webnovel

(2) Selamat Tinggal Yang Tercinta.

Nico tiba di rumah sakit yang diberi tahu oleh teman nya, Johan. Dia berlari menuju kamar mayat untuk menemui orang tua nya. Saat tiba di kamar mayat Abang nya Hiro serta istrinya bernama Tania.

Hiro sedang duduk di samping tepat mayat ayah dan ibu nya. Istri nya ikut menangis sambil menutup mulut nya karena melihat kedua orang tua nya Hiro mati dengan mengenaskan.

Nino berjalan menuju mayat kedua orang tua nya, Nico membuka  kain yang menyelimuti orang tua nya dan terkejut melihat kondisi orang tua nya tewas dengan cara tragis.

"Bohong, ini pasti bohong." Ucap nya saat membuka kain.

Nino melihat mayat orang tua nya dan tidak percaya bahwa orang tua nya benar benar terbunuh. Air mata mengalir dari mata nya Nico. Seketika mengingatkan kenangan masa lalu yang bahagia dari kedua orang tuanya saat Nico kecil.

"Nak, saat kamu udah besar kamu mau jadi apa?"

"Aku ingin menjadi seperti ayah, kuat dan tidak takut kepada siapa pun!"

"Ahahaha, memangnya kamu ingin menguasai semua teknik bela diri seperti ayah?"

"Iya, aku ingin jadi kuat dan melindungin ayah sama ibu saat kalian berdua dalam bahaya!"

Di dalam kenangan Nico yang kecil berumur 5 tahun ingin menjadi seperti ayahnya dan melindungi keluarga nya. Tapi sekarang Nico gagal melindungi kedua nya. Nico menyesal dia tidak bisa melindungi keluarga nya sendiri.

"Sial, aku gagal, gagal, gagal, melindungi mereka berdua. Ayah, ibu maafkan aku, aku tidak bisa melindungi kalian!"

Nico menangis secara berdiri dengan kepala nya menunduk menetas air mata nya. Hati nya benar benar hancur kini, yang hanya ia rasakan hanyalah perasaan sedih dan penyesalan.

Tania menarik Nico dan Hiro berdekatan dan memeluk mereka berdua. Tania mengelus kepala Nico dan Hiro untuk menenangkan mereka berdua meskipun Tania sendiri juga merasakan hal sama seperti mereka.

"Sudah, sudah kalian. Kita doa kan orang tua kalian tenang di alam sana. Mereka berdua pasti akan memarahi kalian kan kalau kalian sering menangis?"

Meskipun Tania merasakan hal yang sama ia tetap menenangkan mereka berdua. Kini mereka sudah tenang dan berdoa supaya orang tua Nico dan Hiro tenang di alam sana.

**

Orang tua Nico dan Hiro di kuburkan tidak jauh dari rumahnya. Semua keluarga dari Tania berkumpul untuk berduka. Makam orang tua Nico dan Hiro saling bersampingan. Nico menunduk menatap makam ayah nya. Ekspresi nya sangat datar penuh dengan kesedihan.

Semua keluarga mulai meninggalkan kuburan ayah dan ibu nya Nico. Nico dan Hiro masih di kuburan orang tua mereka. Saling melihat kuburan ayah dan ibunya.

"Bang, Abang bilang ayah dan ibu terbunuh kan?" Ucap Nico.

"Iya, mereka di bunuh oleh keluarga ibu kita yaitu Tante kita sendiri Yones. Sepupu kita juga membantu nya membunuh ayah dan ibu." Jawab Hiro.

"Gitu yaa, terimakasih info nya."

"Jadi sekarang kau mu ngapain?" Ucap Hiro.

"Aku akan membunuh mereka berdua persis saat mereka membunuh ayah dan ibu."  Tatapan Nino di penuhi warna merah darah.

"Yahh.... aku juga akan balas dendam juga. Jadi kita akan menjalani tugas ayah saat dia bekerja sekarang." Ucap Hiro

"Aku akan tunjukan mereka Darah Balas Dendam ini."

**

-- Jakarta pukul 13:22 siang --

Nico memasuki ruang bawah tanah di rumah ayah dan ibu nya. Nico mengambil katana yang di pajang di dinding di atas meja. Nico juga mengambil koper berisi jas ayah nya. Nico mengeluarkan hp ayah nya yang dia ambil di kamar ayahnya dan menelpon orang di kontak ayahnya.

"Om aku akan menggantikan ayah sekarang. Aku akan menjadi ketua Yakuza menggantikan ayah!"

"Baiklah tuan muda, mulai sekarang kau resmi menjadi ketua."

"Terimakasih om Adri aku akan mewujudkan keinginan ku sekarang."

Nico menutup telepon di hp ayah nya dan menggunakan jas ayah nya. Nico berjalan keluar dari ruang bawah tanah sambil memegang bagian tengah sarung katana.

**

-- kuburan ayah dan ibu --

Semua anggota Yakuza berkumpul. Perawakan mereka seperti orang Jepang dengan muka yang ganas. Semua anggota berbaris di belakang sambil berpakaian jas berwarna hitam dan membawa payung berwarna hitam. Yang hanya di depan hanyalah Adri yang berada di samping sambil payungin Nico.

Nico memandangi kedua makam ayah dan ibu nya.

"Ayah, aku akan melanjutkan tugas ayah, dan akan balas dendam ke orang brengsek itu."

"Semoga ayah dan ibu tenang disana. Aku akan melanjutkan tugas ayah sebagai ketua Yakuza sekarang. Aku akan menguasai Indonesia seperti ayah menguasai Jepang."

"Selamat tinggal yang tercinta."

Nico membalikkan badan nya mengarah anggota yang berbaris. Semuanya memakai kacamata berwarna hitam dengan jas berwarna hitam serta tato yang tertutup oleh jas di badan mereka.

"Semuanya saya Nico Nobunaga akan menjadi ketua Yakuza menggantikan Hayato Nobunaga!"

"Selamat datang tuan muda!!" Semua anggota bersorak menyambut kedatangan ketua baru Yakuza.