webnovel

Bab 18-Dineer di warung tenda.

Naya mulai berjalan memasuki roda empat yang sudah terparkir di halaman rumahnya,namun langkah kakinya terhenti sesaat,Ia menoleh ke belakang melihat ke arah Ibu dan Ayahnya yang saat itu masih ada di depan pintu utama rumahnya untuk mengantar putri kesayangan mereka pergi.

Naya tersenyum dan melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya,Ia bahagia karena hendak di kenalkan oleh kekasihnya kepada seluruh anggota keluarganya,namun di sisi lain Dia sangat sedih karena untuk pertama kalinya Dia pergi tanpa keluarganya.

Gabriel yang hampir sampai di mobil Tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang melihat kekasihnya yang masih terdiam memandang ke arah orangtuanya, Laki-laki bertubuh tinggi itu segera berjalan menghampiri kekasihnya dan memapahnya ke arah mobil untuk segera menaiki mobil,karena waktu sudah semakin larut.

"Sayang,kenapa masih disini? Kita pergi tidak akan lama hanya beberapa hari saja, sekarang waktu sudah semakin larut sebaiknya kita segera berangkat !" Imbuhnya kepada kekasihnya

Gabriel segera memegang tangan kekasihnya dan memapahnya ke arah pintu mobil,Dia membukakan pintu depan mobilnya untuk mempersilahkan kekasihnya masuk kedalam mobilnya.

Naya pun segera masuk dan duduk di dalam mobil,Ia duduk di kursi depan yang ada di samping Gabriel, sementara Hasan sudah lebih dulu duduk di kursi belakang, Gabriel segera duduk di mobilnya dan segera memakai safety belt, begitu juga dengan Naya,Dia segera memasang safety belt yang ada di samping tempat duduknya.

Saat Gabriel menyalakan derum mesin mobinya,Naya membuka kaca pintu mobil,Dia kembali melambaikan tangan kepada keluarganya yang masih setia melihat mereka pergi.

Darma dan Dea juga Dimas membalas lambaian tangan Naya,tidak terasa bulir bening yang sudah menganak sungai di kelopak mata wanita paruh baya itu akhirnya terurai juga.

Dengan perlahan mobil merah milik Gabriel pergi meninggalkan tempat tinggal mereka,namun keluarga Naya belum beranjak dari teras rumah,sampai akhirnya mobil itu sudah tidak terlihat lagi oleh mereka.

Sementara di perjalanan,di dalam mobil,Naya hanya terdiam tidak ada satu katapun terucap dari bibir indahnya, Gabriel yang sedang menyetir melirik ke arah kekasihnya itu dan melihatnya terdiam tanpa kata,tangan kirinya memegang tangan kekasihnya.

Seketika itu juga Naya menoleh ke arah kekasihnya saat merasakan sentuhan tangan kekasihnya.

"Sayang,apa Kamu tidak bahagia ikut bersamaku? Apa Kamu tidak mempercayai ku?" Tanyanya dengan nada lembut dan senyuman manis yang dia lemparkan kepada wanita yang berada di sampingnya.

"Tidak Sayang, Aku sangat bahagia bisa ikut bersamamu dan Aku sangat percaya kalau Kamu akan menjagaku" jawabnya sambil membalas senyuman Laki-laki tampan yang berada di sampingnya.

Gabriel kembali fokus melihat ke depan jalan,sesekali dia melirik ke arah kekasihnya,namun tangan kirinya masih terus menggenggam tangan wanita cantik yang ada di sampingnya,sementara tangan kanannya mengendalikan setir.

"Apa Kamu sudah makan malam?" Gabriel kembali bertanya sambil sesekali melirik ke arah Naya.

Naya tidak menjawabnya,namun Dia hanya menggelengkan kepalanya,menandakan kalau Dia belum makan malam.

Sambil menyetir mobil Gabriel terus melihat kanan kiri jalan raya,Dia mencari sebuah restoran yang masih buka,tidak lama Dia melihat sebuah warung tenda seafood di pinggir jalan,Dia segera memarkirkan roda empat nya di samping warung tenda itu.

Setelah mobil terparkir Dia mengajak kekasihnya untuk turun dan tak lupa juga dengan pamannya.

"Ayo Kita makan malam dulu ! tidak apa-apa ya meski di warung tenda seperti ini Kita makan malam," ajak Gabriel kepada Naya,Dia segera membuka safety belt dan segera turun dari mobil.

Gabriel membukakan pintu mobil untuk Naya.

"Paman,ayo Kita makan malam dulu !" Ajaknya

Namun saat Dia melihat ke arah kursi belakang,Ia melihat Pamannya sedang tertidur lelap, Gabriel membuka pintu mobil dan mencoba membangunkan pamannya.

"Paman, paman,ayo kita makan malam dulu"ajaknya dengan pelan sambil menepuk nepuk tangan pamannya.

Hasan membuka sedikit kelopak matanya.

" Kita sudah sampai ya,Bil?" Tanyanya sambil mengucek kedua matanya.

" Tidak Paman kita belum sampai rumah,tapi Kita mau makan malam dulu" imbuhnya

Hasan kembali menutup kedua kelopak matanya.

"Paman mau turun Tidak?"kembali Gabriel mengajak pamannya.

Namun sepertinya Hasan sudah sangat mengantuk sehingga Dia tidak mampu menjawab pertanyaan keponakannya,karena pamannya tidak kunjung bangun Ia pun menutup kembali pintu mobilnya dan segera meninggalkan pamannya di dalam mobil.

"Sepertinya paman tidak ingin ikut bersama Kita." Imbuhnya kepada Naya sambil berjalan memasuki warung tenda bersama kekasihnya.

"Tapi nanti kasihan Paman belum makan malam"jawab wanita cantik itu.

Naya dan Gabriel duduk di kursi berwarna hijau yang ada di warung tenda itu,tidak berapa lama pelayan datang membawakan buku menu,mereka berdua segera memesan makanan.

"Saya pesan nasi biasa sama ayam bakar,dan minumnya teh manis hangat saja" ucap Gabril kepada pelayan

"Saya juga pesan yang sama saja" ucap Naya kepada pelayan sambil memberikan buku menu tersebut kepada pelayan

Pelayan segera pergi untuk menyiapkan pesanan mereka,di saat menunggu pesanan, Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering dari dalam tas Naya,Ia segera mengambil dan melihatnya.

Naya tidak menjawab panggilan di ponselnya itu,Ia malah menggeser tombol berwarna merah.

"Siapa yang menelpon sayang?ini sudah larut malam ?"tanyanya sambil melihat arloji yang melingkar di tangannya.

"I-itu temen kantor Aku sayang,Dia memang sering menggangguku,jika sudah tengah malam Dia sering iseng menelponku,makannya Aku rijeck saja."jawabnya dengan sedikit terbata bata.

Gabriel menyodorkan tangannya meminta ponsel Naya,Naya merasa keheranan dengan maksud kekasihnya itu.

"Boleh Aku meminjam handphone mu Sayang?"tanya Gabriel kepada Naya,sambil menyodorkan tangannya ke arah kekasihnya

Seketika itu wajah Naya berubah menjadi sedikit pucat,karena yang tadi menelpon itu tidak lain adalah Rama.

"U-untuk apa Sayang?"Naya bertanya balik kepada kekasihnya.

Dengan perasaan yang sedikit ketakutan Naya mengambil ponsel dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Gabriel.

Saat Gabriel menerima handphone Naya,Ia langsung mematikan ponsel kekasihnya itu,dan memberikannya kembali kepada kekasihnya.

Naya menghela nafas lega,karena Dia sempat berfikir kalau kekasihnya itu akan menelpon kembali nomor yang tadi sempat di rijeknya.

Tidak lama kemudian pelayan datang membawakan pesanan mereka berdua.

"Maaf Sayang, Aku bukan bermaksud untuk memutuskan komunikasi Kamu,tapi Aku tidak ingin ada yang mengganggumu,apalagi di waktu yang selarut ini" imbuhnya kepada Naya sambil memegang tangan kekasihnya.

Naya hanya menganggukan kepalanya sambil melayangkan senyuman indahnya.

"Ya sudah sekarang Kita makan,mumpung masih hangat !" Gabriel mempersilahkan kekasihnya untuk segera makan malam.

"Iya" jawab Naya sambil menganggukan kepalanya dan tersenyum

Mereka berdua menyantap makan malam dengan santai meski hanya di warung tenda seafood sederhana yang ada di pinggir jalan.

Setelah selesai menyantap makan malam Gabriel segera membayarnya dan mereka berdua kembali ke mobil untuk meneruskan perjalanan mereka menuju ke rumah neneknya Gabriel.