webnovel

Black Rose

Berawal dari surat ancaman tanpa pengirim, Soojung terpaksa harus menjalin hubungan pura-pura dengan Jimin yang ternyata adalah seorang vampir. Namun, apa yang ada di balik surat tersebut perlahan mulai menghancurkan keyakinannya. Ia tidak tahu, siapa kawan yang harus diwaspadai, atau lawan yang harus dipercaya. Semua seolah sama saja. Bahkan dia juga tidak tahu, kepada siapa kesetiaannya harus diberikan. Kaum kekasihnya, ataukah organisasi sahabatnya?

Astralian · Fantasy
Not enough ratings
31 Chs

Sink Down

"Soojung-ah, apa kau mencintaiku?" tanya Jimin dengan tatapan menyelidik.

"Apa?!" pekik gadis model itu dengan terkejut. "A-apa yang kau katakan?!" lanjutnya gelagapan. "Jangan terlalu percaya diri! Kita hanyalah pasangan pura-pura!"

Entah kenapa Soojung malah menyangkal sekarang. Padahal beberapa saat lalu ia telah mengakui perasaannya. Mungkin karena kini ia berhadapan dengan orang yang ia cintai, membuat nyalinya menciut.

"Pura-pura?" tanya Jimin dengan satu alis terangkat. "Lalu bagaimana jika aku benar-benar memiliki perasaan padamu?" lanjutnya sambil mendekat ke arah Soojung, mengintimidasi.

Refleks kaki Soojung mengambil langkah mundur. Mata bulatnya mengawasi Jimin dengan takut. Ke mana keberaniannya pergi di saat ia membutuhkannya?

Meskipun begitu, Soojung tentu saja merona. Dadanya membuncah seolah ada banyak kembang api yang meletus. Namun sekali lagi, gengsinya tidak mengijinkannya untuk mengaku. "Hahaha kau harus ingat bahwa kau memiliki istri dan anak, Park Jimin," ucapnya dengan tawa hambar.

Jimin otomatis mendengus. "Berapa kali harus kukatakan bahwa aku tidak memiliki istri, Baek Soojung?" desisnya. Kakinya terus saja melangkah hingga menyudutkan 'kekasihnya'.

Punggung Soojung yang menabrak dinding gang membuatnya menggigit bibir. Dia terjebak! Matanya bergerak-gerak mencari solusi yang tidak juga ia temukan. Bahkan ia sudah lupa untuk membalas ucapan Jimin tadi.

Tiba-tiba Jimin meletakkan kedua tangannya di samping kiri-kanan kepala Soojung. Membuat si gadis manusia terbelalak karena terkurung. Namun Jimin malah terus memandanginya dengan tajam.

Dengan susah payah, Soojung menelan ludah. Tubuh Jimin terlalu dekat dengannya hingga bau maskulinnya tercium kuat. Jantungnya berdegup kencang entah kenapa. Semakin lama ia tak sanggup beradu pandang dengan Jimin. Tatapannya pun turun hingga ia hanya melihat ujung sepatu pria di hadapannya.

Dengan jarak sedekat ini, aroma darah Soojung seolah mengelilingi Jimin. Baunya sangat manis dan menggoda. Apalagi leher gadis tersebut tidak tertutupi apa pun. Meski sudah terbiasa menahan hasrat sejak ia dan Soojung menjadi pasangan pura-pura, tapi ingatan akan darah yang melumuri tangan dan bajunya cukup mempengaruhinya.

Park Jimin seolah menantang dirinya sendiri. Ia ingin tahu, apakah ia sanggup mengekang nafsunya sekarang? Karena inilah alasan utamanya menjauhi Soojung selama hampir dua bulan. "Kau tahu, apa alasanku menghindarimu, Baek Soojung?" tanyanya dengan suara rendah.

Gadis bersurai cokelat sontak mendongak. Itulah tujuan utamanya menemui Jimin. Karena ia tidak tahu apa kesalahannya hingga pemuda tersebut tiba-tiba menjauhinya. "Apa?" tanyanya.

"Sesuai dengan apa yang tertulis di surat, kau selalu berada dalam bahaya sejak aku dekat denganmu. Aku tidak tega melihatmu terus kesakitan, karena aku menyukaimu," jawab Jimin yang berhasil membuat Soojung tertegun. "Dan lihatlah sekarang! Kau baik-baik saja saat aku menjauhimu," imbuhnya, menggunakan alasan lain. Karena tidak mungkin baginya untuk mengatakan identitas sesungguhnya.

Soojung terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Sejujurnya ia sangat senang karena ternyata Jimin memiliki perasaan yang sama dengannya. Dan sekarang ia mengerti kenapa pria ini terus mengabaikannya. Itu semua demi dirinya. Selama ini Jimin memikirkan keselamatannya.

Namun di sisi lain Soojung juga merasa kecewa. Karena itu artinya, ia tidak bisa bersama dengan orang yang ia cintai. "Lalu kau ingin berhenti sekarang? Membiarkan masing-masing dari kita dihantui rasa penasaran karena tidak tahu siapa si pengirim surat ancaman?" tanyanya dengan nada tak percaya.

"Aku akan mencarinya sendiri," jawab sang vampir dengan datar. Ia sudah memikirkan semua kemungkinannya. Terutama rencana yang tidak akan melibatkan Soojung sedikit pun.

"Tidak, Park Jimin! Kita akan mencarinya bersama!" bantah Soojung. "Lagi pula, apa kau pikir hatiku baik-baik saja selama kau menjauhiku?"

Sebuah senyuman seketika terkembang di bibir Jimin. Ia tidak perlu menjadi seorang Greitiklis seperti Jungkook untuk tahu bahwa Soojung memang memiliki perasaan padanya. "Ternyata kau benar-benar mencintaiku," ujarnya.

Soojung tentu menyadari mulutnya yang kembali kelepasan bicara. Namun kali ini ia tidak lagi ingin menyangkal. "Terserah!" jawabnya sambil memalingkan muka. Ya, meskipun sangat sulit baginya untuk mengatakan 'ya'.

Jimin sudah mengambil keputusan. Ia akan berusaha lebih keras untuk melindungi Soojung, sekaligus mengekang nafsunya. Masa bodoh jika Soojung bukanlah takdirnya. Lagi pula tidak bisa dipungkiri juga bahwa ia ingin selalu bersama gadis ini. Jimin pun merengkuh tubuh Soojung ke dalam pelukannya. "Maaf telah mengabaikanmu," bisiknya.

Sekarang Soojung tidak yakin jika surat ancaman yang tertuju padanya memanglah sebuah ancaman. Karena baginya, surat itulah yang mempertemukannya dengan Jimin dan mengenalkannya kembali dengan cinta. Ia hanya tidak tahu, bahwa suatu saat nanti, surat tersebut akan menjadi pintu yang menghubungkan masa lalunya yang kelam dengan masa depannya yang penuh penyesalan.

🌹 Black Rose 🌹

Baek Soojung kembali menapakkan kakinya di dermaga. Ia pun menghela napas, merasa lega karena akhirnya bisa menginjak daratan lagi. Seromantis apa pun makan malamnya barusan, ia tidak ingin merasakan sensasi terombang-ambing di atas kapal lagi.

Ya, mereka sedang berkencan setelah resmi menjadi sepasang kekasih. Meskipun awalnya terasa canggung, tapi semakin lama mereka malah bisa mengekspresikan perasaan masing-masing. Bahkan kini mereka tidak perlu berpura-pura lagi.

Park Jimin membawa Soojung ke sebuah taman penuh bunga yang diterangi sulur-sulur lampu kelap-kelip. Mereka sempat jalan-jalan di sana dan berakhir dengan makan malam di sebuah kapal feri yang Jimin sewa. Lelaki vampir ini sepertinya tidak tanggung-tanggung mengeluarkan uang untuk kencan mereka.

"Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi sebelum pulang?" tanya Jimin sambil melingkarkan lengannya di pinggang Soojung.

Gadis bermata bulat tersebut tidak merasa risih kali ini. Ia malah menikmati setiap skinship yang mereka lakukan. "Tidak," jawabnya setelah berpikir sejenak.

"Park Jimin-ssi!" panggil seseorang dari arah kapal. Sepasang kekasih itu pun menghentikan langkah dan langsung menoleh. Ternyata seorang petugas kapal yang memanggil Jimin. "Sebenarnya..." ucap sang petugas yang melirik Soojung dengan gugup.

Jimin yang mengerti bahwa pria tersebut tidak ingin Soojung mendengar, segera melepas tangannya dari pinggang gadisnya. "Tunggu di sini!" perintahnya yang langsung diangguki oleh Soojung. Kemudian Jimin segera menghampiri si petugas, berjalan kembali ke dalam kapal dan terlibat obrolan yang serius.

Sambil menunggu Jimin, si gadis Baek memandangi pantulan wajahnya di air. Sedikit melamun, ia mengingat kembali acara kencan romantisnya barusan. Tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang mendorong punggungnya. Karena posisinya yang berdiri di ujung papan titian, Soojung kehilangan keseimbangan hingga jatuh ke sungai.

Meskipun sekarang masih musim gugur, tapi dinginnya air di malam hari sanggup membuat tubuh Soojung kaku. Gadis itu berkecipak bingung. Dia panik dan sangat takut. Walau ia pandai berenang, tapi dinginnya air sungai seolah menggigit kulitnya dan mematikan sarafnya. Semakin lama, tubuh Soojung melemas hingga pingsan. Tarikan gravitasi pun perlahan menenggelamkannya.

"Soojung?" panggil Jimin saat turun kembali dari kapal setelah urusannya selesai. Namun manik matanya tidak menangkap sosok gadis pujaannya di mana pun. "Soojung!" ulang Jimin dengan mata yang menyisir setiap sudut dermaga.

Jimin pun menutup mata dan berkonsentrasi menggunakan indra vampirnya untuk mencari pacarnya. Karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama jika mencari satu orang di taman yang sangat luas ini. Tak lama kemudian, indranya mengatakan bahwa Soojung ada di sebelah kanannya. Jimin menoleh dan langsung merasa panik. Karena di sebelah kanannya hanya ada air.

Jimin kembali menggunakan kekuatan deteksinya sambil menatap sungai. Air yang terus beriak dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara membuatnya yakin bahwa Soojung memang berada di sana. Tanpa pikir panjang lagi, Jimin langsung terjun ke dalam dinginnya air.

Lelaki itu melihat tubuh Soojung yang sudah tak sadarkan diri di bawah sana. Dipacu oleh kepanikan, Jimin segera berenang ke bawah. Melihat tubuh Soojung yang lemas, seolah memberinya kekuatan untuk terus berenang melawan dinginnya air.

Akhirnya si lelaki vampir dapat menggapai tubuh kekasihnya dan segera membawanya ke permukaan. Saat kepalanya sudah keluar dari air, Jimin berteriak meminta tolong sambil menyangga leher Soojung agar kepala gadisnya berada di atas air sekaligus untuk menghindari cedera leher.

Park Jimin membawa tubuh Soojung ke dermaga dibantu oleh beberapa orang petugas penyelamat dari kapal. Setelah tubuh Soojung di telentangkan, seorang petugas mulai mengecek kondisinya. "Dia tidak bernapas," lapornya.

Mendengar itu jelas membuat Jimin panik. Pemuda bersurai hitam kelam tersebut segera menghela tubuhnya keluar dari air dan menghampiri Soojung. "Juga tidak ada detak jantung," lanjut sang petugas setelah mengecek nadi si gadis malang.

Jimin pun bersimpuh di samping tubuh Soojung. Kemudian ia mulai menekan tepat di tengah dada gadisnya dengan bagian bawah pergelangan tangannya. Setelah tiga puluh kali melakukan kompresi dada, lelaki Park itu mengangkat dagu Soojung sedikit. Kemudian ia menjepit hidungnya dan mulai memberikan pernapasan buatan.

Jimin mengulangi pertolongan CPR tersebut, hingga akhirnya Soojung tersedak dan mulai mengeluarkan air dari mulutnya. Lelaki tampan tersebut segera memiringkan kepala Soojung agar air tidak kembali tertelan. Setelah itu, Jimin membalutkan handuk kering dari petugas penyelamat. "Soojung-ah, kau dengar aku? Jika ya, anggukkan kepalamu!" bisik Jimin di telinga kekasihnya. Soojung pun mengangguk samar.

"Ambulans datang," kata seorang petugas penyelamat, memberitahu. Segera saja Jimin menggendong tubuh Soojung dan membawanya ke ambulans. Tak lupa, ia mengucap terima kasih pada semua orang di sana.

🌹 Black Rose 🌹

Soojung tersentak bangun dan langsung mengamati ruangan. Napasnya memburu dan tatapannya nyalang. Namun saat mendapati bahwa dirinya berada di rumah sakit, ia langsung menghela napas lega.

"Soojung?" panggil Jimin di sampingnya dengan khawatir. "Ada apa?" tanyanya sambil menggenggam erat tangan si manusia. Ibu jarinya mengusapnya dengan lembut, berusaha menunjukkan bahwa dia ada untuk melindunginya.

"Aku bermimpi," jawab Soojung tersenggal-senggal. "Tenggelam," imbuhnya. Sayangnya ia sendiri pun tahu bahwa itu bukan hanya sebuah bunga tidur.

Jimin langsung melempar senyum menenangkan. "Jangan khawatir, kau aman," katanya. Meskipun sebenarnya ia masih bingung, bagaimana sampai pacarnya ini tenggelam di sungai.

Tiba-tiba kilasan kejadian menyerbu ingatan Soojung. Seperti rekaman video yang diputar ulang hanya di depan matanya. "Istrimu yang mendorongku!" katanya dengan tegang.

Wajah Jimin pun seketika berubah horor. "Apa?!" serunya. Ini berarti Soojung bertemu dengan si pengirim surat yang mengaku sebagai istrinya, bukan?

Iris cokelat Soojung bergerak ke atas, berusaha mengingat-ingat, "Aku melihatnya sekilas saat terjatuh ke air. Dia gadis yang lebih pendek dariku. Wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup topi dan hoodie abu-abunya. Namun aku yakin dia memiliki pipi yang chubby dan bibir yang tipis."

Jimin terdiam. Kira-kira siapa gadis kenalannya yang memiliki ciri-ciri seperti yang Soojung sebutkan? Tidak terlintas siapa pun di benaknya. "Kurasa aku tidak mengenal siapa pun dengan ciri fisik seperti itu," ujarnya yang seketika membuat Soojung kecewa. "Tapi mungkin saja dia hanyalah orang suruhan 'istriku', Soojung," lanjut Jimin yang masih sibuk berpikir.

Harapan Soojung semakin pergi meninggalkannya. Padahal ia pikir, apa yang ia ingat akan membawa titik terang bagi masalah mereka. Ternyata tidak. Namun jika ia bisa menemukan gadis sialan itu, mungkin ia bisa mendesaknya untuk mengatakan, kepada siapa dia bekerja.

Kemudian Soojung menyadari bahwa pasti ada banyak sekali gadis yang memiliki ciri fisik seperti itu. Tidak mungkin ia bisa menemukannya jika tidak tahu ciri khususnya. Ia benar-benar merasa sedang membentur jalan buntu.

Melihat Soojung yang hanya diam, Jimin jadi merasa bersalah lagi. Ia pun segera memeluk kekasihnya lantas mengusap-usap rambutnya. "Maafkan aku. Kau terus berada dalam bahaya karena berada di dekatku. Maafkan aku, Soojung-ah!" ucapnya tanpa gengsi.

Si gadis Baek balas memeluk Jimin. "Ini bukan salahmu, Park Jimin. Jadi kumohon jangan menjauhiku lagi," pintanya, refleks meremas baju Jimin.

"Tidak. Aku akan melindungimu," jawabnya setelah terdiam cukup lama.

To be continued...

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Astraliancreators' thoughts