webnovel

8 Ada Yang Tidak Suka

"Aw! Sakit, ngapain lo jitak gue?!" Ringis Roy memegang kepalanya yang barusan dapat jitakan.

"Gue tanya ruang OSIS, bukan arah jalan raya!"

"Gue kasih tau lo ruang OSIS, kok, lampu merah itu ruang OSIS-nya, jadi lonharus berhenti dan masuk kesana," kata Roy, membuat Amanda menepuk jidatnya.

"Pusing gue ngomong sama lo."

"Lo pusing? Gue juga pusing pikirin lo yang hadir di setiap ingatan gue," ucap Roy sengaja menggoda Amanda.

"Apaan, sih, garing banget."

"Kelakuan si kucing garing." Roy menyanyi dengan gaya alaynya.

"Garong.

Kirain garing."

"Lo jadi, sih, tunjukin ruang Osis?!"decak Amanda.

"Iya, iya, bentar. Jangan galak, dong, entar lo jatuh cinta sama gue."

"Mimpi!" Ketus Amanda.

"Kita lihat aja nanti."

"Ya udah, ayo gue tunjukin ruangannya."

Roy menarik pergelangan tangan Amanda agar mengikutinya. Mereka berdua pergi, Amanda melihat kalau Roy cukup terkenal di sekolah ini karena sepanjang mereka berjalan banyak sekali siswi meneriakinya.

"Duh, Roy makin ganteng aja, sih."

"Kak Roy cool banget."

"Roy mau, nggak, jadi pacara gue?"

"Astaga, dewa turun dari langit turun di depan gue."

"Ciptaan tuhan mana lagi yang kau dustakan."

"Itu murid pindahan, kan? Cocok banget, deh, sama kak Roy. Udah cantik, melebihi cantiknya kak Gadis sama kak tasya."

"Cih! Cantikan gue."

Amanda tak menanggapi ucapan siswi itu, yang dia pikirkan kenapa dia cocok sama Roy? Amanda menatap Roy yang di sebelahnya.

"Gue tau kalau wajah gue tampan, nggak usah tatap gue," ujar Roy sadar di tatap Amanda.

"Idih, geer banget, sih, lo! Siapa juga yang tatap lo,"

"Cih!, Dasar cewek, gengsinya gede banget. Apa salahnya coba mengakui."

Bodo."

"Eh, gue ke toilet bentar, ya. Tuh ruangannya udah dekat, lurus terus belok kiti."

"Hmm."

Amanda berjalan sesui petunjuk Roy, tanpa dia sadari sebenarnya Roy mengerjai Amanda. "Dalam hitubgan ketiga lo bakal teriak," kata Roy tertawa sendiri memperhatikan Amanda dari jauh.

"Satu."

Dua."

Ti_"

"Roy nyebelin!!!!!"

"Hahahaha!!" Tawa Roy meledak melihat Amanda.

Coba kalian bayangkan masuk di ruangan yang salah. Reaksi kalaian bakal bagaimana? Malu, kan???

Iya, lah, malu. Apalagi Amanda sekarang salah alamat, di memasuki WC khusus guru dan saat Amanda masuk, pak Udin sedang memasang risleting celana. Apakah kalian bisa membayangkan bagaimana ekspresi Amanda saat ini?

Kejadian tadi membuat Amanda tak berhenti mengeluarkan sumpah serapahnya.

Sekarang mereka berdua berada di ruangan OSIS beserta pengurus linnya. Gilnng yang melihat kedatangan Amanda akhirnya membuka rapat.

"Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumsalam wrahmatullahi wabarakatuh!"

"Terima kasih kepada kakak-kakak dan adik-adik yang sudah hadir di ruangan sederhana kita.

Langsung saja pada rapat kali ini gue mau memperkenalkan seseorang yang menjadibpengganti Resti dalam jabatan sekretaris, kepada Amanda dipersilahka," ucap Gilang menatap Amanda.

"Terima kasih sebelumnya, perkenalkan nama gue Amanda Patrisia, biasa di sapa Amanda. Seperti yang kalian ketahui, gue murid pindahan dan gue minta bimbingan kalian semua karena gue masih baru," kata Amanda sopan.

"Nah, kalian semua pasti sudah tahu nama dia Amanda, sekretaris kita yang baru," ujar Gilang.

"Kenapa lonpilih anak baru. Gal? Kan dari kami juga bisa gantiin posisi Resti?" Ujar Gadis yang merupakan bendahara OSIS

Gadis itu orangnya cantik, putih, modis, tapi sayang dia punya sifat tak baik terhadap orang yang dibencinya. Seperti sekarang, dia iri melihat Amanda.

Nih cewek cantik banget, anak-anak memang benar, dia lebih cantik dari aku, batin Gadis menatap Amanda dari ujung kaki hingga kepala.

" Gue tahu yang lain bisa, tapi gue tanya di grup malah gak ada yang berani mengajukan diri, ya udah gue pilih Amanda. Berdasarkan prestasi yang gue dapat dari kepala sekolah, dia pantas dapat jabatan ini,"

Ucap Gilang, membuat semua pengurus OSIS dian tak membantah, jika sang ketua marah bisa bahaya.

"Eh, Gadis, kalau lo iri sama si Amanda bilang aja, nggak usah protes kali,"

Ujar Roy yang dari tadi menyimak mereka.

"Eh, siapa juga yang protes? Gue cuman nggak rela aja anak baru masuk tanpa latihan dasar kepemimpinan. Kita semua aja susah dulu supaya bisa terpilih. Lah, dia langsung terima jadi. Nggak adil," protes Gadis.

Iya juga sih, si Amand enak banget langsung msuk. Aku mah dulu harus melewati rintangan, batin Roy betapa susahnya mengikuti LDK dulu. Dibentak, dihukum, disuruh isi hunting book, deseleksi, barulah masuk OSIS.

"Nggak bisa jawab, kan? Gil, lo pikirin, dong, perasaan yang lain. Inget, nggak, susahnya kita sampai ke tahap ini? Dan lo seenaknya aja pilih dia jadi pengganti Resti? Nggak adil banget, dong," kata Gadis yang diangguki pengurus lain. Hanya Gadis yang bis amelawan Gilang, entah karena apa Gilang tidak bisa membentak gadis itu.

"Tapi gue pilih Amanda bukan secara pribadi, ini juga usulan Pak Rusdi dan Bu Ida selaku pembina OSIA kita," ucap Gilang lembut.

Saat Gilang bicara dengan Pak Rusdi dan Bu Ida mengenai Amanda, merekanlangsung setuju dengan ide Gilang menjadikan Amnada sebagai sekretaris baru.

"Ehm! Kalau yang lain nggak setuju, gue bisa, kok, nggak gabung," ujar Amanda merasa nggak enak melihat semuanya bersebat hanya karena dirinya.

"Nah, sadar diri juga lo, dasar cewek nggak tahu malu," sinis Gadis.

"Gadis, jaga ucapan lo, belum tentu Amand kauak gitu, jangan curiga orang sembarangan. Ngaca, gih!" Bentak Roy, membuat nyali Gadis menciut.

Amanda kaget mendengar bentakan Roy hingga mengelus dadanya yang serasa mau copot.

"Cukup, keputusan gue udah bulat, Amanda tetap menjadi sekretaris baru kita. Kalau kalian mau protes silakan kepada Pak Riko dan Bu Ida!" Tegas Gilang.

Keputusan Gilang terpaksa disetujui semuanya.

Setelah rapat selesai, kini semuanya kembali ke kelasnya masing-masing

Amand amasih kepikiran tadi Roy marah dan membela dirinya.

"Makasih" ucap Amanda saat Roy sibuk menyalin materi di papan tulis.

Roy mendongak menatap Amanda. " Buat apa?" Tanya Roy.

"Lo, udah belain gue di depan cewek itu," kata Amanda.

"Oh, Gadis? Tuh anak memang harus diberi pelajaran, santai aja kali.

Kalau yang lain digituin, pasti gue bela juga," jawab Roy santai.

"Atau jangan-jangan lo geer gue belain, ya? Cieeeee!" Lanjut Roy meledek Amanda.

"Ih! Apaan, sih, lebay!"

Setelah resmi menjadi sekretaris baru OSIS, Amanda mulai diterima oleh pengurus lain. Tapi tidak dengan Gadis, dia sangat membenci Amanda.

Amanda juga merasa familier dengan wajah Gadis, entah dimana dirinya pernah melihat Gadis.

"Gue merasa pernah melihat dia, deh. Tapi di mana?" Guman Amanda masih memikirkan kejadian tadi sambil menyeruput es jeruknya.

"Apa?" Ujar Nabila mendengar gumaman Amanda.

Amanda, Nabila, dan Irma sekarang berada dibkantin setelah bel istirahat berbunyi. "Ah, nggak, kok, " jawab Amanda.

"Lo pikirin kejadian di ruangan OSIS. ya?" Tebak Irma yang memang benar kebetulan Nabila dan Irma termasuk pengurus.