webnovel

Cinta Sang Lycan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasy
Not enough ratings
421 Chs

APAKAH ITU DIA?

"Turunkan dia, idiot!" Alec menampar tangan Kace saat dia mencoba mengacaukan makanan di atas meja.

"Aku bertanya- tanya, bagaimana Kau bisa hidup sampai hari ini dengan masakan rumahan seperti ini? Ariana adalah juru masak terburuk yang pernah ada." Kace menggerutu saat memetik sayuran yang terlalu matang dari mangkuk dan mengernyit saat sayuran berlendir itu jatuh dari garpunya.

"Jangan bicara buruk tentang keahlian memasak pasanganku!" Alec menepuk punggung Kace saat dia mengambil garpu dari tangannya. "Setelah beberapa lama, kau akan terbiasa dengan ini. Sebenarnya ini tidak terlalu buruk. "

Alec membuktikannya dengan membawa mangkuk ke mulutnya dan meneguk sayuran berlendir itu sekaligus.

Yuck! Kace meringis saat menyaksikannya dengan ngeri. "Apa maksudmu setelah 'beberapa lama'? Aku tidak yakin kalau aku akan pernah terbiasa dengan semua ini. Aku telah makan ini selama lebih dari sepuluh tahun dan aku masih belum terbiasa dengan ini semua.��

"Kalau begitu aku pikir Kau membutuhkan lebih dari seratus tahun untuk dapat menikmati makanan ini." Ariana menimpali saat dia meletakkan mangkuk lain di depan Kace. "Coba yang satu ini.

Meski Kace tak henti- hentinya mengeluh tentang betapa buruknya kemampuan Ariana memasak, tapi dia akan datang berulang kali untuk makan malam jika dia punya waktu atau ketika dia berada di daerah ini.

Hal ini dikarenakan Kace sering bepergian ke berbagai tempat yang berbeda.

Namun, ini adalah satu- satunya tempat di mana dia akan tinggal selama tiga atau tujuh hari sebelum dia memulai perjalanannya lagi.

Sebuah perjalanan untuk menemukan pasangannya, atau sang penyihir, Serefina.

Serefina, selalu menjadi dirinya yang menyebalkan, penyihir itu benar-benar meninggalkannya untuk menjaga dirinya sendiri, di alam dimana Kace tidak tahu bagaimana bertahan di sini sementara dia tidak bisa kembali ke kastil.

Setelah apa yang akan dilaporkan Maximus kepada Jedrek, Kace ragu bahwa saudaranya akan cukup murah hati untuk membiarkannya hidup tanpa kehilangan satu atau dua anggota tubuhnya.

Terutama ketika Jedrek tahu kalau yang Kace temui adalah cinta pertamanya, Serefina.

Sebelum Serefina menghilang, sekali lagi, dia menyarankan Kace untuk mencari Torak di dunia ini karena kakak keduanya telah menempatkan dirinya di sini.

Tetapi, membayangkan memiliki saudara laki- laki Alpha lain yang akan mengendalikan hidupnya lagi, Kace segera menolak gagasan itu.

Kace tidak ingin kehidupannya yang bebas ini menjadi terganggu karena Torak mengaturnya lagi, sama seperti apa yang dilakukan Jedrek.

Pertimbangan lainnya adalah karena Kace tidak tahu bagaimana cara pandang Torak tentang hal memiliki pasangan seorang guardian angel. Dia tidak memiliki kepribadian yang terbuka, ya sebenarnya Jedrek juga seperti itu.

Dan Kace tidak ingin mengambil risiko dengan bertaruh pada sesuatu yang dia tidak yakin.

Jadi, dalam sekejap mata, beberapa tahun lagi telah berlalu, dan selama jangka waktu yang lama itu, Kace telah berkelana ke banyak tempat untuk menemukan Serefina atau pasangannya, jika dia cukup beruntung, mungkin dia bisa menemukan keduanya karena Serefina juga seharusnya tengah mencarinya.

Kace selalu menjadi tipe orang yang positif, tetapi penantian yang lama ini kadang- kadang melukainya dan dia menjadi frustrasi dengan apa pun yang dia lakukan setelah sekian lama dia tidak juga berhasil menemukan pasangannya.

Sepuluh puluh tahun lalu Kace bertemu Alpha lec dan pasangannya, Ariana. Alec adalah salah satu orang Torak, seorang Alpha untuk wilayah tertentu di bawah teritori Torak.

Dia sudah saling kenal sejak perang besar dan sekarang dia membantu Kace bersembunyi dari Jedrek dan Torak. Lycan pemberani, jika Kace bisa mengatakannya.

Alec tidak hanya melawan satu tapi kedua kakak laki- laki Kace, dengan merahasiakan keberadaannya, ini juga adalah salah satu alasan mengapa Kace tidak ingin tinggal lama di dalam kawanannya dan memberi dia dan keluarga kecilnya masalah yang tidak perlu.

Padahal Kace sering mengunjunginya.

"Paman Kace, sendok!"

Sebuah suara kecil dan kekanak- kanakan menarik Kace dari pikirannya saat dia melihat anak kecil di depannya, yang sedang cekikikan padanya.

"Kau ingin sendok ini?" Kace mengangkat sendok di dekat tangannya, yang bergambar karakter favoritnya.

"Sendok!" dia mengulurkan tangan kecilnya, meminta sendoknya.

"Aku akan memberimu sendok jika kau memelukku." Namun, sebelum Kace mendapatkan apa yang diinginkannya, dia mendapat pukulan keras di punggungnya.

"Jangan berani- berani menyentuh putriku!" Alec menggeram marah pada Kace.

"Mengapa!?" Kace menyentuh punggungnya yang sakit. "Mengapa? Dia menyukaiku!"

"Pertarungan! Pertarungan! Pertarungan!" Arabella terkikik ketika melihat paman dan ayahnya bertengkar lagi dan ibunya sibuk menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

"Kau ingin aku melawan ayahmu, sayang?" Kace mengedipkan mata pada bayi berusia tiga tahun, yang melompat ke kursinya dengan penuh semangat. "Lihat? Dia lebih menyukaiku. " Kace berkata dan kata- katanya tersebut ditanggapi dengan pukulan lain di punggungnya.

"Hey! Kalian berdua! Hentikan!" Ariana datang dengan piring terakhir di tangannya, hidangan khas daging domba, satu- satunya yang bisa ditoleransi oleh indera perasa Kace yang sensitive. "Atau tidak ada darimu yang akan makan malam!"

Memang benar bahwa keduanya memiliki darah Alpha di pembuluh darah mereka, tetapi pada saat ini, Ariana lah yang lebih mendominasi mereka berdua. Seorang ibu dan lycan wanita memang terkadang lebih terlihat mengerikan.

"Oke." Kace dan Alec menjawab dengan patuh.

"Ini dia, sweety." Kace mengulurkan tangannya untuk memberikan sendok pada Arabella dan mengusap rambut coklat keritingnya.

Namun, sebelum mereka bisa memulai makan malam, terdengar suara bel pintu berbunyi.

"Siapa yang datang pada jam ini?" Ariana mengerutkan kening dan hendak berdiri sebelum Alec menghentikannya dan berkata akan memeriksa siapa yang datang.

Alec berjalan menuju pintu dan mencoba melihat tamu mereka melalui lubang intip. Ekspresinya berubah seketika dan dia mengerutkan keningnya oleh apa yang dilihatnya, dia segera membuka pintu saat angin malam bertiup ke dalam rumah, membawa aroma penyihir tersebut ke dalam rumah dan sesuatu di lengannya.

"Serefina!" Alec menyebut namanya dengan heran. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Namun, sebelum dia bisa mengatakan apa pun atau mengundangnya untuk masuk ke dalam rumah, Alec bisa mendengar langkah- langkah berat dari arah belakangnya.

Serefina mengalihkan mata hijau limaunya dari Alec ke Kace, yang berdiri dengan ekspresi yang bodoh, terkejut dan terpana, dua meter dari ambang pintu.

"Hai Kace." Serefina menyapanya dengan ringan.

"Jangan mengatakan 'hai' padaku!" Kace menggeram, tapi matanya terpaku pada sesuatu yang sedang dipeluk Serefina di dalam dekapannya.

"Baik." Serefina mengangkat bahu. "Kalau begitu, beritahu aku. Apakah ini adalah 'dia'?" Serefina bertanya, mengangkat 'sesuatu' tersebut dan menjulurkannya kepada Kace untuk dilihat olehnya.

Dan seketika itu juga Kace menyadari, apa itu…