang kulihat saat itu, tapi banyak yang aku tidak tau nama dari satu persatu alat alat make up itu.

Setelah lumayan lama menunggu tibalah saat di mana giliran aku di keramas. Enak cuy di keramas, dingin, jadi segar hem ....

Saking enaknya di keramas aku sampai sampai ketiduran di tempat keramas hehehe...

Selesai di keramas rambutku pun langsung di pakaikan handuk kecil oleh Rahimah. Aku pun langsung terbangun dari tidur nyenyakku di tempat keramas.Aku sendiri yang sejak awal berada di tempat keramas yang tepat menghadap pintu depan kelas tata rias. Tiba tiba mataku tertuju ke arah pintu depan kelas tata rias dan mendapati taufiq lewat tepat di depan pintu kelas tata rias. Dengan langkah kaki yang kecil dia berjalan lambat sambil melirik ke arahku dan Rahimah berada.

Malu serta deg degan menyerangku. Apakah sorot matanya itu ke arahku atau ke arah Rahimah? secara fisik aku salah cantik di banding Rahimah. Rahimah sudah cantik, banyak yang suka dia, cepat bergaul dengan orang baru entah itu laki laki maupun perempuan.

Aku iri sama Rahimah, kenapa aku tak bisa seperti dia, aku ingin seperti Rahimah yang bisa menjadi seseorang yang banyak di sukai semua orang, aku ingin di kenal banyak teman teman di sana. tapi aku tak mampu, tak berdaya, karena aku pemalu dan pendiam.

#

Setelah di keramas aku langsung di bawa ke tempat pemotongan rambut. Entah di sengaja atau tidak oleh Rahimah memikirkan aku tepat pemotongan rambutku yang menghadap kelas meubel alumunium kelas taufiq berada. Di situ aku meminta Rahimah untuk memotong rambutku bermodel oval. Rahimah pun melakukan keahlian memotongnya ke rambutku sambil di temani guru pembimbing, takut ada kesalahan yang dia buat di rambutku.

Selagi Rahimah sibuk sibuknya mengurus potongan rambutku, tiba tiba si taufiq lewat lagi, sambil menengok aku dan Rahimah lewat jendela yang dekat dengan tempat di mana aku potong rambut. "{Haduh ini cowo sudah 2x lewat, oh my god}" ucapku dalam hati.

Setelah lama rambutku di potong akhirnya selesai juga, kemudian kepalaku di pijat tonik dan lain lain apalah itu namanya kurang tau juga aku oleh Rahimah. "{Enak bener dah}" ucapku dalam hati.

Setelah selesai aku pun kembali ke ruang kelas komputerku. Saat aku hendak pulang dan mau memakai sepatu tiba tiba dari dalam ruang meubel alumunium aku melihat taufiq sedang memandang ke arahku, "{Haduh jantungku, kuatlah jantungku aku mohon}" ucapku dalam hati sambil mengelus dadaku sendiri untuk menguatkan diri. Tanpa aku sadari saat sedang asyik memasang sepatu Rahimah memberikan isyarat isyarat tertentu ke taufiq entah apa itu yang seakan untuk menunjuk bahwa akulah orang yang menyukai dirinya. Respon yang aku dapat dari dia hanya senyuman saja dari dia, entahlah apa maksud dari senyuman itu! apakah senyum suka atau senyum tidak suka? Tapi bagi aku saat itu mungkin senyum suka, karna saat itu di fikiranku hanya ada taufiq saja. hanya aku yang boleh suka dia, dan dia hanya boleh suka dengan aku saja. Egois memang, tapi itulah kenyataan seseorang yang mengharapkan seorang lelaki yang di sukainya.