webnovel

Bab 24 Milktea dan Mochi Bangun

Kiara mencuci tangan dan merapikan kotak P3K-nya setelah selesai menjahit luka Cheng Zimo. Kemudian, dia memberikan paracetamol pada Cheng Zimo.

"Tante, Kak Shiyi, kalian harus menjaga agar luka Kak Zimo selalu kering. Besok aku akan memeriksa lukanya dan mengganti perban. Segera hubungi aku jika Kak Zimo mengalami demam." kata Kiara dengan sopan.

Gadis itu mengamati ketiga pria yang baru saja masuk ke dalam tenda. Pandangannya jatuh ke wajah Bai Jinyuan. Kiara melihat seorang pria yang berbadan tinggi besar dan memiliki wajah tampan. Alisnya tebal, matanya berbentuk seperti kacang almond dan wajahnya tampak tegas. Penampilannya seperti tentara yang sering maju ke medan perang.

Kiara mengalihkan pandangannya dan mendengar Nyonya Cheng memperkenalkan mereka. Dia menyapa ketiga pria yang baru masuk dengan sopan. Kiara tahu ayah Cheng Zimo adalah seorang jenderal dan kakaknya juga seorang tentara. Sementara itu, Cheng Zimo baru saja mendapat promosi sebagai seorang sersan sebelum pindah ke Hangzhou.

Cheng Zimo memimpin beberapa orang anak buahnya untuk mengambil air dari sungai. Namun, dia terpeleset karena jalanan licin dan gelap. Karena air sangat penting bagi mereka, anak buah Cheng Zimo melanjutkan pekerjaan mereka mengambil air meski atasan mereka terluka. Oleh karena itu, hanya ada para wanita di tenda keluarga Cheng.

Kiara telah mengumpulkan informasi mengenai tentara keluarga Bai. Dia mengetahui bahwa Bai Jinyuan memiliki posisi sebagai mayor jenderal dan dia akan menjadi seorang jenderal yang menjaga perbatasan seperti ayah dan kakaknya.

Sebelum meninggalkan tenda, Kiara mengeluarkan beberapa sachet susu bubuk. Ketika dia menyeduh susu bubuk dengan air panas, aroma susu yang kuat memenuhi ruangan itu. Orang-orang yang ada di dalam tenda sangat akrab dengan aroma susu dari sapi atau kambing.

"Tante, malam ini kalian telah bekerja keras. Ini adalah susu bubuk yang terbuat dari susu sapi. Jaga agar tidak terkena air jika tidak digunakan. Campurkan satu sachet susu bubuk dengan satu gelas air panas. Buang susu bubuk ini jika lembap atau berjamur. Sebaiknya, Kak Zimo meminum susu ini untuk mempercepat pemulihan," Kata Kiara.

Kiara membagikan susu bubuk kepada para wanita di dalam tenda. Beberapa orang wanita segera menyimpan susu bubuk itu untuk anak-anak mereka.

"Nona Chen, terima kasih atas bantuanmu malam ini," kata Bai Jinyuan. Suaranya terdengar dalam dan sedikit serak.

"Sama-sama, aku sering mendengar cerita mengenai tentara keluarga Bai. Senang bisa membantu kalian hari ini," balas Kiara dengan sopan.

"Terima kasih sekali lagi. Cheng Zimo adalah seorang sersan dan Nona adalah masyarakat sipil. Kami akan memberi bayaran yang setimpal."

"Oh? Baiklah, pembayaran seperti apa yang kalian berikan?" Kiara segera memasang wajah serius.

"Biasanya uang tunai." Bai Jinyuan mengabaikan perubahan sikap Kiara yang begitu cepat, tetapi dia menghargai sikap terus terang wanita itu. Orang yang bersikap terus terang sangat mudah untuk ditangani.

"Apakah uang tunai boleh ditukarkan dengan barang lain?" tanya Kiara lagi.

"Barang apa yang Nona inginkan?" Bai Jinyuan balas bertanya.

"Tentara kalian telah menjaga perbatasan di utara selama beberapa generasi, Kalian pasti memiliki hewan ternak berkualitas tinggi, bukan? Apa aku boleh membelinya? Aku tidak keberatan membayar." Kiara memulai negosiasi.

Gadis itu telah melihat hewan ternak yang dibawa oleh tentara keluarga Bai. Dia ingin menggunakan hewan ternak itu sebagai tameng ketika mengeluarkan hewan ternaknya dari Shangri-la.

"Baiklah, kamu bisa membeli hewan ternak sebanyak yang kamu mau. Aku akan memberi tahu akuntan kami untuk menemuimu setelah kita tiba di Hangzhou." kata Bai Jinyuan.

"Terima kasih! Aku hampir lupa, sebaiknya kamu memeriksa kambing dan sapimu. Tadi aku melihat ada yang sakit." Kiara mengingatkan.

Wajah Bai Jinyuan dan semua orang di sekeliling mereka berubah menjadi waspada. Hewan ternak yang sakit bisa menjadi bencana besar jika tidak segera ditangani.

Pria itu bergegas keluar tenda bersama anak buahnya, sementara Kiara berpamitan lalu kembali ke keluarganya.

"Huiling, bagaimana keadaan Zimo?" tanya Lu Guoqiang.

"Dia akan baik-baik saja jika malam ini tidak demam," jawab Kiara sambil menaruh tas P3Knya di atas gerobak.

"Paman, terima kasih karena sudah menjaga ibu dan adik-adik," katanya dengan sopan.

"Tidak perlu berterima kasih, cepat tidur. Sebentar lagi matahari akan terbit," balas Lu Guoqiang.

Mereka kembali ke tempat istirahat masing-masing.

"Lingling, kamu sudah kembali," kata Zhai Xiulan dengan penuh semangat.

"Kenapa Ibu masih belum tidur?" tanya Kiara sambil memeriksa keadaan adik-adiknya. Untungnya, mereka semua tertidur pulas.

"Aku menunggumu kembali," kata Zhao Xiulan dengan wajah polos.

"Aku sudah kembali, ayo tidur lagi," Kiara membantu ibunya berbaring di gerobak.

Setelah memastikan seluruh anggota keluarganya tidur, dia masuk ke Shangri-la.

"Kiara!" panggil Milktea dan Mochi dengan penuh semangat. Kedua anjing itu bergegas mendekat, lalu Kiara memeluk mereka.

"Kalian kenapa tidur lama sekali? Aku sangat khawatir," kata Kiara dengan mata merah.

"Kami baru bangun setelah kamu menolong orang lain." jawab Mochi sambil menggosokkan kepalanya ke kaki Kiara.

"Benar sekali, kami punya kabar baik untukmu," Milktea tidak mau kalah.

"Berita baik?" Kiara tampak bingung.

"Ya, karena misi utamamu adalah menolong orang lain, ruang ajaib ini memiliki fungsi baru. Barang-barang yang ada di sini tidak akan pernah habis." kata Mochi.

"Benarkah? Kalau begitu, aku bisa menolong orang lain tanpa perlu takut. Apakah kalian tahu kerajaan ini sedang mengalami bencana kelaparan dan banjir?" Kiara tampak penuh semangat, namun sedih pada saat yang bersamaan.

"Ya, kami tahu. Jangan khawatir, kita dapat menolong para penduduk yang kesusahan." Milktea mencoba menghibur Kiara.

"Aku mengerti, apakah kalian lapar? Aku akan memasak untuk kalian." Kiara berusaha mengendalikan emosinya.

"Kami ingin makan bebek panggang dan es krim sebagai makanan penutup." pinta Mochi dengan manja.

"Oke, aku akan menghangatkan bebek panggang untuk kalian." Kiara menyiapkan makanan sambil menceritakan pengalamannya selama kedua anjingnya tertidur.

Setelah mengobrol dengan Milktea dan Mochi selama beberapa jam, Kiara memutuskan untuk keluar dari Shangri-la. Dia merasa senang karena kedua anjingnya telah bangun.

Milktea dan Mochi menawarkan diri untuk mengurus Shangri-la selama Kiara dalam perjalanan menuju ke Hangzhou. Gadis itu segera menerima tawaran mereka dengan penuh rasa terima kasih.

Sungguh tidak mudah untuk menyelinap ke Shangri-la selama perjalanan. Begitu keluar, dia segera memeriksa keadaan keluarganya, lalu tidur karena matahari sudah hampir terbit.