webnovel

Bab 6

Malam itu Caroline  tak sedikit pun merasa aneh, ia hanya asik berbincang dengan Reina sahabat nya.

Bersahabat sejak lama membuat keduanya hampir tak ada rahasia. Menyadari ada sesuatu yang tengah terjadi padanya membuat Reina, semakin penasaraan.

"Hari ini kamu ngapain aja.? Meraih remote tv dengan santai.

"Enggak ngapain juga sih." menjawab dengan malas. Asik memakan cemilan.

Entah angin apa yang membuat Caroline terfikir dengan perusahaan Aston  group. Carolline pun menanyakan seputar perusahaan Aston group.

"Em Ren, kamu tahu gak perusahaan Aston group." Dengan harap harap cemas bertanya.

"Jaman sekarang anak bocil juga tahu kali Aylen, itu perusahaan terbesar se Asia." Masih belum sadar.

"Apa kau mau makan ayam goreng." Reina sibuk memesan makanan dari ponselnya. Aylen mengangguk.

"Kalo soal pemilik nya.? Mulai menatap serius.

"Emm." Mencoba mengingat-ingat.

"Kisah mereka cukup romantis dari kabar yang beredar,  Tunanganya koma sehari setelah mereka merayakannya." Reina menjalaskan dengan singkat

"Kabarnya sampai sekarang presdirnya gak pernah, terdengar rumor dekat dengan wanita manapun. Padahal perusahaanya banyak anak artis yang di bawah naungan Aston gc." Reina kepikiran.

Aylen mendengarkan dengan seksama, ada rasa ketertarikan dengan kehidupan Rama.

Sedang asiknya bertukar cerita, mereka sampai lupa dengan waktu. Untuk beberapa saat ponsel Aylen berdering beberapa kali.

Hanya melihatnya tanpa niat untuk menjawab karena tak ada nama. Menganggap itu adalah nomor asing

Di tempat lain di bawah langit yang sama

Malik mengendari seperti biasa, Namun tidak dengan perasaanya.

Rama kalau bicara hanya seperlunya dengan Malik, namun ada saatnya mereka bersenda gurau bersama.

Malik yang terlalu malas untuk berdebat dengan Rama, sebab sifat kasaranya tak memandang dengan siapa ia bicara.

Memasuki halamaan brescout, Malik menghubungi ponsel Aylen. Panggilan pertama terlewatkan, Kecepatan mobil melambat. Panggilan kedua sampai berikutnya Aylen masih tidak mengangkat. Malik khawatir.

"Kenapa kau berkendara seperti sifut." Memijat pelipisnya. "Ada apa." Melihat kegelisahan Malik.

"Nona Carolline seperti tak berada di rumah."  Malik harus waspada.

Malik merasa khawatir, namun Rama tak memberikan reaksi apa apa. Sampai memasuki rumah, suara nya menggema di setiap sudut ruangan.

"Aylen." panggilnya berteriak.

Malik kaget, memejamkan matanya tiap kali teriakan terdengar.

"Ini namanya insting yang kuat." Malik memutar otak agar bisa mengetahui kemana nona Aylen pergi.

Rasa khawatir Malik mulai menjalar hingga di kepala. Satu persatu kamar yang berada di rumah megah itu di periksa.

Malik belum menjelaskan pada Aylen di mana kamarnya. Dengan sabar memeriksa setiap kamar yang ada di dalam brescout megah itu.

Melampiaskan emosinya pada benda yang ada di sekitarnya. pecahan kaca yang berhamburan membuat berantakan dalam hitungan detik.

Tak menenmukan di mana Aylen berada, dari setiap ruangan membuat Malik mengambil keputusan.

Perasaan cemas pada tuan Rama, yang akan menjadi gila karena emosi yang susah di tahanya, Malik segera menghubungi nomor Nevan, seorang yangmungkin dapat membantu mereka melacak keberadaan Aylen.

Mengirimkan nomor ponselnya, menunggu hampir 3 manit balasan pesan Malik mendapat jawaban lokasih Aylen berada.

"Saya izin menjemput nona Caroline." Malik berkata dan segera pergi.

Meninggalkan Rama di ruangan yang berantakan, dan cahaya redup.

Perjalan nya tak asing bagi Malik, dugaanya benar ketika dirinya sampai di apartemen yang menjadi tempat tinggalnya juga.

Mengikuti maps yang mengantrakan nya sampai di depan pintu apartemen. Malik tersenyum. Ini bahkan berhadapan dengan pintu Aapartemen miliknya.

Bell berbunyi. Reina berlari dengan membawa dompet. "Pesanan ayamnya sudah datang. Kita harus menghabiskanya yah." Reina berteriak, membuka pintu.

"Oh astaga." Reina tak percaya seorang yang mengatarkan ayam nya begitu tampan. Menutup pintunya tanpa membiarkan Malik bicara. Berlari mengambi lipstiknya.

"Kau harus melihat, pengantar ayamnya." Reina menarik Aylen yang sedang membuka penutup minuman soda.

Aylen yang penasaraan seketika kaget, sampai mejatuhkan kaleng minumannya.

Apa yang sedang terjadi?