webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Not enough ratings
721 Chs

Samael Bermain~

"Tidak, tidak mungkin..."

Pangeran Kedelapan alias si badut terlihat ketakutan.

Karena ini pula, pedang yang ada di leher badut ini bergesekan dan membentuk garis berdarah disana!

"Ah ah ah! Darah, darah, Ahhhh– Sakit, sakit !!—"

Darahnya sangat sedikit, tapi gerakan badut itu terlalu besar!

Akhirnya, karena terlalu banyak gerak, dia langsung terpeleset dan terjatuh langsung kebawah!

Bang! Bang! Bang!

"Ah! Ah ah!–"

Teriakan bakso berguling itu terdengar sangat keras di ruangan luas istana itu, dan tentu saja para ksatria disana langsung berlari panik!

Samael tercengang dan menoleh kebelakang, "Apakah aku melakukan sesuatu?"

"Duke..." Ratu Victoria tiba-tiba menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecut: "Mendominasi!"

"Haha, lupakan. Anak itu masih muda dan bodoh...Atau mungkin memang otaknya terbentur saat lahir."

"Intinya dia adalah orang bodoh." Samael berbalik dan berjalan menuju Pangeran Kedelapan yang jatuh disana.

Mengikuti gerakan ini, semua ksatria dan pelayan membuka jalan untuk memperlihatkan sosok Pangeran Kedelapan yang berguling-guling di bawah dengan kesakitan!

"Pangeran Kedelapan!"

"Ah Ahh, tanganku, leherku! Sakit! Sakit–"

Splash!

"Pangeran Kedelapan!" Samael menampar wajah bakso itu dengan keras.

Pangeran Kedelapan mengangkat kepalanya dengan kosong dan melihat Samael yang berdiri disana dengan pedang sedikit berdarah di tangannya.

Wajahnya memucat, "Aku, Aku tidak tahu kalau...Aku..."

Samael menghela nafas, tapi dia akhirnya berkata dengan tegas: "Melawan hukum, Pangeran Kedelapan harus dihukum dengan keras !!!"

Para ksatria dan pelayan menatap hal ini dengan terkejut, tentu saja mereka berjalan menjauh~

Ingin mengganggu penguasa?

Maaf, kami akan offline!

Sayangnya Pangeran Kedelapan sudah tidak peduli dan berteriak, "Aku tidak tahu kalau kau itu Duodere bajingan!"

"Jika aku tahu, bagaimana bisa aku berani melawanmu! Aku tidak bodoh!"

Tidak kawan, kau yang berani mengatakan itu sudah bodoh, paham?

Samael tidak bisa menahan tawa kecil, dan sejujurnya dia tidak berniat main tangan pada Pangeran Kedelapan.

Untuk sekarang, hal di atas berlaku~

"Pangeran Kedelapan, kali ini aku akan memberimu sedikit kelonggaran." kata Samael ringan.

"Kesempatan, apa?"

"Mudah!" Samael tersenyum lebar, "Kita saling melawan, jika kau menang, tuntunanmu aku hapus."

"Jika aku menang?"

Sringg...

Dengan wajah merendahkan, Samael bertanya dengan pedang yang tertuju pada lehernya: "Masih bisakah kau mengajukan negosiasi?"

"Aku...."

Wajah Pangeran Kedelapan berubah drastis, tapi pada akhirnya dia segera bertanya: "Bisakah aku diwakili?"

.....

Tepat ketika sinar matahari pertama mulai bersinar di atas Istana Kerajaan, di sebuah tempat yang super luas, terlihat kerumunan yang mayoritasnya pria sedang berdiri disana.

Mereka adalah para ksatria kebanggan Inggris, dan saat ini, tempat itu sudah diselimuti oleh suasana yang khusyuk.

Semua ksatria yang seharusnya berlatih saat ini sudah menyingkir dibawah kesan dua orang di tengah!

Salah satu orang itu adalah Samael yang saat ini sudah memakai pelindung dada besi di tubuhnya, dan tidak memakai helm yang membiarkan rambut pirang indahnya berkibaran.

Di sisi berlawanan adalah seorang pria kekar yang lebih tinggi beberapa senti dari Samael, dan wajahnya menunjukkan warna serkus.

Buktinya, pedang yang ada di tangannya terlihat sedikit bergetar entah kenapa.

Lokasi di mana kedua orang ini berdiri saat ini merupakan di tengah-tengah Area Pelatihan.

Area yang akan digunakan untuk pelatihan disini memiliki diameter total 400 meter lebih!

Selain itu, ada beberapa pilar logam di pinggiran area yang terlihat sangat megah dan mencekik siapapun.

Pilar-pilar itu berjumlah sekitar 10, dan di setiap pilar terpasang sosok patung manusia disana yang mewakili ksatria terhormat di Inggris selama ini.

Dan menurut yang Samael tahu, 6 dari 10 patung itu berasal dari Keluarganya...

Jujur, meski dia sudah mati rasa dengan koreksi Dunia dari World of Entertainment Star Circle.

Tapi melihat itu semakin dan semakin menjauh dari hal yang dia tahu, itu masih membuatnya sakit kepala!

"Duke, apa kau siap?!" teriakan ksatria di depan membuat semuanya terfokus.

Samael memasang pose bertarung dan berkata ringan, "Jangan ragu, jika tidak, Pangeranmu akan dihukum hari ini."

"Kalau begitu, aku tidak akan sopan! Haaaaa!"

Clang!

Menangkis tebasan itu, Samael membiarkan pedangnya tergelincir kebawah yang membuat keseimbangan ksatria di depan goyah.

Di saat itu pula Samael langsung mengubah arah pedang dan dengan pucuk gagang pedang, dia langsung menyerang leher ksatria disana!

Gah!

Ksatria itu mundur jauh, dan Samael langsung menebas kedepan dengan serangan penuh!

Booooom!

Tanpa ragu, kekuatan serangan ini langsung membuat ksatria itu mundur menembus tembok area latihan yang jauh!

Bahkan armor miliknya terbelah dan menunjukkan bekas merah darah di dadanya!

Pertarungan bahkan tidak berlangsung selama tiga detik!

Bush...

Dengan menusukkan pedangnya ke tanah, kedua tangan Samael bertumpu di gagangnya sembari matanya dengan khidmat mengamati sekeliling.

Melihat sosok badut disana, Samael berkata: "Selanjutnya! Aku masih baik hati, Pangeran!"

"Tentu saja, jika kau maju sendiri dan menerima seranganku, aku tidak akan menyerang ksatriamu yang lain!"

"Bodoh! Bodoh! Tidak berguna! Apa yang kalian tunggu! Cepat kalahkan dia !!!"

Dengan geraman marah Pangeran Kedelapan, tiga ksatria maju dengan wajah pucat.

Kekuatan tadi, jelas bukan sesuatu yang dimiliki oleh manusia normal.

Entah bagaimana keadaan orang tadi...

"Oh? Main kelompok?" Samael menarik pedangnya dan berkata, "Ayo !!!"

"Mohon bimbingannya !!!" x3

Wush!

Samael kali ini masih bermain dengan ketiganya sembari menunjukkan kelemahan dan memperbaiki permainan pedang mereka sebelum akhirnya dia mementalkan ketiganya seperti ksatria pertama!

Melihat ini, para ksatria tidak bisa membantu tapi berbisik...

"Duke Duodere kali ini, sangat galak... Meskipun terlihat seperti pria yang tidak pernah bekerja keras, tapi kekuatan itu..."

"Hey, kemampuan berpedang dan etiketnya sangat bagus. Pantas menjadi Duke Duodere!"

"Bagaimana jika kita juga masuk dan mencoba?"

"Jangan bercanda, tulang tua ini sudah cukup dirusak di atas ranjang!"

"Brengsek! Integritasmu rusak kawan !!!"

"Ayolah, itu istriku. Apa masalahnya? Bukannya aku melakukan prostitusi oke. Aku masih jatuh dibawah rok delima istriku~"

"Sejujurnya...Duke Duodere ini, apakah dia menghukum Pangeran boros itu atau menghukum kita?"

"Aku tidak tahu, aku rakyat jelata jadi diam."

"Aku ikan, jadi diam."

.

.

.

"Lanjut !!!"

Kali ini lusinan ksatria dikirim dan Samael sekali lagi menunjukkan kekurangan mereka, memperbaikinya sebelum akhirnya menancapkan mereka ke dinding arena!

Bang! Bang! Bang!–

Lusinan ksatria menjadi korban, tapi para ksatria ini entah otak mereka rusak atau apa masih berani masuk ke sisi Samael!

Permainan ini, sejujurnya bukan hanya untuk menargetkan Pangeran Kedelapan, atau bahkan bisa dibilang, dia dari awal bukanlah target Samael!

Target Samael adalah prestise di mata Ksatria ini, dan itu juga untuk menunjukkan momentum dirinya sebagai Duke Duodere kali ini !!!

Hasilnya, memuaskan!

Buktinya, tepat di daerah atas bangunan arena itu, terlihat beberapa bangsawan baik itu pria dan wanita, muda dan tua, kali ini berdecak kagum...

Mereka adalah para bangsawan yang kebetulan ada urusan di istana dan secara kebetulan mengikuti acara ini!

Kali ini, mereka harus mengakui bahwa meski Duke Pertama Inggris agak muda, tapi masih ada talenta!

Di barisan terdepan, Sophie saat ini berdiri dengan mata cerah saat melihat Samael, dan ada kemerahan samar di wajahnya.

"Tuan Duke sangat kuat, dan terlihat seperti dia main-main?"

"My Lady, setiap Duke Keluarga Duodere harus selalu memiliki kepintaran, sopan santun, dan kekuatan yang cukup."

"Ini syarat minimal." Freya yang ada dibelakangnya menjelaskan dengan hormat.

Di sisi lain, Ratu Victoria hanya tersenyum lembut, dan mata itu terus menatap permainan dibawah sana dengan sangat tenang~

Sesaat kemudian dia menoleh kesamping, dimana disana berdiri seorang wanita cantik dengan rambut pirang indah panjang tersebar di punggung dengan armor berkilau di tubuhnya!

Dia adalah putri pertama Ratu Victoria, Teresa Lubomirska David!

"Bagaimana menurutmu sayang?"

"....Kuat, dan mampu mendominasi untuk memimpin." jawaban singkat ini membuat Ratu Victoria tertawa kecil.

Teresea mengerutkan keningnya dan menatap Ratu Victoria, "Ibunda, jangan bilang kau ingin menjodohkanku dengannya?"

Sayangnya Ratu Victoria segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, dan itu sedikit membuat Teresa terkejut.

Ini kali pertama dia melihat ibunya melakukan hal dengan gugup.

Pada akhirnya dia menggelengkan kepalanya dan berbalik pergi.

"Mau kemana kau?" Ratu Victoria bertanya dengan aneh.

Dengan sedikit senyum tak kenal takut, Teresa berkata: "Apa lagi?"

"Bukankah itu tantangan Duke Duodere, aku mau mencobanya !!!"

Ratu Victoria mengangguk pengertian dan berkata, "Tapi hati-hati, jangan jatuh ke pesonanya selama pertarungan oke?"

"Tidak akan !!!"

"Ehh, Aku ragu untuk itu~"