webnovel

Beautiful Doctor VS The Cyber Police

Alice Valencia seorang dokter muda yang berusia 29th, bekerja pada salah satu RS Swasta. Dokter yang periang dan murah senyum ini sudah bekerja selama 7th di Unit Gawat Darurat RS tersebut. Dalam sebuah kesempatan dirinya akhirnya menangani sebuah kasus yang diduga adalah sebuah kasus bunuh diri, namun dokter Alice tetap meyakini bahwa kasus tersebut adalah kasus pembunuhan. Dari sinilah dia mulai mengenal Azka Camerlo, kepala divisi Cyber Police, polisi muda tampan yang dikaruniai senyum yang mempesona. Alice juga berkenalan dengan kelima anak buah Azka. Ronaldo, Ricky, Jhordy, Achmed, dan George.. Dari sinilah kehidupan Alice mulai berubah. Alice mulai mendapat teror dan akhirnya di pecat dari RS Tempat dia bekerja karena menyalahi kode etik. Keluarga gadis yang meninggal itu menuntut Alice dengan tuntutan pencemaran nama baik. Disaat yang sama Sahabat Alice, Viona Rahaya akhirnya mengungkap ketidaknyamanan nya selama ini hidup bersama dengan Alice. Viona lalu memilih keluar dari apartemen yang sudah hampir 6th mereka tinggali bersama. Alice menjadi frustasi, saat dirinya mulai bimbang dengan kehidupannya. Azka datang membawa cinta. Namun disaat yang bersamaan salah satu dari kelima tim Cyber tersebut sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada dokter Alice. Cinta segitiga mulai hadir dalam kisah ini. Konflik mulai muncul saat akhirnya semua kisah masa lalu dokter Alice mulai terkuak. Kisah ini dikemas dengan cinta, persahabatan, dan konflik yang begitu tragis. Penasaran...?? Mari berjuang menulis dan membaca bersama...

Vee_Ernawaty · Fantasy
Not enough ratings
81 Chs

Flas back on 5 Years ago

Alice memasuki sebuah Klinik Swasta tempat praktek dokter kandungan. Ia terlihat panik dan juga tergesa-gesa saat akan memasuki klinik itu karena waktu sudah malam. Alice menggunakan mini dress berwarna hijau toska dengan tas samping hitam dan juga sepatu teplek berwarna sama dengan tas yang dipakainya, ia baru saja menyelesaikan dinas sorenya di RS Elinton.

"Selamat malam nyonya, ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang wanita yang duduk dimeja pendaftaran.

"Saya ingin berkonsultasi dengan dokter kandungan." Alice mengutarakan maksudnya.

"Mohon maaf nyonya, pendaftaran kami untuk konsultasi sudah tutup. Anda boleh kembali lagi besok diwaktu yang lebih awal untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan kami." Jelas wanita itu dengan sopan sambil memperhatikan jam ditangannya yang telah menunjukan pukul 21.20.

"Saya mohon, please! Jika saya kembali besok, saya juga akan datang diwaktu yang sama seperti saat ini. Tolonglah, saya mohon. Beri saya waktu sebentar!" Mohon Alice pada wanita itu.

"Maaf nyonya, saya tidak bisa membantu anda. Ini sudah menjadi peraturan kerja kami!" Ujar wanita itu pula sambil mengatupkan kedua tangannya memohon maaf.

"Tidak bisakah sekali ini saja?"

"Maaf nyonya, saya tidak bisa membantu!"

Alice terlihat sangat putus asa dan tak tahu harus berbuat apa lagi, ia menghembuskan napasnya kesal lalu berjalan kearah pintu saat suara seseorang terdengar.

"Ada apa Elsa?" Tanya suara yang terdengar berat itu.

Alice lalu membalikan tubuhnya kearah suara yang bertanya tersebut, didepannya tampak sesosok lelaki tampan, dengan bentuk tubuh yang sangat proporsional, menggunakan kacamata dengan lesung pipi yang menghiasi indah senyum tampan lelaki itu.

"Ini dokter, nyonya ini ingin berkonsultasi dengan dokter, namun waktu pendaftaran sudah habis jadi saya meminta beliau untuk kembali lagi besok."

"Dokter, please! Sekali ini tolong bantu saya, saya sangat membutuhkan bantuan dokter sekarang!" Mohon Alice seketika dengan mengatupkan kedua tangannya dan memejamkan matanya.

"Baiklah!" Jawab dokter itu singkat.

Setelah mendengar jawaban dokter itu, Alice lalu membuka matanya yang terpejam dan menyunggingkan senyum bahagianya "Terimakasih dokter" ujar Alice.

"Silahkan anda mendaftar dulu" ujar dokter itu lalu berlalu dari hadapan mereka menuju ruang kerjanya.

Setelah Alice menyelesaikan pendaftarannya, Alice lalu menuju ruangan tempat dokter tadi untuk diperiksa.

"Maaf, nyonya. Anda belum mengisi nama suami anda disini.!!" Ujar wanita tadi yang disebut dengan nama Elsa, saat Alice akan beranjak pergi.

"Bukan nyonya, tapi nona!" Kata Alice dengan angkuhnya, lalu bergegas meninggalkan wanita itu.

Alice yang tadi saat pertama kali masuk dan menunjukan wajah memelasnya seketika menunjukan keangkuhannya yang hakiki. Ia berlenggang masuk ke dalam ruangan dokter itu tanpa mempedulikan lagi apa yang diomongkan wanita yang ada di meja pendaftaran tersebut. Ia berpikir, dia hanya perlu menyelesaikan pemeriksaannya, lalu kemudian membayar tagihannya, dan selepas itu ia tidak akan pernah peduli lagi dengan klinik ini. Tapi wanita ini terkadang bisa menjadi bodoh seketika, ia lupa jika seorang ibu hamil membutuhkan beberapa pemeriksaan, juga harus rutin untuk memeriksakan kandungannya setelah kunjungan pertama akan ada kunjungan-kunjungan lainnya yang perlu untuk ia patuhi untuk kesehatan dirinya dan juga bayi di dalam kandungannya itu. Wanita di meja pendaftaran itu hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Alice seperti itu.

"Mana kartu pendaftarannya?" Tanya sang dokter ketika Alice telah duduk di depan meja pemeriksaan.

"Kartu?" Alice malah balik bertanya.

Alice menepok sendiri jidatnya karena sadar akan kesombongan dan kebodohannya, ia lupa untuk mengambil kartu pendaftarannya di depan. Tak lama pintu ruangan itupun terbuka dan wanita di meja pendaftaran itu masuk untuk memberikan sesuatu padanya.

"Ini kartu anda, nona Inggrid" katanya sambil memberikan sebuah kartu pada Alice.

"Ehm, terimakasih nyonya Elsa" kata Alice sambil tersipu malu karena kelakuannya sendiri.

"Nona, bukan nyonya.. Nona Elsa!!" wanita itu menegaskan kembali status dan namanya.

"Uhm, iya... Terimakasih nona Elsa" kata Alice kemudian masih dengan tersipu malu.

"Oia, Elsa boleh minta tolong untuk mengukur tanda-tanda vitalnya dulu, dan juga tinggi badan dan berat badannya ya. Soalnya bidan Ani sudah pulang." pinta sang dokter pada wanita itu.

"Baik, dok" kata wanita itu lalu bergegas mengambil tensi meter untuk mengukur tekanan darah Alice.

"Nona Elsa, anda juga bidan disini?" Tanya Alice kemudian saat Elsa akan mengukur tekanan darahnya.

"Saya masih mahasiswi, saya ambil jurusan keperawatan. Saya bekerja part time disini sebagai reseptionist dan bagian administrasi." Jelas wanita itu kembali. "Apakah wajah saya terlihat sangat tua, sehingga anda memanggil saya dengan sebutan nyonya tadi?" Tanyanya lagi.

"Uhm.. bukan begitu, saya hanya sekedar memanggil. Saya kira anda memang sudah menikah? Maaf!" Kata Alice kemudian. "Lalu tadi mengapa anda memanggil saya dengan sebutan nyonya juga, apa saya juga sudah terlihat tua?" Tanya Alice dengan bodohnya, yang sontak membuat Elsa dan dokter gagah itu menatap sempurna kearah Alice.

"Bukan wajah anda yang terlihat tua nona Inggrid Nooya, tapi alasan Anda untuk berkunjung ke klinik dokter kandunganlah yang membuat Elsa memanggil anda dengan sebutan nyonya!" Dokter gagah itu mulai berbicara.

"Oh.. iya benar juga" Alice tersipu malu dengan jawaban sang dokter.

"Elsa, sudah tanda-tanda vitalnya?" Tanya sang dokter pada Elsa.

"Sudah dokter, tinggal mengukur tinggi badan dan berat badannya saja." Kata Elsa sambil memberikan secarik kertas yang berisi tanda-tanda vital yang baru saja di ukurnya itu.

"Nona Inggrid, boleh kesini sebentar untuk mengukur tinggi dan berat badan anda." panggil Elsa pada Alice untuk berjalan kearah tempat timbangan berada. Alice pun mengikuti apa kata Elsa.

"Tinggi 162cm, berat badannya 54kg, dok" kata Elsa setelah selesai mengukur.

"Oke baiklah Elsa. Terimakasih. Kamu boleh keluar sekarang." Kata sang dokter tersebut.

"Iya dokter" kata Elsa lalu keluar dari ruangan itu.

"Baiklah nona Inggrid, keluhan apa yang membuat anda datang semalam ini untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan?" Tanya sang dokter ketika Alice telah kembali duduk di kursinya.

"Saya ingin dokter memeriksa kandungan saya" kata Alice kemudian.

"Ada apa dengan kandungan anda nona?"

"Saya mengalami flek-flek sajak tadi pagi, dok"

"Hmppp, mungkin anda akan segera datang bulan!!" Kata sang dokter sambil menatap wajah Alice.

"Saya sedang hamil, dok" jawab Alice datar.

"Hmppp, anda hamil? Nama suami tidak ada? Anda hamil diluar nikah?" Tanya dokter itu santai tanpa memikirkan perasaan Alice.

"Iya" jawab Alice tenang.

"Kalau begitu, saya harus melakukan USG untuk mengetahui apakah janin anda masih aman atau tidak" kata sang dokter kemudian sambil beranjak dari duduknya dan berjalan kearah tempat tidur pemeriksaan pasien.

Alice mengikuti dokter tersebut dan dengan pasrah mengikuti petunjuk dokter untuk melakukan USG, ia bisa saja melakukan pemeriksaan ini di rumah sakit tempat ia bekerja, namun karena status mengandung tanpa seorang suami, akhirnya membuat Alice tak bebas untuk melakukan apapun jika itu harus berkaitan dengan kehamilannya.

"Janinnya masih ada, usia kehamilan anda sudah 7minggu. Sepertinya anda butuh istirahat total, baik itu tubuh maupun pikiran anda, agar kandungan anda bisa tetap dalam kondisi sehat." Kata sang dokter kemudian saat setelah selesai melakukan tindakan USG. "Saya juga akan memberikan anda vitamin untuk menguatkan kandungan anda" lanjut sang dokter.

"Baiklah dokter" jawab Alice.

"Apakah sebelum ini anda tidak pernah melakukan pemeriksaan untuk kehamilan anda?" Tanya sang dokter kemudian.

Alice hanya menggelengkan kepalanya. "Sulit bagi seseorang untuk bebas memeriksakan kandungannya jika ia mengandung tanpa seorang suami, dok" kata Alice kemudian.

"Anda sepertinya dari keluarga baik-baik, saran saya lebih baik anda membicarakan ini dengan keluarga anda dan keluarga dari pihak lelaki." Ujar dokter itu.

Alice hanya terdiam, ia tak mampu untuk berkata-kata lagi, ia tak tahu apa yang harus dia omongkan agar dokter dihadapannya ini tahu apa yang sedang dialami oleh dirinya saat ini.

"Ini resepnya, anda boleh mengambil obatnya di apotik depan setelah lebih dulu menyelesaikan administrasi di meja depan dengan Elsa. Dan, satu Minggu lagi anda harus datang kesini untuk pemeriksaan lanjutan. Semakin sering anda memeriksakan diri dan mengikuti petunjuk dokter, kehamilan anda akan lebih terkontrol. Ini akan baik untuk diri anda dan juga bayi anda." Jelas dokter itu.

"Terimakasih banyak, dokter" ujar Alice lalu kemudian beranjak dari duduknya.

"Hmppp.. nona Inggrid, semoga anda dan bayi anda selalu sehat" kata sang dokter sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Alice menyambut tangan sang dokter dan dengan tersenyum manis sekali lagi Alice mengucapkan terimakasih pada sang dokter sebelum akhirnya ia pun bertanya "Boleh saya tahu nama dokter siapa?"

"Saya Reza, Reza Nataniel" ujar sang dokter sambil tersenyum manis, masih dengan menggenggam tangan kanan Alice.

...

.

.

Catatan Penulis:

Selamat malam Sabtu, up kedua hari ini.

Kondisi belum begitu stabil, tapi saya harap pembaca sudah mulai mengerti jalan ceritanya ya...

Terimakasih atas kesetiaannya sampai saat ini. 🙏🙏

Kalian yang terbaik 🥰🤗