webnovel

Beautiful Doctor VS The Cyber Police

Alice Valencia seorang dokter muda yang berusia 29th, bekerja pada salah satu RS Swasta. Dokter yang periang dan murah senyum ini sudah bekerja selama 7th di Unit Gawat Darurat RS tersebut. Dalam sebuah kesempatan dirinya akhirnya menangani sebuah kasus yang diduga adalah sebuah kasus bunuh diri, namun dokter Alice tetap meyakini bahwa kasus tersebut adalah kasus pembunuhan. Dari sinilah dia mulai mengenal Azka Camerlo, kepala divisi Cyber Police, polisi muda tampan yang dikaruniai senyum yang mempesona. Alice juga berkenalan dengan kelima anak buah Azka. Ronaldo, Ricky, Jhordy, Achmed, dan George.. Dari sinilah kehidupan Alice mulai berubah. Alice mulai mendapat teror dan akhirnya di pecat dari RS Tempat dia bekerja karena menyalahi kode etik. Keluarga gadis yang meninggal itu menuntut Alice dengan tuntutan pencemaran nama baik. Disaat yang sama Sahabat Alice, Viona Rahaya akhirnya mengungkap ketidaknyamanan nya selama ini hidup bersama dengan Alice. Viona lalu memilih keluar dari apartemen yang sudah hampir 6th mereka tinggali bersama. Alice menjadi frustasi, saat dirinya mulai bimbang dengan kehidupannya. Azka datang membawa cinta. Namun disaat yang bersamaan salah satu dari kelima tim Cyber tersebut sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada dokter Alice. Cinta segitiga mulai hadir dalam kisah ini. Konflik mulai muncul saat akhirnya semua kisah masa lalu dokter Alice mulai terkuak. Kisah ini dikemas dengan cinta, persahabatan, dan konflik yang begitu tragis. Penasaran...?? Mari berjuang menulis dan membaca bersama...

Vee_Ernawaty · Fantasy
Not enough ratings
81 Chs

Dokter Reza

*Flas back off...

"Jadi, sekarang saya harus memanggil anda dokter Alice ataukah nona Inggrid?"

Alice menatap mata dokter Reza yang sedang menatap matanya dengan intens agar Alice segera memberikan jawaban atas pertanyaannya tersebut, namun Alice sendiri begitu gusar dengan tatapan yang sang dokter yang terkesan sangat mengintimidasinya.

"Ehem..." Alice berdehem untuk memulai pembicaraannya "Bolehkah saya meminta waktu dokter sebentar saja untuk berbincang-bincang?" Tanya Alice akhirnya.

"Baiklah, saya punya waktu sekitar 1 jam untuk anda nona Inggrid, ehm... Maksud saya dokter Alice" katanya kemudian sambil melihat jam tangannya, kemudian mempersilahkan Alice untuk keluar lebih dulu dari pintu lobby rumah sakit itu.

Mereka berjalan menuju sebuah cafe yang berada di lingkungan rumah sakit tersebut, mereka memilih duduk di pojok ruangan yang ada di cafe tersebut agar bisa berbicara lebih leluasa. Setelah memesan 2 cangkir coffee latte, akhirnya Alice memulai pembicaraannya.

"Dokter Reza, bolehkah saya meminta bantuan anda lagi?" Kalimat pertama yang Alice katakan saat mereka telah tenang di dalam ruangan itu.

Dokter Reza memperbaiki posisi duduknya, lalu menyimpulkan kedua tangannya di depan dadanya dan duduk bersandar pada bangku dengan santainya sambil menatap intens ke arah Alice "Bantuan apa yang anda inginkan?" Tanyanya tenang.

"Tolong tetap rahasiakan masa lalu saya!! Dan tolong jangan pernah panggil saya dengan sebutan Inggrid lagi, karena itu bukan nama saya!!" Jawab Alice kemudian dengan berusaha menatap balik mata dari sang dokter tampan yang ada dihadapannya.

Dokter Reza kemudian terkekeh mendengar pernyataan Alice "Hahaaaaa, setelah 5 tahun tak bertemu saya pikir anda telah berubah. Ternyata anda masih tetap sama saja seperti dulu, wanita angkuh, percaya diri tinggi, keras kepala dan tegar."

"Maksud dokter apa?" Tanya Alice dengan wajah cemberut dan penuh tanda tanya.

"Dan satu lagi, Naif" kata sang dokter kemudian, tanpa menjawab pertanyaan Alice.

"Dokter Reza!!" Sungut Alice kesal.

Dokter Reza hanya melanjutkan tawanya lagi setelah melihat wajah Alice yang berubah menjadi kesal, memperlihatkan sisi lain Alice yang tampak seperti anak kecil yang sedang merajuk karena tidak dibelikan permen oleh ibunya.

"Saya selalu menjaga privasi pasien saya. Itu bukan hanya sumpah saya sebagai dokter, tapi sebuah komitmen kemanusiaan yang saya pegang sejak saya menjalani profesi ini." Ucap dokter Reza setelah ia puas menertawakan Alice.

"Bagaimana keadaan bayi anda sekarang? Kalau anda berhasil melahirkannya berarti umurnya sekarang sekitar 4 tahunan kan?" Tanya dokter Reza lagi.

Alice lalu menganggukan kepalanya. Ia lalu memberikan ponselnya pada dokter Reza untuk memperlihatkan wajah bayi yang ditanyakan "Namanya Angel, aku melahirkannya di kota Valencia 4 tahun 2 bulan yang lalu, dengan segala kekuasaan yang dimiliki ayahku, aku akhirnya bisa melahirkan secara normal dengan dokter kandungan keluargaku tanpa ada masalah sama sekali." Alice mulai bercerita.

"Dia sudah sebesar ini? Wah, kau mengurusnya dengan baik!!" Puji dokter Reza setelah melihat foto-foto Angel.

"Aku tidak mengurusnya dokter, orangtuaku yang mengurusnya. Dia berada di Valencia sekarang bersama mereka. Dan....." Alice menarik napas dalam sebelum sanggup menyelesaikan ceritanya, dokter Reza masih menunggu kelanjutan kalimat Alice.

"Dan Angel mengidap thalasemia." Alice mengakhiri kalimatnya dengan mengatupkan kedua tangannya pada wajahnya. Ia tampak frustasi memikirkan itu.

"Thalasemia?" Pekik dokter Reza kaget.

Alice hanya mengangguk.

"Seharusnya kita sudah bisa memprediksinya saat masih di dalam kandungan, jika saja ayahnya juga ada saat itu." Sesal dokter Reza.

"Saya tidak menyesalinya dokter" Ujar Alice "Angel anugrah terindah dalam hidup kami, kalaupun saat hamil saya tahu jika mengandung bayi dengan thalasemia, saya akan tetap mempertahankannya." Kepercayaan diri Alice kembali muncul, kini dia berbicara dengan suatu keyakinan.

Dokter Reza tersenyum melihat kepercayaan diri Alice yang sudah kembali.

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Dan bagaimana kabar lelaki itu? Apa dia tahu kau melahirkan putrinya?" Tanya dokter Reza.

"Angel baik, setiap bulan dia harus melakukan transfusi darah, dan dia tumbuh menjadi anak yang cantik, pintar dan penuh percaya diri. Dia gadis yang sangat kuat." Alice memuji sendiri putrinya. "Ia memanggilku dengan sebutan kakak Alice, kami belum siap memberitahukannya tentang kebenaran yang sebenarnya. Dan soal lelaki itu, saya tidak mempedulikannya lagi. Saya tidak tahu dimana keberadaannya saat ini, dan tidak pernah ingin tahu lagi!!" Alice mengakhiri kalimatnya dengan sebuah penekanan bahwa dia benar-benar tidak peduli lagi dengan pria itu.

Dokter Reza menganggukan kepalanya mendengarkan cerita Alice masih dengan tetap menatap wanita itu intens, sampai akhirnya ponselnya berdering. Telepon dari seseorang, Dokter Reza lalu melihat ke arah jam tangannya, 1 jam sudah berlalu sejak ia duduk bersama Alice di cafe itu.

"Dokter Alice, sepertinya saya harus pamit sekarang!!" Kata Dokter Reza tanpa mengangkat ponselnya yang masih berdering.

"Uhm, iya dokter. Silahkan!!" Ujar Alice sambil menganggukkan kepalanya.

"Sampai jumpa lagi ya, salam buat Angel kecil!" Kata sang dokter lalu bergegas untuk pergi.

"Dokter Reza" panggil Alice ketika sang dokter sudah melangkahkan kakinya sekitar 3 langkah dari tempatnya berada.

Alice lalu menggunakan bahasa isyarat dengan jempol dan telunjuk kanannya seakan membuat garis di bibirnya sendiri untuk mengunci mulut yang memberikan arti agar dokter Reza tetap menutup mulut dan menjaga rahasianya. Yang kemudian dibalas dengan sebuah anggukan pasti dan sebuah senyum manis menawan dari sang dokter, lalu kemudian berlalu dari hadapan Alice.

Alice menarik napas lega kemudian meneguk coffee latte yang ada di hadapannya itu. "Terimakasih Tuhan" ucap Alice di dalam hati.

...

.

.

Catatan Penulis:

Selamat hari Sabtu... 🥰🤗

Up baru lagi, masih tentang dokter Reza ya...

Semoga senang dan tetap terhibur...

Seperti biasa, kali ini penulis mohon bintang, power stone n review serta komentar dari para readers ya...

Sepertinya power cerita ini menurun, mohon saran n review-nya ya,, yang sudah pernah review/ulasan boleh post lagi, yang belum tolong di review ya...

Terimakasih banyak... 🙏🙏