webnovel

Change To Life

17+ Manda Hashilla harus menelan pil pahit ia mengetahui dirinya telah hamil sedangkan ia belum menikah. Manda tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung, tapi ia tak berani mengungkapkannya. Dia adalah Erlan Airlangga Gantara. Teman satu angkatan Manda yang terkenal tajir, cool, cerdas. Pil pahit itu tak berhenti, setelah malam acara kelulusan ayahnya tak sengaja menemukan test pack yang ia gunakan. Ayahnya Manda marah dan langsung mengusir Manda dari rumah. Erlan yang berusaha mengingat malam pesta Reno akhirnya teringat. Ia telah merenggut sesuatu yang berharga dari seorang gadis. Lalu bagaimana mereka menjalani kehidupan? Dan bagaimana reaksi mereka jika ternyata yang merencanakan kejadian ini semua adalah orang yang tak terduga bagi mereka? . . . . Sesuatu yang bermula dengan keburukan tak mesti berakhir buruk pula. Berusahalah. Keajaiban itu ada.

fatikhaaa_ · Urban
Not enough ratings
187 Chs

26. Erlan Yang Ketakutan

"Sebenarnya orang itu kenapa? Lo sampai minta kita buat langsung selidiki dia, dan apa hubungannya dengan masalah Papa Lo dulu?" tanya Daniel serius.

"Waktu itu perusahaan Papa bangkrut karena Alex Gue gak tahu nama lengkapnya tapi Papa selalu sebut nama itu. Orangnya beneran gila, dia bahkan ngehasut pegawai Papa buat demo dan naikkan gaji bilang kalau perusahaan itu cuma gimik aja bilang mau bangkrut. Orang itu juga buat beberapa investor Papa memilih cabut investasinya. Semua itu karena Papa dan Orang itu dulu punya janji membangun perusahaan dan membagi keuntungan dengan sama rata, tapi hidup dia yang foya-foya dan cuma mau menikmati hasil aja ngebuat Papa jengkel akhirnya Papa mutusin buat ambil setengah perusahaan dan sekarang jadi perusahan ini. Dan Gue gak tahu perusahaan milik dia sekarang kayak apa."

"Lan, kok Lo tahu rumah itu bakal meledak?" tanya Sam yang penasaran. Erlan menghela nafasnya. "Karena dulu juga begitu." Sam dan Daniel gak paham mereka masih menatap tanya Erlan.

"Dulu ketika Papa masih deket sama orang itu, pernah sekali di ajak ke rumah dan waktu itu pertama kalinya Gue sama Bunda kenal. Lo pada tahu Bunda bisa tahu sifat orang dari cara bicara mereka, Bunda bilang ke Papa buat gak berurusan dengan orang itu tapi Papa bilang cuma bisnis kok apa lagi dia orang yang bisa di percaya dan pinter banget. Suatu ketika Papa yang pilih buat engga lagi berhubungan sama Alex Alex itu justru buat orang itu marah dan minta Papa buat kerja sama lagi dengan cara apapun."

"Orang itu sempat hampir ledekin perusahaan ini tapi keburu polisi datang ke sini dan ketika polisi cari bukti ke rumahnya tiba-tiba aja rumah itu kebakaran tanpa sebab. Dan dia gak bisa di hukum berat karena bukti kurang. Tiba-tiba Gue kepikiran ke sana dan benarkan."

Sam dan Daniel saling berpandangan, "Dan orang itu yang nembak Papa beberapa tahun lalu," ucap Erlan.

"Kalau gitu biar Gue minta tolong temen Gue sekali lagi buat coba lacak mereka. Sorry Lan, Gue lelet dan gagal lagi kali ini," ucap Daniel dengan nada kecewa, kecewa pada dirinya sendiri.

Erlan mengangguk, ia memaklumi itu bagaimana Daniel sudah berusaha. "Oh iya jangan terlalu libatin Reno dan Gani. Gue gak mau keluarga atau bahkan diri mereka sendiri yang jadi korban masalah Gue, dan ingat jangan libatin istri Gue apapun itu."

"Setidaknya kita harus bisa ambil informasi dari mereka apalagi istri Lo Lan," ucap Sam yang langsung di balas tatapan tajam oleh Erlan. Erlan gak mau membuat Manda tertekan.

"Sebenarnya Lan, Gue setuju sama Sam. Lo bisa tanya baik-baik mungkin atau pancing dikit, informasi itu bakal berguna banget buat kita Lan," ucap Daniel.

"Gue.. gak bisa." Erlan menunduk dalam-dalam ia akan lemah jika menyangkut Manda dan kembar, kepalanya serasa akan pecah jika semua mengarah pada mereka yang harus terlibat. Jika ia bertanya pada Manda ia sama saja membuka ingatan masa lalu Manda yang Erlan gak tahu apa benar atau salah jika ia membantu Manda mengingat hal itu. Dan Erlan takut berdampak buruk pada kembar karena secara tidak langsung Erlan memberikan tekanan pada Manda.

Sam dan Daniel menatap Erlan yang terlihat murung, dahinya berkerut berlipat-lipat. Mereka jadi merasa tak enak hati, "Lupain aja Lan. Kita bakal usaha kok, kita yakin tanpa melibatkan istri Lo kita pasti bisa dapat informasi yang lebih dan bisa cepat tangkap pelakunya," ucap Daniel agar Erlan mengakhiri pikirannya yang sepertinya membebani Erlan.

"Makasih buat pengertian kalian. Gue gak janji buat gali informasi dari Manda, tapi Gue bakal coba tapi Gue gak janji."

Sam dan Daniel mengangguk lalu mereka keluar dari ruangan Erlan. Sam akan mengurus klien dan Daniel meneruskan pencarian dia.

.

.

.

.

Manda kembali menelpon Erlan setelah ia mengikuti senam hamil. Sambungan pertama Erlan belum mengangkatnya, Manda melihat jam di ponselnya ini sudah waktunya makan siang masa Erlan gak istirahat.

Manda kembali mencoba menelpon Erlan, Manda berdecak, "Ini Ayah kalian kenapa sih Nak?! udah perasaan Bunda gak enak lagi. Kalian kirim sinyal gitu ke Ayah kalian, udah jengkel nih Bunda," ucap Manda pada ketiga anaknya yang ada di dalam perutnya.

Manda membanting ponselnya di kasur, sudah empat kali Manda menelpon dan Erlan tak mengangkat teleponnya. Manda memilih untuk ke dapur, sebal membuatnya lapar.

Saat pertengahan tangga tiba-tiba saja Manda memiliki sebuah ide yang dapat membuat Erlan langsung membalasnya cepat, seharusnya sih. Tapi Manda akan menunggu sampai ia selesai makan aja, kalau Erlan belum menghubunginya balik, oke mari keluar senjata rahasia yang seharusnya mujarab.

Erlan baru saja keluar dari ruangan meeting, karena membahas panjang dengan para anak buah Sam dan Daniel, Erlan sampai lupa jika ia ada rapat dengan para pendiri untung Sam sempat mengundurkan jadwal rapatnya.

Erlan dapat melihat beberapa orang yang sepertinya kurang suka dengan mundurnya rapat ini. Biarlah lagian Erlan yang menggaji mereka jadi, Erlan juga tak mau memikirkan mereka, masalahnya sendiri aja sudah membuatnya pusing.

Erlan merasakan ponselnya yang terus berdering. Ketika sudah sampai ruangannya ia langsung melihat isi ponselnya. Erlan melihat banyak sekali orang yang menelponnya.

Pandang Erlan jatuh pada satu nomor yang tak dikenal yang baru saja mengirimnya pesan. Erlan menekan notifikasi itu yang langsung mengarahkannya pada room chat baru.

Nomor tak dikenal itu menelpon Erlan melalui video call. Erlan langsung mengangkatnya. Erlan memilih diam, sang penelpon berjalan dengan seseorang menuju sebuh tebing. Tiba-tiba saja suara seperti robot berbicara.

"Kamu sangat hebat ternyata jebakkanku bisa kamu baca tapi bagaimana jika kita membuat istrimu bersama anak-anakmu jatuh dari sini."

Handphone yang tadi menunjukkan ujung tebing tiba-tiba saja mengarah pada wajah Manda yang ketakutan di atas tebing bahkan suara angin dan gambar pepohonan yang berlalu sangat cepat. "Manda?!"

Tut... tut.. tut...

Erlan terbangun dari tidurnya jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Erlan bahkan bisa mendengar detakan itu. Erlan mengusap wajahnya ia baru ingat setelah meeting ia langsung tidur di meja.

Erlan melihat jam istirahat sudah berlalu dan Erlan belum sama sekali makan, sarapan ataupun makan siang.

"Ya ampun kenapa nyata banget rasanya," ucap Erlan sambil memegang dadanya yang masih berdetak dengan cepat.

Erlan berusaha mengatur nafas dan dentuman jantungnya yang tak beraturan. Erlan tak berani tutup mata karena teringat wajah Manda yang ketakutan di atas tebing.

Sebuah pesan notifikasi muncul.

(Lan kalau kamu engga pulang sekarang lihat aja, gak ada yang namanya tidur sekamar apalagi sekasur.)

Erlan membaca pesan dari istrinya itu, "Aakh!!" teriak kesal Erlan. Otaknya penuh teka-teki, tekanan, sekarang istrinya yang sedang mengandung yang amat ia cintai yang amat ia sayangi malah mengancamnya begini.

Erlan menelpon Sam untuk menghandle urusannya sebentar, ia akan pulang sekarang. Ratunya sudah memanggil bisa-bisa bye bye bye dunia setelah ini.

gimana nih part kali ini??

Wkwkwkkwkw... :v

Maaf ya updatenya malam, karena memang ya masih kurang baik-baik aja. Terimakasih buat pengertian kalian dan terimakasih kalian selalu menantikan cerita ini.

Dukung cerita ini dan jangan lupa komen ^_^

fatikhaaa_creators' thoughts