webnovel

(1) Tangisan Berdarah.

-- jakarta pukul 00:05 malam --

"Waakhhh!!"

Seorang ibu mati terbunuh di ruang tamu. Baru saja terjadi pembunuhan pada malam hari di rumah. Seorang ibu mati terbunuh di tusuk berkali-kali di bagian perut nya mengenai jantung nya menggunakan katana dan dibiarkan mati tergeletak di dapur.

"Apa yang terjadi-"

Seorang ayah keluar dari kamar nya menuju ke dapur karena mendengar suara teriakan dari istrinya.

"Kau... Kenapa kau melakukan ini dasar brengsek!!"

Sang ayah melihat istrinya mati tragis. Emosi meluap dari dirinya dan perasaan menyesal saat melihat sang pembunuh adalah keluarga dari istrinya sendiri.

"Annaaa!!!" Sang ayah meneriaki istrinya, Anna.

"Aku kecewa dengan kau, dasar keluarga bangsat!!"

Sang ayah berlari dan mengepal tangan nya. Dia membogem perut sang pembunuh sehingga membuat dia berlutut. Air mata yang terus mengalir dari matanya dan perasaan penyesalannya.

"Kau tidak usah ikut campur dengan urusan keluarga dasar Fajri."

"Kenapa.... Apa ini membuat mu puas hah!! kau sampe membunuh anna hanya karena keinginan mu kan!!"

Sang ayah mencekik pembunuh sehingga terangkat sebelum melontarkan pukulan ke arah mukanya.

"Aku dan Anna yang selalu peduli dengan keluarga kau, tapi kau sendiri tidak pernah sekalipun peduli dengan keluarga ku! Pernikahan adik mu yang perempuan aku dan Anna serta anak-anak ku yang lainnya datang karena kami sangat peduli dengan kau!"

"Tapi apa? saat pernikahan Hiro hanya Adri (om/uncle) saja yang datang, kalian bahkan tidak mengucapkan selamat sama sekali."

"Berisik sekali kau Fajri."

Sang ayah emosi dan melontarkan pukulan ke arah pembunuh tersebut. Namun sial nya punggung belakang nya di tusuk oleh pembunuh lainnya.

"Akkhh, biadap kau Aditia!!"

Sang ayah terjatuh ke lantai melepaskan cekikan ke pembunuh cewek. Darah keluar dari mulut nya perlahan-lahan nafas nya mulai mengecil. Padangan dia semakin rabun dan dia mati terbunuh.

"Bagus sekali anak ku."

Pembunuh cewek menginjak kepala Fajri dan meludahi istri nya.

"Mari kita ambil barang-barang disini untuk biaya kehidupan kita."

Ucap anaknya.

Pembunuh cewek dan anaknya segera mengambil harta-harta yang berharga di dalam kamar suami dan istri tersebut. Mereka membawa semua cincin berlian pernikahan, emas batangan dengan berat 5 gram, serta barang berharga lainnya.

Mereka berdua membawa kabur semua perhiasan serta barang-barang yang akan dipakai Aditia kuliah nanti. Pembunuh cewek dan anaknya berlari menuju mobil yang sudah disiapkan oleh kakak Aditia. Mereka berdua memasukan barang-barang yang dibawa ke mobil.

Selesai memasukan semua barangnya kakak dari Aditia segera menyalakan mobil dan pergi meninggalkan rumah, membiarkan Fajri dan Anna mati tergeletak di dapur.

"Umpung saja kita sempat kabur sebelum para warga datang!"

Ucap pembunuh utama.

"Ini terlalu mudah dari yang ku kira, keluarga yang bodoh itu layak mati seperti binatang"

Ucap kakak Aditia.

"Mari kita jual semua barang berharga ini dan kita pakai duit nya untuk kesenangan kita!"

"Baik ibu."

**

-- jakarta pukul 00:59 malam --

Semua warga yang medengar bahwa baru saja terjadi pembunuhan segera mendatangi kerumah korban. Semua warga terkejut bahwa yang terbunuh adalah sepasang keluarga yang sangat baik kepada semua warga.

Semua nya terlihat tidak percaya bahwa yang baru saja terbunuh adalah sepasang keluarga yang sangat baik dan peduli ke semua warga. Warga yang dekat dengan keluarga tersebut menangis melihat sepasang keluarga tersebut meninggal.

"Tidak mungkin, jahat sekali orang yang sudah membunuh mereka, semoga tuhan memberi tempat yang nyaman bagi mereka berdua."

"Segera telepon ambulan!!'

Ambulan datang dan membawa Fajri dan Anna menuju rumah sakit. Semua warga hanya bisa menangis kehilangan sosok orang yang mereka anggap pemimpin.

Warga yang dekat dengan keluarga tersebut segera mengabarkan ke anak-anak nya yaitu Hiro dan Nico.

"Halo Hiro, maaf ada kabar sedih untuk mu."

"Ada apa?"

"Keluarga mu baru saja meninggal karena dibunuh."

Hiro yang mendengar keluarga nya mati terbunuh terkejut dan menangis. Air mata yang terus mengalir dari Hiro karena dia terkejut mendengar kabar tersebut. Istrinya juga ikut berduka dan sedih mendengar kabar tersebut.

Hiro memeluk istrinya karena sangat sedih kehilangan keluarga yang dia cintai. Istri Hiro mencoba menenangkan Hiro walau dia sendiri juga ikut menangis. Mereka berdua segera siap-siap menuju rumah sakit.

**

-- Depok pukul 01:03 malam --

Suara telepon membangunkan Nico pada malam hari. Dia mengambil ponsel nya di meja melihat nomor dan nama kontak yang menelepon Nico.

"Johan? ada apa dia menelepon ku malam malam?"

Nino mengangkat telepon dari temannya Johan.

"Halo Nico, maaf aku ingin memberitahu mu sesuatu."

"Ada apa Johan, kenapa kau menelepon ku malam-malam?"

"Keluarga mu mati di bunuh."