webnovel

Cinta Sang Lycan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasy
Not enough ratings
421 Chs

APA YANG KAU INGINKAN?

"Apa arti bayi itu untuknya?" Lana bertanya seolah Serefina tidak memberikan peringatan apapun padanya sedetik yang lalu.

"Rasa ingin tahumu suatu saat dapat membunuhmu, girl," Serefina berkata dengan nada tidak bersahabat.

"Rasa ingin tahuku ini yang justru akan membunuhku," Lana juga meletakkan sendoknya dan menatap Serefina dengan mata cokelatnya yang tenang.

Ada sesuatu dalam dirinya yang mengingatkan penyihir itu tentang versi mudanya. Dirinya sendiri, yang tidak peduli dengan dunia dan melakukan semua yang diinginkan hatinya sampai hatinya bukan lagi miliknya, saat jantungnya berdetak untuk orang lain. Untuk dia…

"Baik. Aku akan senang jika Kau tahu statusmu di dalam kelompok kecil ini." Serefina kemudian meninggalkan ruangan, meninggalkan gadis yang masih terlihat bingung dengan apa yang baru saja penyihir itu katakan.

==============

"Apa yang kau lakukan bersembunyi di sana?" Kace berbicara tanpa mengangkat kepalanya dari bayi di depannya.

Rupanya, dia baru saja memandikan Hope dan mengenakan gaun kuning cantik padanya saat bayi itu mulai tertawa kecil dan menggumamkan kata- kata yang hanya dirinyalah yang tahu.

Lana, yang memiliki rasa ingin tahu yang begitu kuat dan sulit untuk diabaikan, mau tidak mau ingin tahu lebih banyak tentang bayi itu.

Bayi kecil yang dapat membuat Kace begitu posesif akan keselamatannya.

"Aku membawa sebotol susu untuk dia." Lana mengangguk ke arah Hope, dia sudah memikirkannya, kalau- kalau dia ketahuan tengah mengintip seperti ini.

Sambil mendorong pintu terbuka, dia berjalan ke kamar dengan sebotol susu hangat di tangannya dan dia menyerahkannya kepada Kace. Namun, Lana tidak beranjak pergi, dia justru berdiri di samping tempat tidur.

"Terima kasih." Sang lycan tidak segera memberikan botol itu kepada Hope, yang mengulurkan tangan kecilnya pada susunya dengan penuh semangat, tetapi Kace lebih dulu menuangkan sedikit susu ke punggung tangannya dan menjilatnya.

Setelah Kace mecicipinya dan merasa tidak ada yang salah, barulah dia berani memberikan susu tersebut kepada bayi Hope yang menghisapnya dengan gembira.

"Kau tahu bagaimana membuat susu untuk bayi." Fakta ini tidak luput dari perhatian Kace. "Berapa usiamu?"

"Aku dulu memiliki sepupu kecil dan kadang- kadang membuatkan susu untuknya." Lana menjawab, masih berdiri di samping tempat tidur sambil memandang Hope dengan tatapan penuh rasa penasaran. "Aku lima belas tahun."

Lima belas…

Umur bagi seorang shifter memang bekerja dengan cara yang berbeda dengan manusia, namun penampilannya yang terlihat seperti gadis berusia dua belas tahun masih membuat Kace mengerutkan kening.

"Kau tidak terlihat seperti berusia lima belas tahun." Kace menyuarakan kebingungannya saat dia mengarahkan mata birunya ke arah gadis itu. "Kau terlihat lebih muda."

Lana mengangkat bahu. "Mungkin karena ibuku seorang fae."

Kace mengangkat alisnya setelah mendengar pengakuan itu. Dia tidak pernah mendengar bahwa werewolf memiliki pasangan seorang fae, namun dia tidak pernah benar- benar peduli tentang hal seperti itu.

"Siapa namanya?" Lana duduk di sisi lain tempat tidur saat Kace menatap dengan waspada padanya, mengikuti setiap gerakan Lana.

Bukannya Lana tidak menyadari bahwa Kace menjadi lebih tegang ketika dia dekat dengan bayi itu, tetapi dia tidak begitu peduli tentang hal itu saat matanya menatap bayi tersebut dengan rasa penasaran.

Mengapa Lycan yang hebat seperti Kace mengasuh makhluk lemah ini? terlebih lagi, seorang bayi manusia. Apa dia tidak punya aktivitas menarik untuk dilakukan?

Namun, Lana menyimpan pikiran itu untuk dirinya sendiri saat dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh bayi Hope.

Namun, sebelum dia berhasil menyentuh sehelai rambutpun dari Hope, tangan Kace yang besar meraih pergelangan tangannya. "Namanya Hope." suara Kace merupakan geraman rendah yang berbalut dengan peringatan, dia mengatakan hal tersebut sambil menyingkirkan tangan Lana.

"Nama yang bagus." Lana berkomentar, menarik kembali tangannya sebelum Kace berubah pikiran dan memutuskan untuk mematahkannya. Apa yang dikatakan penyihir itu benar. Lycan yang hebat ini sangat protektif. "Apakah dia bayimu? Tapi, dia bahkan bukan seorang shifter."

Meskipun Hope hanyalah seorang bayi, tetapi shifter lain bisa merasakan jenis mereka sendiri saat mereka menatap mereka.

"Bayiku?" Kace mengulangi pertanyaannya dan tawa kasar seperti dering sebuah bel yang berdering bergema di seluruh ruangan. "Ya, dia adalah 'bayiku'."

Kerutan diantara kedua alis Lana semakin dalam ketika dia mendengar itu. Mengapa dia merasa ada arti lain di balik kata- kata yang Kace ucapkan?

"Tapi, kau tidak punya pasangan." Dia berkata tanpa berpikir tentang pernyataan yang baru saja keluar dari bibirnya. "Aku mendengar bahwa para Donovans dikutuk untuk tidak punya pasangan. Jadi bagaimana mungkin bayi lemah itu adalah pasanganmu?"

Apa yang dikatakan Lana mematikan atmosfir menyenangkan yang terbentuk saat sang lycan tertawa, karena sekarang Lycan itu menyilangkan tangan di depan dadanya yang kokoh saat dia mengamati gadis itu dengan sedikit lebih serius.

"Kau benar- benar harus menjaga mulutmu." Suaranya tidak keras, tapi nada peringatan dan permusuhan ada di dalamnya. "Aku tidak tahu bagaimana kau tumbuh, tapi kupikir, bahkan keluarga Gamma akan mengajarimu beberapa tata krama."

Mata cokelat Lana membelalak ke arah Kace dan mereka saling tatap selama satu menit sebelum Lana akhirnya melepaskan pandangannya.

"Aku berbohong," Dia berkata dengan suara rendah.

"Maksudmu?" Kace mengerutkan dahinya.

Pada awalnya, dia mempercayai kata- kata Lana, tetapi ketika dia memikirkannya lagi dan melihat cara gadis ini membawa dirinya, kemungkinan besar sebagian dari ceritanya adalah bohong, jika tidak semuanya.

"Begitu?" Kace lalu mengambil Hope dan memeluknya dengan hati- hati.

"Aku tidak berbohong saat mengatakan bahwa kawananku itu diserang oleh vampir atau kisah lainnya." Mata Lana tertuju pada bayi yang di dekap dalam lengan Kace yang kuat. "Aku berbohong saat mengatakan aku adalah putri dari seorang Gamma."

Kace tidak mengerti mengapa dia berbohong, tapi tetap diam, menunggu Lana untuk menjelaskan.

"Aku adalah omega dalam kawanan, karena ibuku bukan dari jenismu." Lana memulai. "Dia meninggalkanku dengan ayahku yang merupakan werewolf dan tidak pernah datang menemuiku lagi."

Jadi begitu…

Kace tidak yakin ada kawanan yang masih menggunakan gelar omega di dalam kawanan. Sejauh yang dia tahu, posisi itu telah lama dihapus dari hierarki mereka, setidaknya dalam kawanan yang Torak bentuk.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan tentang saat ini.�� Lana mengangkat bahu. "Mereka memberi aku posisi itu sebagai bentuk untuk mengejekku." Ada amarah yang melintas di mata cokelatnya.

Sepertinya pengalaman Lana dengan kawanannya yang sebelumnya bukanlah memori yang menyenangkan untuk diingat.

"Aku tidak peduli tentang itu, aku hanya ingin tahu niatmu yang sebenarnya," Kace berkata dan menatap Lana dengan tatapan penuh selidik.