webnovel

The lost memory

OCA POV'S

Cahaya matahari yang semakin terang menunjukkan waktu sudah siang tetapi ada seorang perempuan yang belum bangun sejak tadi. Tertidur di Kasur Rumah Sakit dengan infusan.

Perlahan-lahan wanita itu membuka mata dan menyedari ia sedang tidak berada di kamarnya, rasa pusing menyerangnya, sakit kepala seperti dipukul oleh kayu membuatnya berteriak.

"AAAAAAAAA!!!". Oca

Suster dan dokter datang untuk mengeceknya, memastikan apakah ada yang salah dengan tubuhnya.

"Oke, kamu baik-baik aja, rasa sakit tadi mungkin akibat shock karena benturan yang kamu alami kemarin." Ucap dokter menenangkan Oca.

"Benturan?" Tanya Oca.

"Iya warga menemukan mu terbaring lemas di jalanan kemarin dengan memar-memar di tubuh." Jelas dokter.

Kemudian 2 lelaki berseragam polisi datang menghampiri Oca sembari menanya-nanyakan kejadian yang terjadi kemarin malam. Tetapi anehnya Oca tidak mengingat apapun tentang apa yang terjadi kemarin malam. Dia hanya mengingat ia membeli makanan di toko swalayan.

"Saya gak bohong pak! Saya beneran gak inget apapun, saya cuman ingat saya pergi ke toko swalayan untuk membeli makanan dan tahu-tahu saya bangun dan udah ada di rumah sakit!" Ucap Oca menahan amarah karena polisi itu tidak mempercayai ucapannya.

"Haa~ dek Oca tolong bekerjasama ya, masa kamu gk inget apa-apa sedangkan tubuh kamu penuh memar dan luka?" Ucap salah satu polisi.

"Pak mungkin adik ini beneran tidak ingat karena saya lihat dia mengalami benturan cukup keras di kepalanya." Dokter.

"Yasudah.. jika dek Oca ada mengingat apa-apa tolong datang ke kantor polisi terdekat." Setelah itu 2 polisi itu terus pergi.

"Dih? Apa-apaan sih? Orang gw beneran gk inget apa-apa, maksa banget heran!" Keluh Oca.

"Maaf ya dek Oca, kayaknya polisi sekarang sedang kelelahan karena sekarang banyak kasus kayak dek Oca ini."

"Mengalami luka memar dan penuh luka, bahkan ada yang sampai mati dan keadaan mayat yang sudah mati itu juga aneh, makanya sekarang polisi sedikit keras." Jelas dokter kepada Oca.

"Hah? Yang bener dok? Woah.. gila, ampe ada yang mati juga, kalau polisi maksa aku buat jawab kayak tadi maksudnya pelakunya belum di tangkep kan?." Tanya Oca.

"Iya, sampai sekarang polisi belum bisa nyari tahu identitas pelaku karena gk ada jejak apapun yang ditinggalin sama pelaku."

"Bentar, itu aneh banget, sama sekali? CCTV? Jejak kaki? Saksi? Alat membunuhnya juga gk ada?".

"Anehnya gitu, walaupun ada CCTV tapi CCTV selalu rusak di hari pelaku melakukan kejahatan dan korban juga bukan di bunuh menggunakan alatan tajam, berat atau apapun".

"Maksudnya? Mereka dibunuh di cekik?".

"Bukan, tetapi korban selalu mati dengan kehabisan darah dan selalu ada jejak 2 lubang di leher mereka, seperti di gigit oleh vampir". Ucap sang dokter

"Vampir? Hah? Yang bener aja itu semua tuh cuman mitos, vampir itu gk ada." Tegas Oca.

Sorenya Oca diperbolehkan untuk pulang karena hanya mendapatkan luka ringan. Ia sampai di rumah dengan selamat tanpa masalah, tetapi ia sangat penasaran apa yang terjadi padanya ia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi kemarin malam. Ia merasa seperti ada sesuatu yang terlupakan dan ada sesuatu yang hilang. Ia tidak mengingat dimana ia mendapatkan memar dan luka di tubuhnya, dilihat dari bekas memarnya itu seperti cengkraman tangan. Apalagi dilehernya itu sangat ketara sekali, ukuran tangannya hampir sama dengan miliknya hanya sedikit lebih besar.

"Gila kepala gw masih sakit banget, tapi dokter bilang gw gapapa."

"Kepala gw makin sakit pas gw coba buat nginget-nginget apa yg terjadi kemaren." Oca

2 HARI KEMUDIAN DI RUMAH OCA

Oca selalu mencoba mengingat apa yang terjadi saat itu, mengapa dan bagaimana ia mendapatkan luka ditubuhnya dan mengapa ia tidak bisa mengingatnya. Tetapi setiap kali ia memcoba untuk mengingatnya kepalanya akan terasa sakit seperti dihantam oleh batu yang besar.

"Kenapa gw gk bisa inget apa-apa sih??!"

"Kepala gw sakit banget lagi!"

CIIIINGGGG

Telinga Oca berdengung, kepalanya terasa sakit kembali tetapi kali ini lebih sakit dua kali lipat daripada sebelumnya. Telinganya berdengung semakin kuat, gendang telinganya terasa akan pecah. Oca berteriak sekuat tenaga tidak kuat menahan rasa sakit itu, ia memukul-mukul kepalanya berharap rasa sakit di kepalanya akan berkurang. Darah mulai keluar dari hidung dan telinganya. Gawat pikirnya, ia merasa akan kehilangan kesadaran karena darah terus mengalir dengan deras.

Pada saat itu ia merasa ada sesuatu yang masuk ke kepalanya, ingatan yang terlupakan kini kembali, ia mengingat segalanya sekarang, wanita yang bernama Eva yang mencekiknya, lelaki yang datang tiba-tiba dan merupakan alasan mengapa ia melupakan segala hal di hari kejadian itu.

Flashback end

Kini Lia satu-satunya sahabat Oca sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ca.. lu tuker cita-cita aja ya, jangan jadi Astronaut tapi jadi author aja, udah cocok banget itu, judul ceritanya FALLING IN LOVE WITH MR.VAMPIRE" . Ucap Lia sembari tertawa kecil.

"Tuhkan.. lu pasti gk bakalan percaya, sia-siakan gw cerita panjang lebar." Ucap Oca dengan wajah cemberut.

"Ya lu mau gw percaya sama cerita lu ngeliat vampir? Girl, Now it's 2024 and you want me to believe your story? Nah i'm not". Lia memutarkan bola matanya malas.

"Gw beneran ngeliat mereka lia!".

"Iya deh iya lu ngeliat mereka, serah lu udah, skrg gw mau pulang udh jam 3." Lia berjalan pergi meninggalkan Oca sendirian di perpustakaan itu.

"Emang temen gk guna dasar! Udah gw ngomong panjang lebar eh dianya pergi gitu aja dasar, punya temen berasa gk punya temen." Sekarang OCA sedang meratapi nasibnya.

Rumah Oca POV

Kini jam di dinding menunjukkan waktu sudah memasuki tengah malam, jam 12 malam. Tetapi Oca masih belum tidur, ia sedang belajar di meja belajarnya. Walaupun penampilan Oca terlihat seperti anak yang suka membuat onar tetapi ia adalah anak yang pintar dia selalu mendapat nilai tertinggi di kelas dan bahkan selalu mendapat peringkat pertama disetiap pelajaran di sekolahnya. Tetapi kepintaran itu bukan didapatkan nya begitu sahaja, melainkan ia berusaha mati-matian untuk mendapatkan hasil itu, Ia terkadang tidak tidur hingga jam 3 pagi karena belajar padahal dia harus masuk sekolah besoknya.

"Hoaammm..". "Ngantuk banget woy!, udah ah sambung besok aja." Oca merapikan buku-bukunya dan berbaring di kasurnya.

Ia memikirkan semua kejadian aneh yang terjadi kepadanya belakangan ini, ia bertanya-tanya apakah dua orang yang dia temui tempoh hari adalah vampir? Tetapi itu tidak mungkin kan, vampir hanyalah karakter yang diciptakan oleh orang-orang tua pada zaman dahulu untuk menakut-nakuti anak mereka agar tidak keluar rumah waktu malam, lalu siapa mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berada di pikirannya hingga ia terlelap.

.

.

.

.

.

.

It's chapter two already, i hope u guys like it. Enjoy the story end see u at chapter 3, bye!