webnovel

09

Di bawah

Sangyeon menuruni tangga sambil menggendong Bunga. Mereka berdua tampak senang satu sama lain saat menuruni tangga tampak dari ekspresi wajah mereka.  Juyeon yang ada diantara saudaranya yang lain melihat kearah Bunga dan Sangyeon yang menuruni tangga dengan ekspresi bahagia. Melihat ekspresi mereka membuat Juyeon kesal.

"Gak usah manja deh pake acara gendong gendongan segala punya kaki kan kaki di pakai ngapa "kata Juyeon yang sedang fokus nonton tv.

Bunga yang mendengar perkataan yang keluar dari mulut Juyeon sekita membuat nya sedih. Ekspresi bahagia yang tergambar di wajahnya sekejap lenyap. Dengan mood yang down Bunga memberi isarat kepada Sangyeon untuk menurunkan. Tapi Sangyeon tidak melakukan yang di isaratkan Bunga.

"Kak turunin aku "ucap Bunga.

"Gak kakak gak mau "ucap Kak Sangyeon.

"Kak turunin Bunga "ucap Bunga memberontak dan berusaha untuk turun dari gendongan Sangyeon.

"Gak, sudah jangan pikirkan perkataan Juyeon dia itu cemburu sama kita " ucap kak Sangyeon menghibur Bunga.

Sangyeon berjalan menuju meja makan dengan menggendong Bunga di punggung nya. Sampai di meja makanSangyeon menurunkan Bunga dari gendongan nya. Bunga pun turun dari gendongan Sangyeon.

Sret

Sangyeon menyeret kusri yang di depannya. Mempersilahkan Bunga untuk duduk di kursi itu.

"Silahkan duduk Putri Cantik" ucap Sangyeon sambil tersenyum.

"Terimakasih kak" ucap Bunga membalas senyum Sangyeon dengan senyuman juga. Lalu Bunga pun duduk di kursi itu.

"Sama sama sayang" Sangyeon berjalan menuju kursinya. Menyeret nya lalu menduduki kursi itu. Kursi yang posisinya ada di tengah di depan posisi kursi Bunga.

Di lain sisi

Jacob dan New masih berkutik di dapur. New yang sedang mengaduk-aduk sup yang ada di dalam panci yang di berwarna abu-abu itu dan Jacob yang sedang mencuci piring di wastafel. New menyendok sedikit sup yang ada di dalam panci di hadapannya. Lalu memasukkan sendok itu ke mulutnya.

"Hem, seperti sudah" ucapnya setelah mencicipi sedikit masakannya yang ia rasa sudah matang.

"Kak Jacob "panggil New kepada Jacob yang sedang mencuci piring di wastafel yang tak jauh darinya.

"Hem, ada apa New?" jawab Jacob yang masih asik mencuci.

"Sup nya sudah matang aku akan taruh Sup nya di atas meja makan dan juga aku akan menyiapkan nasinya. Kau sudah selesai dengan cuci piringnya?" tanya New.

"Belum sedikit lagi" jawab Jacob.

"Cepat ya kak,kasihan yang lain pasti udah kelaparan" ucap New.

"Ya"

New mengambil dua lembar kain lalu menempelkan dua kain itu ke gagang pegangan panci. Gagang pegangan sebelah kiri dan kanan. Lalu mengangkat panci itu dari kompor. Ia membawa panci itu ke meja makan.

Di meja makan

Bunga yang tengah duduk melihat kakaknya menuju ke meja makan dengan membawa panci berisi makanan. Mengembangkan senyuman manis di bibirnya. Senyum yang sangat manis di pagi hari yang di tujukan pada kakaknya yang bernama New.

"Selamat pagi kak New" ucapnya sambil pamer senyuman nya ke New.

New membalas senyuman Bunga dengan senyum juga "Pagi, Bunga cantik kakak "ucapnya kepada Bunga.

New meletakkan panci yang ia bawa itu di atas meja makan itu. Bunga yang melihat kakaknya meletakkan panci yang ia bawa di atas meja makan menjadi penasaran dengan isi yang ada di dalam panci itu.

"Kira-kira yang ada di dalam panci yang di bawa kak New isinya apa ya? Hari ini kak New masak apa ya kira-kira? Makan apa ya pagi ini? " batin Bunga penasaran.

"Kak yang ada di panci itu isinya apa? Hari ini kak New masak apa? Pagi ini kita akan makan apa kak? Aku punya firasat kalau yang kak New masak hari ini pasti enak" tanya Bunga.

"Ayo coba tebak kak New masak apa untuk kita semua hari ini?" ucap New.

"Kari " ucap Bunga coba menebak.

"Bukan " jawab New menyalahkan tebakan Bunga.

"Bubur" ucap Bunga yang coba menebak lagi. Dia tak menyerah walaupun tebakannya yang pertama salah dia tetap mencoba nya lagi.

"Tidak" ucap New menyalahkan jawaban adiknya karena memang tebakan adiknya salah.

"Mie rebus" ucap Bunga mencoba lagi.

"Salah" ucap New masih menyalahkan jawaban sang adik yang memang masih salah.

"Sup" ucap Bunga mencoba untuk sekian kalinya.

"Hampir" ucap New yang tidak menyalahkan jawaban adiknya dan tidak membenarkan juga. Karena memang jawaban Bunga belum tepat sasaran dan jawabannya kali ini tidak mengarah ke benar atau salah. Lebih ke mau betul tapi kurang sedikit. Jadi New coba mengarahkan adiknya supaya jawabannya betul dan tepat sasaran.

"Sup ayam "

"Sedikit lagi"

"Ayam rebus"

"Jauh, tadi udah hampir betul tinggal sedikit lagi loh "

"Ah, kak New beri aku petunjuk lah, kau tau sendiri adikmu ini tak pandai dalam hal tebak tebakan "

"Hhh, Bunga bunga padahal gampang banget loh, tanpa kakak kasih petunjuk saja udah bisa di tebak. Tadi kamu hampir loh nebak tapi kamu malah menjauh lagi "

"Ya menurut kak mudah tapi menurut Bunga sulit. Otak Bunga gak kayak otak kakak yang pandai "

"Hhhh Bunga Bunga kamu makin besar makin lucu ya. Kamu bisa aja. Bunga Bunga adik ku yang cantik sedunia. Kalau memang otak kakak ini pandai mungkin sekarang kak New udah jadi presiden negeri ini atau mungkin presiden Amerika kalau perlu"

"Kan emang kenyataan kak. Kak New itu punya otak pandai kak New nya aja yang gak nyadar. Soal kata kakak kalau kak New memang pandai mungkin sekarang udah jadi presiden itu, kak New punya otak pandai tapi gak jadi presiden mungkin karena memang gak takdir kakak aja. Punya otak pandai gak selalu beruntung kan, tinggal tergantung orangnya dan takdir yang telah di garis oleh Tuhan. Kalau Tuhan menggariskan kak New jadi presiden mungkin sekarang kak New jadi presiden. Tapi kalau Tuhan menggariskan yang lain bagaimana? Kita kan hanya bisa menjalani kak. Menjalani apa yang sudah di tentukan. Kita manusia tidak bisa berbuat apa-apa kalau Tuhan sudah berkehendak sesuatu "

"Aduh adik ku, kakak rasa disini yang punya otak pandai bukan kakak deh tapi kamu Bunga. Kamu yang punya otak di atas rata-rata deh "

"Aku,aku punya otak pandai, kak New kakak ini menghina ku apa memuji sih "

"Ya memuji sayang masak kak New menghina adik kecil ku yang cantik dan lucu ini sih "

"Memuji? Memuji apanya? Ini namanya kak New menghina ku. Kak New mengatakan kalau aku punya otak pandai padahal kenyataannya berbanding terbalik. Ih kak New jahat aku benci kak New " ucap Bunga memalingkan wajahnya kearah lain, memasang wajah cemberut dan bibir yang di mancungkan.

"Hhhh adikku lucu banget sih kepengen aku ganggu terus rasanya deh "

"Kak New!"

"Sudah,sudah New jangan ganggu terus adikmu kasihan tuh lihat mukanya yang cantik, pagi pagi udah hilang gara gara kau. Sekarang mukanya yang tadinya cantik berubah jadi jelek kayak kertas baju kusut, ketekuk tekuk begitu. Lihat lah apa kau gak kasihan melihat wajah adik mu udah gak cantik lagi" ucap kak Jacob yang entah sejak kapan sudah ada disana membawa piring dan alat makan.

"Kak Jacob!Kak New dan Kak Jacob sama saja. Kalian berdua jahat aku benci kalian berdua" ucap Bunga dengan nada sebal yang terdengar lucu bagi kakaknya yang mendengar nya.

"Hhhhh " tawa New dan Jacob bersamaan.

"Sudah kalian berdua ini memang ya suka buat Bunga bete aja " ucap Sangyeon yang akhirnya angkat bicara. Yang sebelumnya hanya diam melihat interaksi antara Bunga, New dan Jacob yang menurut nya menghibur. Tapi karena merasa mood adik kecilnya hancur gara2 interaksi itu akhirnya ia mengeluarkan suaranya untuk menghentikan interaksi mereka.

"Hhhh, enak kok kak, enak gangguin adik " ucap New berkomentar.

"Ya sehari gak gangguin adik itu kurang seru. Betul gak New " ucap Jacob beropini juga.

"Ya betul sekali kak Jacob. Aku setuju dengan mu " ucap New setuju dengan opini yang di utarakan kakak nya yang bernama Jacob.

"Sudah sudah lebih baik New kau ambil nasi dan kau Jacob ambil minum untuk semua lalu kita makan kasihan yang lain pasti udah nunggu lama "ucap Sangyeon memerintahkan New dan Jacob melanjutkan kegiatan menyiapkan makanan yang belum sepenuhnya selesai.

"Ya kak" ucap New lalu pergi meninggalkan meja makan untuk mengambil nasi.

"Baik " ucap Jacob juga beranjak pergi mengambil air minum.