webnovel

Bagus Sekali

Arsenio mengantarkan Aileen pulang ke rumahnya saat sore datang, keduanya telah puas berjalan-jalan seharian dan baik sekali karena sekarang mood Aileen sudah jauh lebih bagus.

Aileen menekan bel rumahnya karena di dalam sana pasti ada Karin yang menunggunya, Aileen tersenyum saat Arsenio juga tersenyum padanya dan sekarang semua jadi terasa lebih nyaman.

"Ada orang memangnya ?"

"Mamah pasti ada di dalam, kan gak pernah kemana-mana juga kalau bukan arisan atau belanja saja"

Arsenio mengangguk, berarti memang masih saja seperti dulu, Karin memang tidak suka pergi-pergi jika tidak ada tujuan yang penting.

"Kamu mau masuk dulu ?"

"Tidak, setelah kamu masuk, aku langsung pulang saja lagi pula aku udah janji mau jemput Afra sore ini"

Aileen mengangguk, keduanya menoleh saat pintu terbuka dan memang benar Karin yang membukakan pintunya.

"Aileen, kamu dari mana ?"

Tanya Karin yang sedikit mengenyit saat melihat Arsenio juga ada disana, apa lelaki itu masih nekad untuk menemui Aileen meski telah berkali-kali ditolak.

"Bu, apa kabar ?"

Arsenio menyalami Karin hormat, tentu saja mereka cukup lama tidak bertemu dan tidak salah jika Arsenio menanyakan kabar Karin sekarang ini.

"Baik, kamu sendiri gimana ?"

"Baik bu, ayah ada ?"

"Belum pulang, mungkin sebentar lagi baru sampai ke rumah"

Arsenio mengangguk, baiklah berarti memang benar apa yang dikatakan Aileen tadi jika papahnya memang belum pulang.

"Ayo masuk, kenapa hanya diam saja disini"

"Oh gak usah bu, aku mau langsung pulang saja, mau jemput Rara soalnya"

"Jemput ?"

"Iya, dia lagi kerja dna kebetulan aku lagi ga kerja, jadi aku bisa jemput dia pulang"

"Kamu kenapa gak kerja ?"

"Lagi cuti saja bu"

Karin mengangguk paham, baiklah kalau seperti itu Karin mengerti tentunya, Karin melirik Aileen yang hanya diam saja dan memilih sibuk dengan ponselnya.

Apa mereka masih saja bermusuhan sampai sekarang, dan apa kedatangan Arsenio juga tetap sia-sia untuk bisa kembali bersama Aileen.

"Aileen"

Aileen menoleh dan mengangkat kedua alisnya, tidak ada kata yang terlontar dari mulutnya itu.

"Ya udah bu, kalau gitu aku langsung pulang saja, kasihan Aileen pasti mau istirahat"

Karin menoleh dan mengangguk, baiklah kalau seperti itu, sepertinya Karin tidak bisa untuk menahannya juga.

"Aileen, aku pamit"

"Ya udah, hati-hati, makasih ya"

Arsenio mengangguk lantas pergi meninggalkan keduanya, Karin menatap Aileen tidak terlihat lagi kemarahan di wajahnya, apa itu berarti Aileen memang sudah menerima Arsenio lagi.

"Kenapa, Aileen gak boleh masuk ?"

"Boleh, ini kan rumah kamu kenapa gak boleh masuk"

"Mamah kenapa lihat aku seperti itu ?"

Karin tersenyum dan mengangguk, apa benar Aileen tidak mengerti dengan arti tatapan Karin itu.

"Apa sih mah ?"

"Kamu gak marah lagi sama Nio ?"

Aileen hanya menggeleng saja menjawabnya, biarkan saja Karin pasti bisa mengerti itu, lagi pula pasti akan ada pertanyaan lainnya lagi.

"Kamu pergi sama dia sejak tadi ?"

"Iya"

"Kok bisa ?"

"Kenapa memangnya ?"

"Bukannya kamu masih marah sama Nio ?"

"Enggak"

"Kamu sudah baikan sama mereka ?"

"Mereka siapa, aku kan cuma pergi sama Nio saja"

"Afra ?"

"Gak tahulah, aku gak ketemu Afra kok"

"Tapi kalau dia datang, kamu mau terima dia juga kan ?"

Aileen mengangkat kedua bahunya sekilas, lihat nanti saja Aileen belum mau memikirkan itu, lagi pula dengan Arsenio pun Aileen masih sedikit kesal.

"Jangan pilih kasih, kalau mau memaafkan maka kamu harus mau memaafkan keduanya"

"Iya, gak tahu ah lagi pula orangnya juga gak ada"

Karin mengangguk, baiklah setidaknya Aileen sudah mau terima Arsenio, dan nanti Aileen pasti akan mau terima Afra juga.

Dengan begitu mereka bisa kembali bersama seperti dulu lagi, Karin tidak perlu merasa sedih lagi dengan perpecahan mereka.

Karin akan bisa melihat kebersamaan mereka bertiga seperti di masa lalu, akan kembali melihat kebahagiaan mereka lagi dan tentu saja Aileen pasti akan sangat bahagia.

"Ya sudah, ayo masuk kamu harus mandi sebelum papah pulang"

Karin membawa Aileen masuk, mau sampai kapan mereka berbincang di luar, Aileen pasti lelah juga.

"Aileen langsung ke kamar ya"

"Iya, tapi tunggu dulu, besok kamu mau kemana ?"

"Gak kemana-mana kalau siang, kalau malam Aileen ada undangan"

"Besok kita ke makam nenek ya"

"Besok ?"

"Iya besok, papah yang ajak"

"Papah gak ke Kantor ?"

"Izin sebentar setelah makan siang"

"Oh .... ya udah"

"Ikut ya ?"

"Iya ikut"

Karin mengangguk dan membiarkan Aileen pergi darinya, Karin juga masih ada yang harus dikerjakannya.

----

Putri menghubungi Nadya, seperti janjinya dengan Indri tadi jika mereka akan ke rumah Aileen, tapi sepertinya Putri ingin mengajak Nadya juga agar kebersamaan mereka bisa tambah menyenangkan.

"Nadya, kamu ada urusan pulang kerja ?"

Putri terdiam mendengarkan jawaban Nadya, sepertinya Nadya tidak bisa ikut dengannya karena jawabannya tidak sesuai dengan harapannya.

"Oh gitu, ya udah gak apa-apa, tadinya aku mau ajak kamu ke rumah Aileen, aku mau kesana sama Indri sekarang"

Putri kembali diam, Nadya mengaku ingin ikut tapi lebih memilih untuk datang besok saja ke acara Aileen.

"Ya sudah, besok kita pergi sama-sama ya"

Putri tersenyum dan menutup sambungannya setelah mendapatkan jawaban dari Nadya, baiklah berarti sekarang Putri hanya akan pergi dengan Nadya saja, tidak masalah itu pasti akan tetap menyenangkan.

"Apa aku ajak Marsya ya, tapi bagaimana kalau Aileen dan Marsya memang sedang bermasalah sekarang, keadaan pasti akan jadi berantakan"

Putri menggeleng dan menyimpan ponselnya, baiklah tidak masalah untuk saat ini, Putri akan pastikan dulu semuanya pada Aileen.

Putri akan tanyakan ada masalah apa Aileen dengan Marsya, dan kalau memang mereka tidak ada masalah pasti Putri bisa mengajak Marsya juga, meski harus menyusul mereka.

"Tapi Indri sudah siap atau belum sekarang, bisa saja Nadya pulang dulu, lalu aku sendirian ke rumah Aileen"

Putri menggeleng dan kembali meraih ponselnya, sebaiknya Putri menghubungi Indri terlebih dahulu sekarang.

Putri melihat sekitar saat mobilnya berhenti melaju, lampu lalu lintas sedang merah, Putri bisa santai menghubungi Indi disana.

"Biar lebih jelas lebih baik aku video call saja Indri"

Ucapnya seraya menghubungi Indri, padahal Putri belum menghubungi Aileen yang akan didatanginya, tapi biarkan saja Aileen tidak akan mungkin menolak kedatangannya.

"Hai, dimana ?"

"Aku baru keluar Kantor"

"Jadi kan sekarang ?"

"Ke rumah aku dulu ya, aku ikut mobil kamu saja"

"Kenapa ?"

"Mobil aku mau dipinjam oran rumah"

"Oke, sekarang aku kemana ?"

"Ke rumah aku saja langsung"

Putri mengangguk, baiklah kalau memang seperti itu, dengan begitu Putri tidak akan sendirian saat menyetir.

"Oke, aku ke rumah kamu"