webnovel

Menolak Lamaran (1)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kakek Gu memberi hadiah pernikahan senilai 1 miliar pada Xu Weilai agar mau menikah dengan Gu Yu. Lao Lin pun penasaran mengapa Kakek Gu berusaha keras menikahkan Gu Yu dengan Xu Weilai.

Meskipun Kakek Gu menyukai Xu Weilai, tapi yang dinikahi Xu Weilai adalah Gu Yu. Ia seharusnya sangat memahami bahwa Gu Yu membenci Xu Weilai. Jika pernikahan ini tetap terjadi, maka kemungkinan besar mereka berdua menjadi pasangan yang tidak bahagia.

Kejanggalan ini dirasakan oleh Lao Lin karena dirinya juga sudah bekerja pada Kakek Gu selama puluhan tahun. Ia sudah mengenal dekat Kakek Gu. Namun dalam pilihan Kakek Gu kali ini, ia sungguh tidak paham dengan jalan pemikirannya. Apalagi sampai rela membayar semahal itu untuk berusaha menikahkan cucunya dengan Xu Weilai.

Setelah dibukakan pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Kakek Gu menyandarkan diri di kursi mobil paling belakang. Tangannya dengan malas menepuk-nepuk lutut kemudian dengan santai menjawab pertanyaan Lao Lin, "Karena aku tahu bahwa Weilai pasti akan membuat Gu Yu bahagia!"

Jawaban Kakek Gu sungguh berlawanan dengan kenyataan selama ini. Lao Lin sampai mengira dirinya salah mendengar ucapan kakek-kakek ini. Bagaimana caranya ia melihat Xu Weilai yang sangat dibenci Gu Yu bisa membuat Gu Yu bahagia? Kakek Gu sedang tidak pikun, kan?

Seketika Lao Lin hanya menelan ludahnya sebelum ia bertanya dengan hati-hati untuk memastikan, "Bagaimana Anda bisa yakin?"

Pertanyaan itu membuat Kakek Gu tertawa. Tiba-tiba ia bertanya hal yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan Lao Lin, "Kau kira, mengapa Keluarga Zhang bisa bangkrut?"

Topik pembicaraan yang tiba-tiba berubah, membuat Lao Lin tidak bisa mengimbangin arah pembicaraan Kakek Gu. Ia tidak tahu cara untuk menanggapinya dengan benar. Lagi pula, kenapa tiba-tiba Kakek Gu membicarakan Keluarga Zhang?

Mengetahui Lao Lin tidak bisa menjawab pertanyaannya, Kakek Gu menggelengkan kepala. Lalu ia mengangkat kepalanya rileks dan memejamkan mata. Tanpa memberi penjelasan lebih lanjut, ia menyenandungkan lagu kesukaannya, "Bahkan mati pun juga butuh cinta!"

*****

Di sisi lain, ketika Xu Weilai kembali ke ruang rawat ayahnya, ia melihat kedua orang tuanya. Ibu Xu tampak tidak sabaran untuk menarik tangan Xu Weilai demi menanyakannya, "Weilai, Kakek Gu bilang apa padamu? Kau tidak menolak lamarannya, kan?"

Xu Weilai belum menjawab, namun Ibu Xu sudah melihat selembar kontrak yang ada di tangan Xu Weilai. Tidak menunggu penjelasan Xu Weilai, Ibu Xu langsung merebut kontrak itu dan membacanya dengan serius.

Sedetik berikutnya, wajah Ibu Xu merekah gembira. Ia langsung menghampiri suaminya, "Sayang, lihatlah! Ini kontrak hadiah pernikahan dari Keluarga Gu untuk Xu Weilai! Jumlahnya satu milyar!"

"Satu miliar?" Pekik Ayah Xu senang, ia tidak sabaran ingin melihatnya, "Berikan padaku! Aku mau melihatnya!"

Ibu Xu menyerahkan kontrak itu pada suaminya. Ayah Xu membacanya dengan cepat sambil tangannya gemetar akibat terlalu gembira. Setelah selesai membacanya, wajahnya pun memerah, "Keluarga Gu luar biasa, meskipun dari kalangan bangsawan. Mereka juga dermawan!"

Ibu Xu menyatukan kedua tangannya sembari berkata, "Keluarga kita terselamatkan, Tuhan memberkati kita!"

"Tidak hanya keluarga kita yang terselamatkan, tapi masa depan kita akan cerah!" Keserakahan Ayah Xu Weilai tidak bisa disembunyikan dari matanya. Jika putrinya bisa menikah dengan Gu Yu, uang satu miliar hanyalah permulaan dari cerahnya masa depan mereka.

Setelah Xu Weilai dan Gu Yu menikah, mereka kemudian melahirkan anak. Dengan begitu, perusahaan keluarga Gu semuanya akan diwariskan pada cucunya, yang berarti ia juga ikut memiliki perusahaan itu. 

Xu Weilai yang berdiri sambil melihat kedua orang tuanya gembira, hanya bisa terdiam kaku.

Kakek Gu satu-satunya orang yang masih meminta pendapat darinya untuk menerima atau tidaknya lamaran ini. Berbeda dengan kedua orang tuanya, mereka hanya memikirkan keuntungan dari Keluarga Gu. Tidak ada satupun dari mereka yang menanyakan pendapat Xu Weilai.

Kali ini, Xu Weilai tidak ingin menjadi putri Keluarga Gu yang tidak bisa diajak kompromi. Kedua tangannya mengepal, ia melangkah mendekati orang tuanya. Ia tatap wajah kedua orang tuannya itu dan mulai berbicara dengan sedikit rasa takut, "Pa! Ma! Aku tidak setuju dengan pernikahan ini. Aku tidak ingin menikah dengan Gu Yu!" Ungkapnya dengan jelas dan tegas.

Usai mendengar ucapan anaknya ini, suasana ruangan yang semula gembira berubah menjadi kaku, "Hah! Coba kau katakan sekali lagi!" Pinta ayah Xu yang menghentikan kegembiraannya.

"Weilai, kau jangan egois!" Nasihat Ibu Xu.

Xu Weilai yang dibentak seperti itu, ia tidak mundur sama sekali. Ia tetap tegas dan memandang kedua orang tuanya. Ia pun menegaskannya sekali lagi, "Aku tidak mau menikah dengan Gu Yu!"

Sedetik berikutnya, tangan besar Ayah Xu mendarat keras di wajah lembut Xu Weilai. Helaan napas yang dalam, menandakan amarah besar sedang membara di wajah Ayah Xu Weilai, "Kalau kau menolak lamaran itu, kau bukanlah anakku lagi! Keluarga Xu tidak butuh anak sepertimu!"