webnovel

Blur Happiness

Bahagia adalah setiap hak yang diimpikan oleh Individu. Setiap Kehidupan berhak memimpikan yang namanya Bahagia. Ananta, seorang gadis yang tumbuh tanpa pernah memikirkan Kebahagiaannya sendiri. Ia hanya berharap semua Orang Berbahagia meski dia tidak. Hingga satu saat ia bertemu dengan Pria bernama Metana yang mencintai Kebebasan. Saat itu Ananta ingin tahu Apa Kebahagiaan milik Metana. ... Pertemuan dua manusia yang tidak pernah menciptakan Bahagia untuk diri mereka sendiri. Yang satu hanya terus hidup dan Yang satu hanya berharap Kematian. ...

Metana_rin · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

05 - Berteman

13. Bila menemui Nata di Rumahnya saat anak itu sedang menyiram tanaman.

"Mengapa kamu terlihat dingin sekali pada Meta? apakah dia punya salah?" tanya Bila sambil menatap punggung Nata.

Ia duduk di beberapa langkah dari Nata.

"Apakah itu hal yang penting Nabila?" tanya Nata tidak mengerti mengapa Bila terus mendatanginya hanya untuk berbicara dengan topik Metana.

"Alasannya, aku ingin tahu alasan sikapmu, kau tahu kan betapa Meta selalu ingin berteman denganmu? hanya mengapa kau tidak bisa berteman dengannya." tanya Bila masih saja mencecar ingin tahu.

Nata memejamkan matanya yang memanas.

"Aku bukan tidak menyukainya, aku tidak membencinya, hanya saja aku tidak ingin berteman dekat dengannya. Apakah itu sungguhan hal yang ingin kau tahu?" tanya Nata ingin marah.

Ini hidupnya, lalu mengapa ia harus mendengarkan omong kosong semacam ini. Bukankah jika Nata membenci Metana, ia tidak mungkin sampai mengisi kebingungannya pada Buku khusus Meta?

Atau jika Nata membenci Metana, bukankah Nata tidak perlu sama sekali memikirkan Metana?

Nata hanya tidak ingin terlalu dalam ikut campur pada kehidupan Metana.

Bukankah itu cukup? Nata hanya ingin menyikapi Metana dengan normal dan wajar.

Dia tahu Metana itu menyedihkan, dia sadar Metana punya banyak luka, Nata tahu cara Metana tetap hidup dibalik Topeng adalah atas rasa ketidakpercayaan.

"Apa seorang Ananta menyukai Metana?" tebak Bila dengan serius.

Nata menatapnya lalu mendengus kesal.

"Dia hanya orang asing yang kebetulan adalah Teman Sekelasku." ucap Nata dengan menatap tajam Bila. Bila tahu gadis itu tidak berbohong, hanya saja Bila penasaran tentang perasaan Nata.

"Aku pikir kamu menyukainya, makanya aku ingin kejelasan agar aku bisa mendekatinya dengan normal." ucap Bila yang kemudian menunduk karena malu akan sikapnya ke Nata.

Nata kemudian menghampiri Bila dan duduk di sebelahnya.

"Jika kamu menyukainya, orang pertama yang harus kamu pikirkan adalah dirimu sendiri." ucap Nata sambil menatap Bila yang menunduk.

"Apa aku tidak lagi penting bagimu hanya karena dulu aku berkencan dengan pria yang tidak kau sukai?" tanya Bila membuat Nata menghela nafas panjang.

Ia menatap Bila.

"Kau tahu dia mencoba melecehkanku hari itu, kau ada disana, melihatku seolah aku yang salah saat dia menyudutkanku. Namun kau justru malah terus mendekatinya, Nabila aku tidak pernah membencimu atas hal itu, kau sendiri yang menganggapku berlebihan." ucap Nata dengan wajah suram, ia pun pergi meninggalkan Bila.

Bila? ia hanya diam dalam perasaan bersalah yang kerap kali muncul mengingatkannya pada kesalahannya.

.

14. Nata menelungkupkan wajahnya ke bantal, Nata benci jika Bila tiba-tiba malah mengingatkan dirinya pada masa. lalu yang berusaha ia kubur.

Flashback

Pada Hari sebelum Ujian, di kelas 2 SMP, Nabila dan Nata yang mengikuti di Tempat Les yang sama, dengan seorang Guru yang masih berkuliah, dia adalah anak dari pemilik Bimbingan Ekstra.

Suatu sore, Hujan turun begitu lebat, hingga menyebabkan beberapa anak yang tidak membawa Payung atau dijemput memilih menetap di Kelas.

"Kau sungguhan kencan dengan Kak Tara?" bisik Nata yang melihat Bila memandangi gelangnya dengan senyum.

"Hooh." ucap Bila sambil tersenyum, mereka berkencan baru sebulan.

"Bila, aku ke Toilet sebentar yah, nanti kalau Papaku sudah datang, kamu tolong temenin dulu." ucap Nata lalu keluar dari kelas, saat itu masih ada sekitar 8 orang disana.

Saat Nata selesai dengan urusannya, dia mencuci tangan di Wastafel. Seseorang masuk dan itu adalah Kak Tara.

"Nata." panggil si kakak dengan memandang Nata yang kebingungan.

Nata mundur dan bertanya mengapa bisa Tara masuk ke Toilet perempuan.

Tara yang berhasil memojokkan Nata ke tembok membuat Nata menangis dengan mulut dibekap.

Ia berharap siapa saja akan datang menolongnya.

Dan seseorang membuka pintu, Bila dan lelaki lain seumuran mereka.

Tara berbohong dan mengatakan bahwa Nata yang mengajakya kesana.

Nata yang terduduk dengan menangis hanya bisa diam tanpa mengatakan apapun untuk menjelaskan situasi.

Ayah Nata yang kebetulan datang langsung menyalahkan putrinya, ia tidak percaya bahwa Nata terlihat seperti korban.

Ayahnya bahkan meminta maaf pada Tara, mereka yang berdiri di kelas disaksikan oleh Murid lain yang masih ada.

Nata hanya berada di luar, membiarkan Ayahnya meminta maaf dan bertanya kejadian yang jelas karangan dari Tara.

Bila bahkan berpikir bahwa Nata pun salah.

"Aku tidak percaya kamu bisa seperti ini Ananta." ucap Bila lalu masuk ke kelas menyaksikan percakapan Ayah Nata dan Tara.

Anak lelaki yang tadi ikut mendobrak pintu duduk di sebelah Nata, anak itu tidak lagi menangis, tatapnya hanya kosong ke lantai.

Si Anak lelaki bermain ponsel lalu bernyanyi di samping Nata.

Nata melirik anak itu yang hanya fokus bernyanyi mengikuti nada lagu yang didengarkan lewat Headset.

Sesaat Nata berpikir ia hanya sibuk mendengarkan suara anak lelaki yang bernyanyi dengan nada sumbang diiringi suara hujan yang lebat.

Tidak lagi mendengar drama dari Tara.

Flashback End.

...

15. "Kau bertengkar dengan Bila? kulihat seharian kau mengabaikannya." ucap Meta kemudian duduk di sebelah Nata.

Nata meliriknya sekilas.

Sesaat ia merasa bahwa Meta mengingatkannya pada anak lelaki yang menyanyi dengan nada sumbang di saat ia membenci keadaan di masa lalu.

Sungguhan lucu, selama hampir dua tahun ia sekelas dengan anak lelaki itu, Nata tidak mengingat wajah maupun namanya.

Sampai kini ia tetap lupa pada anak lelaki tersebut, ia hanya ingat satu moment bersama si anak lelaki.

"Aku dan dia sudah biasa baikan lalu saling mengabaikan." ucap Nata.

"Hemb, seperti itulah pertemanan, sebenci apapun pada temanmu, pada akhirnya tetap saling bersama." ucap Meta diangguki Nata.

"Kau tidak punya teman Ta?" tanya Nata pada Meta.

"Punya." ucap Meta.

"Siapa?" tanya Nata melihat ke arah Meta.

"Langit, anak Ips." ucap Meta sambil tersenyum tipis.

"Oooh dia itu temanmu ternyata." ucap Nata lalu kembali melihat depan.

"Hooh, dia agak sering sibuk, katanya si kencan, meski tuh anak nggak pernah ngenalin." ucap Metana jadi curhat perihal Langit.

Keduanya hanya diam setelahnya, yah seperti itulah mereka, tidak dekat, hanya saling menyapa sesekali, saling duduk berdua dan banyak diam.

Keduanya membiarkan satu sama lain terkadang membicarakan apa yang ingin mereka bicarakan.

Meta dan Nata, duo introvert yang saling mengerti bahwa sendirian itu menyenangkan.

Meski diluaran Nata terlihat terlalu ramah dan baik, sesungguhnya ia hanya bersikap baik pada orang lain. Memperdulikan orang lain dan merawat mereka seperti dia memperdulikan dirinya.

Hanya berharap dia tidak terluka oleh orang jahat.

Ananta hanya berbuat baik agar dia selalu mendapatkan kebaikan, tanpa pamrih, karena dia yakin benih yang ditanam baik akan berbuah kebaikan lain.

Meski dalam wajah berbeda.

Berbanding terbalik dengan Meta yang menganggap semua kebaikan itu Palsu dan Egois. Tidak ada manusia baik di dunia ini baginya, kontras dengan Nata yang meyakini bahwa semua orang baik, jika ada yang jahat dan menyakiti orang lain demi keuntungan diri sendiri, maka Nata pikir dia hanya sedang sakit.

Namun saat Meta melihat Ananta, ia merasa Nata hanya menjadi orang bodoh yang berkata semua orang baik.

Tanpa sadar ia semakin jatuh pada gadis bodoh di sampingnya.

...

TBC