webnovel

First Kiss

Setelah tenang kembali Cathlin mengganti Pakaiannya dan membersihkan Seluruh riasan di Wajah nya, Kemudian Dia meraih Ponselnya dan membaca pesan dari Adeknya.

" Kak sore ini kita jadi pulang ke Rumah kan, karena hari sabtu Acara Nikahan Tante Seli, Mama menyuruh ku untuk menunggu mu di Stasiun agar kita pulang nya bareng."

setelah membaca pesan dari Lina, Cathlin melihat jam di Phonselnya menunjukkan pukul 12:00, kemudian langsung menelpon Adeknya.

" Lin aku ke stasiun Jam 15:00, soalnya Acara Natalan di Kampus Ku baru saja selesai. Aku perlu menyelesaikan beberapa Pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan, nanti kalau aku sudah berangkat aku Telpon kembali Ya."

" Baik Kak, Aku juga ada urusan di Kota nanti kalau kakak sudah jalan Info aja." sahut Lina dari balik Phonselnya.

Setelah menutup Panggilan nya Cathlin kembali ke Aula bersama Sara untuk membantu panitia lain membersihkan Aula tempat mereka melaksanakan Acara Natalan di Kampusnya.

Disisi Lain Warren baru tiba di Gedung Nasional tempat Acara Perayaan Natal Oikumene Gabungan dengan perasaan sedikit Gugup saat Penerima undangan Mengantarkannya ketempat duduk nya di Kursi pada barisan Nomor 2 Dari Depan panggung, Warren melihat Tamu Undangan yang begitu banyak memadati Seluruh Kursi di Gedung tersebut, Beberapa Undangan Terlihat dari Kalangan Elit, Ada Bapak Bupati beserta Istri nya dan Para Pejabat Tinggi dari beberapa Instansi duduk di Kursi Tamu paling depan beserta Direktur Dari Kampusnya duduk di Barisan Paling depan.

Ada Rasa bangga dalam dirinya saat dia diundang untuk mempersembahkan beberapa lagu saat acara tersebut. Ini bukan lah Hal pertama bagi nya sebenarnya Tahun Lalu Dia juga di undang dalam Acara Tersebut tetapi dia bernyanyi hanya saat Di Acara Hiburan saja dan hanya membawakan 1 lagu dan berbeda dengan Tahun ini Warren membawakan 3 lagu sekaligus dan dia akan bernyanyi saat Acara Inti dalam perayaan tersebut.

Beberapa saat kemudian Acara di mulai dan pembawa Acara mengundang para Hadirin untuk berdiri untuk menghidupkan Lilin. Acara berlangsung saat meriah kemudian Tiba saatnya bagi Warren untuk menaiki Panggung.

Selama membawakan lagu-lagu yang sudah di latihnya Perasaan Gugup mulai hilang di Wajah nya saat dia sudah mulai menguasai panggung. Terlihat para Undangan sangat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikannya dengan begitu lembut dan berkarisma. Tampang nya yang sangat Cool dengan mengenakan setelan Jas Hitam Kilat dasi kupu-kupu serta Dalaman Warna Biru membuat nya begitu Tampan seperti layaknya Artis ibu kota. Sementara terlihat di sebelah Kiri pangnggung Fina yang sudah lama menaksirnya saat tampil di Kampusnya tidak henti merekam nya sambil sesekali mengambil Foto Warren yang sedang bernyanyi dengan penuh semangat dia mengupload Video Warren ke media sosialnya.

Setelah turun dari panggung Warren mengambil Phonselnya dari Soni dan kemudian melihat 2 panggilan tak terjawab dan 1 pesan masuk dari Ayu. Alisnya mengerut dan sedikit bingung dalam hatinya bergumam tumben Ayu menghubunginya. kemudian tampa menunggu lama Warren membaca Pesan Tersebut.

" Ren kamu gak datang ya ke Acara Natalan Kampus Kami? Dari Medistra hanya terlihat beberapa undangan saja yang datang. Aku pikir kamu bakalan datang, apa Cathlin tidak memberikan undangan nya sama mu?"

Mata Warren terlihat melongo membaca pesan nya, Dia Lupa kalau ternyata perayaan di Kampus nya Cathlin juga dilaksanakan pada hari yang sama dengan Natalan Oikumene di Pakam.

" Ayu bukan kah Jadwal di Undangannya hari Sabtu ya?" dengan cepat Warren membalas pesan Ayu tangan nya sedikit gemetar dan langsung mengirimkan pesan nya, sebelumnya dia sudah berjanji Bakalan datang tetapi sekarang semua jadi berantakan.

Kemudian beberapa menit kemudian Ada balasan pesan dari ayu.

" Jadwalnya hari Jumat Ren coba kamu baca ulang Undangan nya deh!" Warren semakin gelisah entah apa yang akan dikatanya pada Cathlin.

" Kak, Jadwal Undangan Dari Kampus Poltekkes tanggal Brapa ya kak? " Warren bertanya kepada Wanita paruh baya di belakang yang tidak lain adalah Pengurus Kemahasiswaan yang sebelumnya menerima Undangan dari Cathlin.

" Hari ini Ren, Ada beberapa utusan dari kampus kita yang sudah di tunjuk untuk datang kesana menghadiri undangan Dari mereka" Sahut Wanita itu dengan tersenyum.

" Bukannya Hari Sabtu ya kak? Kok aku bisa lupa Ya?" Warren yang kebingungan berencana ingin langsung pergi menuju Asrama Cathlin.

" Loh kamu kenapa Ren? Wajah mu pucat kamu sakit?" Wanita itu sedikit Kwatir melihat Raut muka Warren.

" Tidak kok kak, Aku balik Duluan ya kak nanti tolong sampaikan kepada yang lain. aku ada urusan penting." Warren mencoba berdiri dari tempat duduk nya dan berencana pergi.

" Lohh kan acaranya belum kelar Ren? " suara Wanita itu dengan sedikit keras sehingga terlihat beberapa orang menegurnya dari blakang, kemudian menyadari Hal itu Wanita itu kembali diam dan sedikit menundukkan kepalanya sambil menahan rasa malu.

Warren langsung menuju tempat Parkir dan bergegas menelpon Cathlin.

" Cath... aku minta Maaf aku tidak bisa hadir, Sumpah aku lupa kalau Acara di kampus mu hari ini Soalnya Aku ingat nya kalau Acara di tempat mu Hari Sabtu maaf banget Cath.."

"Ya Ren Tidak masalah kok, Aku maklum mungkin kamu sibuk." di balik Phonselnya Cathlin merasa sangat kesal dengan Jawaban Warren yang dianggap nya tidak masuk Akal, Tetapi Dia Tetap bersikap tenang agar kekecewaannya tidak terlihat Oleh Warren.

" Aku mau ke Asrama sekarang kamu tunggu aku ya?" Warren menutup Panggilannya dan Langsung berangkat.

Sementara Cathlin yang Hendak pergi Ke Stasiun menemui adiknya sedikit Gelisah dia membawa Tas ransel beserta beberapa Pakaian nya di dalam Tasnya.

Sesaat kemudian Terlihat Warren yang sudah memarkirkan Motornya di depan Asrama Nya. dan sedikit Gugup dan duduk di sebelah Cathlin.

melihat Pakaian yang dikenakan Warren yang begitu Rapi, Dia tau kalau Warren pasti baru dari sebuah Acara.

" Ren kamu Rapi banget? Baju kamu bagus baru dari Undangan ya?" Cathlin menyapa Warren dengan sedikit menyinggungnya, Dia menatap Wajah Warren dengan senyum penuh Arti.

" Aku baru dari Natalan Oikumene Cath, Kamu masih marah ya, Cath aku benar-benar lupa aku berfikir kalau Acara nya besok pagi" Warren Menundukkan Kepala nya sambil menutupi rasa bersalah nya.

" Udahlah Ren, Acara nya juga sudah selesai. Gak usah di bahas lagi , aku mengerti kok Seorang Lelaki Penuh bakat dan Tampan seperti kamu pasti sangat sibuk kan kamu pasti diundang bernyanyi di Acara Hari ini, Acara yang sangat Istimewa bahkan tidak semua orang boleh hadir dalam Acara berkelas seperi itu Hanya beberapa Orang penting saja Untuk Utusan bahkan dari kampus Kami aja Hanya Kajur dan Beberapa Staff saja yang di perbolehkan Datang ke Acara Tersebut. Jika di bandingkan dengan Acara Dikampusku tidak ada apa-apanya Ren jadi Semua orang juga bakalan sama seperti kamu." Cathli mengusap mata nya yang sudah berkaca-kaca sambil menutupi rasa kecewanya sebelumnya dia berharap banyak kepada Warren, Tetapi setelah mengetahui Alasan yang tidak masuk akal dari Warren dia makin kesal.

" Bukan karena Acara besar atau kecil nya Cath, andai saja aku tidak lupa aku pasti akan lebih memilih datang ke tempat mu. aku baru tau dari Ayu kalau acaranya hari ini, dia mengirimkan pesan kepada ku. Aku meninggalkan Acara nya hari ini Cath hanya Untuk minta maaf sama mu." Warren sembari menunjukkan Pesan dari Ayu ke pada Cathlin.

Mendengar Hal itu Cathlin mulai yakin kalau Warren sedang tidak berbohong kepadanya.

" Kamu tidak sedang berbohong kan Ren?" Cathlin menatap Mata Warren dengan serius.

" Sumpah Cath aku tidak berbohong. Kamu jangan marah lagi ya." Warren Mengangkat dagu Cathlin dan mendekatkannya ke Arahnya Dia bisa melihat dengan Jelas kalau Cathlin baru saja menangis matanya sedikit memerah, di usap nya pipi nya dengan lembut dan Kemudian Mencium Bibirnya dengan Hangat.

Cathlin terdiam beberapa saat matanya membesar dan Tak percaya Warren mencium bibirnya.

Jantungnya berdegup kencang dan sesaat dia Sadar kemudian melepaskan diri dari tangan Warren Wajah nya memerah seperti buah cerry. dalam hati nya bergumam apakan ini yang dinamakan First Kiss.

Warren yang menyadari tingkah Cathlin mengetahui pasti Cathlin belum pernah Dicium Oleh Pria lain. Kemudian dia merangkul Cathlin dalam pelukan nya dengan penuh cinta dan Merasakan Jantung nya yang berdegup begitu Kencang.

Cathlin yang sangat Grogi memilih diam seribu bahasa sepertinya dia belum sadar dengan apa yang baru saja di alaminya. Hati yanh tadinya begitu Kesal kini mulai melupakan nya.