webnovel

Bab 2

"Menjadi pemimpin Aston group syaratnya harus menikah, terlebih wanita ini lulusan terbaik di bidang kontruksi tahun ini." Malik menjelaskan cukup seksama.

"Apa aku terlihat butuh seorang pendamping." merasa angkuh. "Aku punya kau. sudah cukup." Rama terlihat puas. Malik bergidik ngeri. "Apa apaan tuan muda satu ini." gumam Malik.

"Aku tidak bisa menjadi istrimu." Malik terlihat jijik.

"Heh, apa maksudmu." Rama menatap tak senang.

"Seharusnya anda sudah menikah dari tahun lalu, mengingat rencana paman Marcel yang ingin melengserkan anda dari perusahaan milik keluarga." Mlaik bicara dalam hati.

"Malik kau bersama ku tidak dalam waktu singkat. Aku rasa kau paham dengan situasi ku saat ini." Rama melirik tajam.

"Menikahi gadis itu bukan masalah besar." Malik menahan perkataannya.

"Aku akan menyakiti 2 wanita nantinya Rama. Mama dan gadis itu." Rama berkata tak terima. Tangannya terkepal erat.

Malik aham kemana arah pembicaraan Malik

"Apakah anda perlu kencan buta." Malik berinisiatif. Perkataan berakhir denngan lemparan yang hampir mengenai kepala Malik.

"Apa kau merendahkan ku." Bertolak pinggang. "Wanita mana yang menolak pesonaku." Rama mengeratkan dasinya dengan percaya diri.

"Tapi Carroline jelas menolak mu." Malik setengah berteriak tanpa ekspresi. Itu mengejek.

"Itu dia. Akan aku nikahi dia, sampai dirinya sadar betapa gagahnya aku." Rama dengan tekad penuh.

"Dan sepertinya paman Marcel sudah menyusun rencana untuk lengsernya anda." Malik bicara dengan nada serius.

" HM paman Marcel yah." Rma bergumam.

"Aku sama sekali tak mau menyakiti wanita manapun, aku masih menunggunya bangun." Rama tak mau merasa tertekan.

Malik paham dengan perasaan bos nya itu. Tapi di sisi lain dirinya juga perlu untuk memikirkan jalanya perusahaan ketimbang balas dendam. Terlalu chessy kalau bos sampai bimbang.

"Bos sekarang kita sedang dalam pengawasan paman Marcel. Dengarkan aku." Malik mulai malas kalau sudah begini.

"Jika anda khawatir soal, rupanya nanti kita bisa operasi wajahnya, tapi berhubung wanita yang harus menjadi nyonya Aston akan sangat berpengaruh ke kehidupan anda nantinya. Pernikahan harus secepatnya terjadi." Rama dengan idenya.

Tak ada penolakan dari Rama. Terlihat dia menerima masukan Malik.

lirikan Rama penuh dengan maksud. Jangan berfikir bos itu bisa di bodohi. Diam berarti tengan memikirkan strategi.

Malik mengambil tidakan secepatnya, perdebatanya tadi membuahkan hasil. Menghubungi Endi agar secepatnya datang bersama Carolinne.

"Pernikahan ini akan berlangsung tertutup, sebagai kejutan untuk paman Marcel." Rama menyeringai.

'sudah aku katakan dirinya bukanlah bos yang mengikuti ucapan siapapun selain nalurinya. pernikahanya pun penuh misteri dan strategi.'

"Dan kau, tidak perlu datang." kata Rama malas menatap Endi. Malik terlihat melirik malas mendengar kalimat bos nya itu.

"Kalau Endi tidak datang, lalu siapa yang akan menjjadi walinya." Malik berbisik pelan.

"Kau pikir tugas mu apa? Kenapa bukan kau saja yang jadi walinya." Rama tak menerima alasan.

Ya ampun apa pikiran Rama sedangkal ini soal pernikahan?

Malik tersenyum kaku melirik kearah Caroline dan Endi. Sekali lagi harus menjelaskan pada Rama.

"Aku tidak akan menikah dengan bos yang tampan kaya dan sangat arogan ini mirip dengan helarctros." Carroline bergaya angkuh dengan tatapan sinis.

Malik, Rama dan Endi terkejut dengan ucapn Carolinne. Terlebih gayanya terlihat jijik. Malik dan Endi mencoba menahan senyuman. Sementara Rama tak terima dengan ucapan gadis itu.

"Apa, kau bilang apa." Rama berteriak.

"Kalau kau tak terima kau bisa menggapku tak mengatakan apapun, walaupun kau terlihat menolak faktanya." Caroline dengan sedikit rasa takut dan menahan tawa.

"Apa itu hinaan." Rama bertanya pada Malik. secepatnya menggeleng.

Apa apan laki laki ini? apa dia gila. Carroline terlihat mengamati.

"Kalau dia menjadi istriku akan ku pastikan untuk menjual ginjalnya." Rama semakin geram.

"Apa apaan nada bicaramu itu." pekik Endi berdiri.

Pertengkaran Kaka beradik itu membuat Rama membeku. Rama menatap acuh, dirinya sempat kaget namun setelah nya diam.