webnovel

Blur Happiness

Bahagia adalah setiap hak yang diimpikan oleh Individu. Setiap Kehidupan berhak memimpikan yang namanya Bahagia. Ananta, seorang gadis yang tumbuh tanpa pernah memikirkan Kebahagiaannya sendiri. Ia hanya berharap semua Orang Berbahagia meski dia tidak. Hingga satu saat ia bertemu dengan Pria bernama Metana yang mencintai Kebebasan. Saat itu Ananta ingin tahu Apa Kebahagiaan milik Metana. ... Pertemuan dua manusia yang tidak pernah menciptakan Bahagia untuk diri mereka sendiri. Yang satu hanya terus hidup dan Yang satu hanya berharap Kematian. ...

Metana_rin · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

02 - Red

04. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Meta cukup terkejut melihat Nata duduk di bangku sebelah miliknya.

Mereka sedang berada di Rooftoop.

"Menghirup udara segar." ucap Nata tanpa melihat pada Meta. Meta mendengus sebal waktu merokoknya terganggu, ia mematikan Rokok yang baru setengahnya ia hisap.

Jam Kosong membuat Meta ingin merokok, sedangkan Nata? tidak tahu apa ia benar-benar hanya ingin merasakan udara segar.

"Kenapa kamu mematikan Rokoknya? sayang tinggal separuh." ucap Nata dengan datar.

"Kau tidak menyukainya." ucap Meta lalu menyandarkan punggungnya ke dinding.

"Sejak kapan kau tahu hal yang tidak kusukai?" tanya Nata lalu menatap ke Metana yang sibuk mengotak atik jamnya.

"Kau pernah mengatakannya." ucap Metana lalu menatap Ananta.

Metana mengintimidasi Nata dengan tatapnya, tapi sebenarnya ia tahu hanya Ananta yang tahan ia tatap sedemikian.

Justru dengan segera Meta yang mengalihkan pandang.

Nata yang menyadari mata Meta beralih pun ia mengalihkan pandang juga.

"Well aku lupa kapan aku mengatakannya, aku tidak menyukainya memang tapi tidak pernah keberatan siapapun merokok didekatku, bahkan Ayahku adalah Pecandu Rokok." ucap Nata.

Metana tidak menanggapi ucapan Nata, pun tidak menanyai lagi.

Nata berdiri lalu menaruh sebuah Lollipop berwarna merah di sebelah Metana.

"Aku membeli dua, kuberikan satu untukmu, supaya bisa mengganti rasa pahit di lidahmu." ucap Nata lalu pergi meninggalkan Meta yang hanya menatap Lollipop merah kesukaan Nata.

Bagaimana Meta tahu itu kesukaan Nata? yah karena Nata memang selalu membeli banyak lollipop manis tersebut. Dulu Lollipop itu berbentuk Kaki berwarna merah, dan sekarang hanya berbentuk Bulat seperti Lollipop lainnya.

Manis.

Yang Meta tahu, semua dalam hidup gadis bernama Ananta adalah Manis, kontras dengannya yang hidupnya selalu pahit.

Itukah alasan Metana membenci Ananta?

Sepertinya bukan hanya itu.

...

05. Ananta tertawa saat menerima ajakan Rania untuk menonton Drama yang penuh heboh dan lawak di Laptop milik Rania.

"Sumpah yah Ta, ini tuh gokil parah deh." komentar Rania yang penuh racun membuat Nata setuju. Jam Istirahat mereka gunakan untuk makan siang sembari mencicil menonton Drama. Nata tidak terlalu pemilih, ia hanya akan menonton apa yang disukai teman sebangkunya.

Entah sebuah Intuisi ngawur atau hanya perasaan yang aneh membuat Nata mengedarkan mata lalu memandang Meta yang duduk di pojokan bangkunya sendiri.

Pandang mata keduanya bertemu membuat Meta segera mengalihkan pandang.

Lagi, Nata tidak tahu ini sudah kali ke berapa dirinya memergoki Meta menatap padanya.

Nata tidak ingin berpikir macam-macam meski selalu ia terganggu akan sikap Metana.

"Apa yang menganggu dirimu?" tanya Rania yang sadar fokus Nata bukan lagi pada Drama yang mereka tonton.

"Hanya memikirkan apa tadi pagi aku sudah mematikan Kran kamar mandi?" jawaban absurd dari seorang Ananta.

"Random sekali, lagipula ada Ibumu yang akan mematikan keran di Rumahmu." jawab Rania membuat Nata mengangguk.

Yah pasti hanya sekedar hobi iseng yang random jika itu tentang Metana yang sering ia pergoki sedang menatapnya.

Meski sungguhan, Nata ingin mendengar langsung alasannya.

.

Nata mulai menuliskan lagi di Buku harian khusus untuk Metana.

'Kau tidak menyukai Rokok.'

Wow bahkan dia mengingat satu detail yang tidak penting untukku. Hal yang sekecil ini membuatku bertanya mengapa seorang Metana mengingat hal tersebut. Sungguh lucu bukan?

Nata menghela nafas, entah sudah halaman keberapa ia tuliskan tentang Metana.

Dan sungguh entah apa yang membuat Nata serandom ini menuliskan tentang Metana.

.

"Kau tahu adik kelas yang kemarin ikut Olimpiade Matematika?" tanya Hana pada Nata, Rania dan Sia, Hana si Biang Gosip di Kelas.

"Ohhh Putri kan namanya?" tanya Rania antusias, kebetulan ia beberapa kali bertemu Putri di Kelas Tambahan.

"Ada apa dengan Putri?" tanya Sia penasaran, berbeda dengan Nata yang tidak tahu atau tidak ingat.

"Dia menyatakan cinta pada Metana." ucap Hana berbisik, takut jika terdengar langsung ke yang sedang di bicarakan, meski Metana sedang tertidur dengan menyumpal telinganya.

"Woah, keren banget si Putri." seru Rania yang cukup kagum akan keberanian Putri menyatakan cinta pada manusia paling dingin dan menyebalkan bernama Metana.

Yah selain Nata, hampir kebanyakan orang menilai Metana adalah anak lelaki yang buruk. Padahal dengan perangainya, seorang Metana cukup populer dan digilai.

Bahkan Rania pada awalnya sempat menyukai Metana sebelum ia menyadari Meta hanya penuh keburukan.

"Nah terus gimana respon Meta?" kini Sia ikut penasaran atau mungkin kasihan jika Putri ditolak.

"Ditolak?" tanya Nata dengan datar, ia tidak tahu mengapa hal semacam ini bisa jadi konsumsi teman - temannya.

"Kamu sudah benar menebaknya, kau tau apa kata dari Meta saat menolaknya?" Hana masih suka bermain kata-kata untuk membuat penasaran.

Entahlah siapa yang bisa menebak bagaimana cara Metana menolak seseorang, meski Metana selalu terus terang dalam menolak bahkan jika itu sedang ada di Tempat Umum.

"Kau terlalu baik untukku?" tanya Rania menebak penolakan klise yang sering terrefleksi di dunia nyata dari berbagai macam Drama.

Hana menggeleng dengan senyuman.

"Aku sudah punya kekasih?" tanya Sia yang membuat Hana menutup mulutnya yang mengaga.

"Woah, kau sangat pandai menebaknya Sia." Hana menepuk pundak Sia menyelamati dirinya yang benar menebak.

Nata terdiam dan berpikir bahwa Metana ternyata sudah punya kekasih.

"Jadi dia sudah punya kekasih?" tanya Nata dengan polosnya.

Hana menatap Nata dengan menghela nafas menyerah menyadari bahwa seorang Nata sangatlah polos.

"Dia tidak memiliki kekasih, tapi itu adalah caranya menolak setiap ajakan kencan." ucap Hana sambil mengelus kepala Nata memperlakukan Nata seperti anak kecil.

"Aishhh rambutku berantakan." ucap Nata cukup kesal.

Rania dan Sia jadi menertawai keduanya.

Ananta, gadis itu terkadang terlihat sangat polos seperti Anak TK yang mudah percaya orang asing, namun di lain waktu, teman-temannya mengakui bahwa Ananta adalah gadis SMA dengan jiwa dewasa.

"Nata jangan terlalu polos, kau sungguh menggemaskan jadinya." ucap Sia yang diangguki oleh Rania.

Diantara mereka berempat, memang Ananta memiliki dua kepribadian kontras, antara terlalu kekanakan atau terlalu dewasa.

...

06. "Aku sungguhan akan sekelas denganmu." ucap Bila dengan senang pada Ananta.

"Woah, aku akan repot dengan gadis bobrok sepertimu." ucap Ananta bercanda.

"Yah aku sungguhan akan merepotkanmu." ucap Bila.

Nabila Anastasia adalah sahabat Ananta sedari kecil.

Ia baru pindah ke Rumah dekat Ananta dan mendaftar di Sekolah Nata, sungguh kebetulan malah satu kelas dengan Nata.

Nata senang jika Bila sebahagia itu bisa sekelas dengannya.

...

"Nata, sepertinya aku menyukai seseorang." ucap Bila pada Nata saat mereka sedang makan berdua di Kantin. Makan siang itu teman-teman Nata membiarkan Ananta bersama Bila.

Nata menatap Bila masih dengan menyendok nasi ke mulutnya, sedangkan Bila malah fokus ke arah lain, Nata mengikuti arah pandang Bila yang mempertemukannya dengan tatap familiar seorang Metana.

Meta terkejut dengan Nata yang menatapnya.

"Aku menyukainya." ucap Bila sambil tersenyum saat Meta juga menatap gadis itu.

Nata tahu, ia tidak menyukai perasaan baru milik Nabila, karena Metana adalah lelaki buruk di mata Ananta.

Nata hanya ingin menilainya demikian, namun bagaimana sebenarnya seorang Metana di mata Nata?

...

tbc