webnovel

Change To Life

17+ Manda Hashilla harus menelan pil pahit ia mengetahui dirinya telah hamil sedangkan ia belum menikah. Manda tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung, tapi ia tak berani mengungkapkannya. Dia adalah Erlan Airlangga Gantara. Teman satu angkatan Manda yang terkenal tajir, cool, cerdas. Pil pahit itu tak berhenti, setelah malam acara kelulusan ayahnya tak sengaja menemukan test pack yang ia gunakan. Ayahnya Manda marah dan langsung mengusir Manda dari rumah. Erlan yang berusaha mengingat malam pesta Reno akhirnya teringat. Ia telah merenggut sesuatu yang berharga dari seorang gadis. Lalu bagaimana mereka menjalani kehidupan? Dan bagaimana reaksi mereka jika ternyata yang merencanakan kejadian ini semua adalah orang yang tak terduga bagi mereka? . . . . Sesuatu yang bermula dengan keburukan tak mesti berakhir buruk pula. Berusahalah. Keajaiban itu ada.

fatikhaaa_ · Urban
Not enough ratings
187 Chs

22. Manda dan Masa Lalu

"Saya tahu kamu pasti penasaran," ucap tiba-tiba Ayah tanpa menatap Erlan. Erlan yang mendengar langsung menaikan pandangannya ke mata sang mertua.

"Semua yang terlihat tak selalu menjadi yang sebenarnya. Dan hal itu terjadi di keluarga Saya."

"Maksud Anda?" tanya tak paham Erlan pada Ayah.

Ayah menatap foto dirinya dan Manda yang ada tepat di belakang Erlan. Foto saat hari kelulusan Manda dari sekolah menengah pertama. Dengan baju batik buatan tangan Manda sendiri.

"Saya dan Ibu Manda menikah karena sebuah perjodohan." Erlan sedikit kaget ketika Ayah mengatakan hal itu.

"Itu hal lumrah yang terjadi di kampung halaman kami. Sebuah perjodohan untuk melunasi hutang atau untuk tujuan tertentu. Dan itu yang terjadi antara Saya dan Ibunya Manda. Kami menikah karena tujuan keluarga kami." Erlan menatap lekat mata Ayah yang terlihat sedikit ada kemarahan di sana.

"Kami saat itu tidak tahu jika akan di jodohkan. Saya memiliki wanita pilihan saya sendiri begitu juga dengan ibu Manda. Dan wanita yang baru saja datang tadi adalah gadis atau pacar Saya waktu itu." Erlan sekarang kaget, ia paham perasaan Manda sekarang tapi yang jadi pertanyaan Manda kenapa mertuanya masih berhubungan dengan wanita itu.

"Kami sudah masing-masing sekarang, ia dengan suaminya dan saya dengan Ibunya Manda. Kami memilih untuk berpisah secara baik-baik dan menjadi seorang teman. Tapi tidak dengan kisah kasih Ibunya Manda, mereka masih saling menjalin kasih bahkan sampai akhir hayatnya." Ayah menatap sedih foto Manda, putri yang dulu ia gendong dan selalu tersenyum dalam gendongannya.

"Saya dan Ibu Manda tak pernah akur, selalu ada pertengkaran di rumah tangga kami dan selalu berakhir dia yang tidur bersama pacarnya. Sampai suatu malam, orang tua Ibunya Manda datang, mereka ingin menyerah seluruh harta warisan itu tapi harus ada pewaris laki-laki yang sah antara Saya dan Ibunya Manda."

Ayah Manda menatap Erlan dengan tatapan sendunya membuat Erlan tak kuat menatap lama mata mertuanya. "Anak saya lahir, kembar sepasang Made dan Manda, tapi itu tak membuat hati istri Saya berubah, dia dan pacarnya tetap menjalin kasih."

"Made sangat mirip dengan dirinya hanya saja versi laki-laki dan Manda sangat mirip dengan saya dan itu membuat Ibu Manda semakin membenci Manda, karena dia perempuan dan dia mirip dengan saya."

Erlan diam, ekspresinya sulit di tebak. Kaget ada, bingung ada, marah ada, sedih pun ada. Erlan adalah seorang suami dan akan menjadi seorang ayah, ketika ia mengalami seperti itu maka semua perasaan itu akan tercampur aduk.

"Saya meminta, memohon pada Ibu Manda untuk tetap tinggal, apapun akan Saya lakukan demi anak-anak Saya yang membutuhkan asi dan peran seorang ibu." Ayah Manda menundukkan kepalanya hal itu tak lepas dari tatapan Erlan. Ia tahu mertuanya menangis walau tak ada air matanya yang keluar.

"Kami bertahan sangat lama tanpa saya sadari. Ibu Manda juga sudah jarang menemui pacarnya lagi. Saya senang iya sangat, tapi semua berubah ketika secara tak sengaja saya bertemu dengan gadis yang dulu saya tinggalkan untuk perjodohan, ya wanita tadi, Marisa namanya."

"Ibunya Manda tahu itu salah paham itu membuat hubungan Saya dan Ibunya Manda kembali merenggang. Kami bertengkar hebat waktu itu, dan Made melihatnya. Ia menjadi pendiam, tidak mau mendekati siapapun kecuali Manda, bahkan teman bermainnya jika Manda tak ada dia tak akan mau mendekat."

"Semua semakin runyam ketika Ibunya Manda memilih pergi dari rumah, Manda terus menanyakan Ibunya. Sampai akhirnya Saya mendapatkan kabar, Ibunya Manda selama pergi dari rumah menetap di sebuah hotel bersama pacarnya. Sakit hati Saya, Saya merasa jadi laki-laki tak berguna di dunia ini, menjadi laki-laki tak becus di dunia ini. Made tahu bahwa Saya tak baik-baik saja, dan bilang ke pada saya."

"Ayah, kalau Ayah dan Ibu akan seperti Mama dan Papa Permana? Apa Aku dan Manda akan berpisah seperti Permana dan adiknya?"

Ayah Manda menghentikan pembicaraannya. Ia menutup wajahnya, Erlan tahu Ayah menangis terlihat dari bahunya yang bergetar.

"Syaa berusaha Erlan agar rumah tangga Saya bertahan demi anak-anak Saya. Tapi itu tak cukup di mata Ibunya Manda. Karena Saya hanya pegawai kantor biasa sedangkan pacarnya seorang pengusaha hebat."

"Dan malam naas itu terjadi, Kami bertengkar karena Ibunya Manda meminta perceraian dan dia akan membawa Made bersamanya. Saya terus menolak bahkan Saya merendahkan diri Saya sendiri, tapi tak membantu apapun. Manda melihat itu semua dirinya hanya diam dan menangis ketika kami menyadari itu Ibunya Manda langsung membawa Made pergi dan meninggalkan Manda sendiri. Saya berusaha mencegah kembali, bahkan Saya meninggalkan Manda di rumah."

"Dan di jalan dekat rumah yang dulu saya tempati. Kecelakaan itu terjadi, dengan mata kepala saya sendiri saya melihat mobil yang di tumpangi anak istri Saya bertabrakan dengan truk pengangkut. Saya juga melihat bagaimana rusak mobil itu dan bagaimana... banyak darah.. di tubuh mereka."

Erlan ikut menangis ketika melihat Ayah terus meneteskan air matanya. Ia tahu bagaimana perasaannya Ayah saat itu.

"Penderitaan Saya tak hanya berhenti sampai situ. Manda ternyata mengejar mobil saya, ia berlari dan ... naas ia tertabrak sepeda motor yang mengakibatkan dirinya hilang ingatan sementara... Dan Saya tak ingin membuat Manda mengingat itu semua...saya egois ya..tapi saya tak mau melihat putri saya pergi dan meninggalkan saya."

Erlan berjalan ke arah Ayah. Mengelus bahu Ayah yang masih bergetar. "Manda tak pernah tahu apa penyebab kembarannya dan Ibunya pergi selamanya. Dan Marisa saat itu hadir membantu keluarga saya, dan Manda mengira Marisa merebut Saya dan membuat Ibu dan Kakaknya pergi."

Erlan hanya diam ia tak tahu harus menanggapinya bagaimana. Pantas saja Manda tak pernah menceritakan tentang Ibu dan Kembarannya nyatanya ia tak mengingat penuh apa yang terjadi di masa lalu. Pantas Manda tak suka dengan wanita itu, ditengah ia berusaha mengingat apa yang terjadi di masa lalu malah ia di kejutkan dengan kedekatan Ayah dan Wanita tadi.

"Saat Saya tahu anak satu-satu Saya hamil, saya hancur, saya kembali gagal menjadi seorang laki-laki yang melindungi keluarga. Dan bodohnya Saya mengusir Manda dan membiarkan dia jauh dari saya."

Erlan jadi ikut merasa bersalah. "Maafkan Saya Ayah," kata Erlan dengan bersimpuh di depan Ayah Manda. "Jangan begini Erlan, secara tidak sadar saya juga membuat Manda menderita. Berdirilah Erlan."

"Jaga putri saya ya Erlan. Maafkan Saya yang banyak salah ini. Saya mohon jangan pernah kasar pada putri saya dengan ucapan ataupun tindakan."

"Pasti Ayah pasti."

Ayah Manda memeluk Erlan begitu pula dengan Erlan yang memeluk Ayah yang masih menangis.