webnovel

Risalah Peri

"siapapun yang telah dipilih sebagai perwakilan dari tingkatan… maju kedepan!" teriak Baskoro

Pertarungan akhir latihan pun memilih Rusty, Martis, Ellia, Airi, Azka, Karin, Renata, Kuro, dan

Alfi (Tingkat Elite dan tingkat I). Lalu ada Mishall, Juke, Derry, Genta, Nomi, Zera, Hanum, Zaki, dan Balqis (Tingkat II & III). Pertarungan antar tingkatan yang dilaksanakan 30 menit lagi, setelah arena pertempuran yang sedang dibuat oleh Inspektur dan para Staff PCI hingga selesai.

"huufft, gugup sekali aku  huuuuuhhh…." Ucap Nomi.

"tenang saja.. aku akan menjagamu kok, jalankan saja rencana Jendral Akio dengan benar.. fokus dan tenang adalah kuncinya" ucap Derry lembut.

"hahaha santai saja rekan setimku, sebagai pelindung kalian…aku pasti menjaga kalian dengan baik" ucap Zaki.

"Balqis.. apa kau sudah sembuh total dari lukamu yang kau terima dari Akio tadi?" Tanya Mishall.

"iya kak Mishall, aku baik saja kok.. tak perlu mengkhawatirkanku.. percaya saja okehhh hehe" ucap Balqis dengan yakin.

"hahaha wajar saja kami khawatir Balqis, melihatnya saja membuat kami semua merinding dengan pertarungan kau dan Jendral tadi hahaa" Genta tertawa

"hmmm… sudah berhenti bercanda, persiapkan diri kalian saja… jangan membuat Jendral kecewa dengan pertarungan kita nanti" ucap Zera lembut.

"huuffttt Kalemmmm…." Celetuk Hanum polos.

"hahaha.. siapp gadisku" ucap Derry menggoda

"iuuhhh… gadismu kepala luh huufft" ucap Hanum jutek

Tak jauh dari tingkat II & III, tingkat Elite & tingkat I juga terlihat sedang memfokuskan diri mereka masing-masing untuk pertempuran yang tinggal hitungan menit akan dimulai.

"Kapten Rush… apa kau benar-benar akan menjadi tim pertahanan?" Tanya Martis wakil kapten I

"Tenang saja.. aku merasa malu jika ikut maju sebagai tim penyerang melawan Tingkat II dan III nanti"

"heeeehh… kau jangan terlalu meremehkan Kapten, mereka memang 2 tingkat dibawah kita.. tapi bukankah lebih baik jika kita lebih serius untuk menghadapi mereka.." ucap Alfi.

"aku tak pernah meremehkan mereka, tapi jika memang aku harus turun tangan aku akan melakukannya kok tenang saja.." ucap Kapten Rusty tajam

"heii Azkaa… apa kau benar-benar akan menyerang kak Mishall nanti?"

"ten..tentu saja ini pertarungan huufftt.." ucap Azka gugup

"hahaha kutunggu itu kak Azka… dank au Airi.. apa kau benar-benar akan menyakiti kekaishmu Juke nantinya?"

"hmmm… mau gak mau sih Elli.. tapi pikirkan saja tentang hal buruk darinya saja biar aku bisa menyerangnya nanti hehe"

"haha pikiran yang tidak buruk sih Airi.." Ellia tersenyum

"Semuanya mohon untuk bersiap di tempat yang telah dipersiapkan!!!" Teriak staff PCI

Para Cronites pun mengambil posisi mereka sesuai dengan tingkatan.

"hmmm..apa kau mau bertaruh Bocah dengan pertarungan ini?" Tanya Baskoro pada Akio

"gak deh Bakso.. lagi males hahaha"

"hahah lemah sekali…"

"aku tak ingin melihatmu jatuh malu Ketua hahha" ucap Akio meledek

"hahaha tentu saja Cronites yang telah berpengalaman bertempur dengan Pires tak akan segan-segan untuk memenangkan ini bocah"

"hoaaammm… baiklah kuterima taruhanmu Baksoro.. apa yang mau kau pertaruhkan untuk pertarungan ini?"

"bagaimana jika satu juta untuk tiap orang yang tumbang?"

"hmm… itu bakal buruk untukku sialan.. bagaimana jika 20juta untuk siapa yang menang?"

"Sepakat!!" ucap Baskoro yakin

"he he… jangan menyesal yah ketua.

Para Cronites yang telah bersiap di posisi mereka, tinggal menunggu aba-aba dari staff untuk memulai pertarungan ini.

"para Cronites!!! Pertarungannnnnn dimulaiii!!!" Teriak Staff yang menurunkan dinding tanah ditengah area pertempuran sebagai penanda.

Derry yang ditunjuk sebagai kapten Tim oleh Akio, segera menurunkan komandonya sebagai kapten tim.

"Yoshaaaa….!!! Juke… Genta pancing mereka dengan serangan jarak jauh!"

"Baikkk.." Genta yang mengambil busur dari punggungnya segera melompat setingginya dan mengeluarkan serangannya dari atas langit dengan [A Thousand Arrow] menyerbu tim musuh dengan cepat disusul oleh serangan Juke [kilau cahaya] yang menyilaukan pandangan musuh.

"Garr…. Garrr…. Garrr!!!!" serangan mereka yang ditangkis oleh Renata dengan [kotak Abadi 4 sisi]

"Nomii, Zera, Zakiiii sekarang !!" mereka bertiga maju menyerang dengan ketangkasan jarak dekat yang mereka miliki.

Tentu saja tak mudah untuk mengalahkan para Cronites tingkat Elite dan tingkat I, Wakil kapten I Martis yang maju sendirian untuk menghalang mereka, membuat Nomi, Zera dan Zaki cukup kewalahan untuk memenangkannya.

Ellia dan Airi yang mulai melakukan serangan jarak jauh kepada base musuh, mengeluarkan serangan kombo mereka [Water Spear] menghujam kearah Derry. Namun serangan combo mereka berhasil digagalkan oleh Mishall dan Juke sebagai tim bertahan.

"Apaa hanyaa ituu Airikuu hahaha" teriak Juke dari kejauhan

"hahah beraninya dia…..!!!" Airi yang emosi dengan kata-kata Juke bersiap untuk maju menyerang.

"tahan Airi, jangan sampai terpancing… dinginkan kepalamu!"

"maaffff… Elli"

disisi tengah, pertarungan wakil kapten I Martis dan Nomi, Zera, Zaki masih dalam keadaan seimbang.

"Mishall bantu Nomi dan yang lainnya sekarang!!"

"siaapppp kapten!" Mishall yang maju membantu Nomi, Zera, dan Zaki berhasil membuat wakil Kapten I Martis terpukul mundur.

"Genta.. mulai ultimate yang kau punya untuk menyerang Ellia dan Airi"

Genta yang mengeluarkan serangan ultimatenya, mengeluarkan [vanishing Arrow]nya.. ribuan panah dengan sangat cepat memburu Ellia dan Airi yang mulai berlari menghindarinya dengan pola yang telah diarahkan oleh Genta.

"Renata halau serangan panah itu" ucap Rusty dingin

"maaf Kapten, itu sulit dilakukan.. tapi jika harus melindungi airi dan Ellia dalam kotak abadi ku mungkin bisa dilakukan"

"lakukanlah jika itu bisa membantu mereka"

"baikk kapten!"

Renata yang memberi arahan pada Ellia dan Airi untuk masuk ke dalam kotak abadi yang telah ia buat. Serangan yang menerus menghujam kotak abadi tersebut membuat Renata kewalahan mengatasinya.

"bagaimana mungkin serangan ini taka da habissnyaaaa…. Errgghhh!!!" gumam Renata

Derry kapten Tim Cronites Tingkat II & III adalah sebagai penyuplai mana bagi Genta, membuat serangan ultimate Genta terus menerus menghujam kotak abadi itu.

"Aaaahhhhhhhhhhhhhh…. " Teriak Martis yang mulai terkena serangan beruntun dari Mishall, Nomi, Zera, dan Zaki yang tak henti terus menekan Wakil Kapten I tersebut.

"Alfiiiii… Kurooo bantu Martiss sekarang!!" Teriak Rusty

Alfii dan Kuro yang langsung maju untuk membantu Martis, langsung ke arah pertarungan mereka yang tak cukup jauh dari tempat Renata, Ellia, dan Airi sedang bertahan. Zera yang melihat bantuan dari musuh, mulai memberi perintah pada Mishall, Nomi, dan Zaki untuk menyebar ke empat titik dari cakupan serangan yang dibuat genta.

"[Shooting Starr] …. " teriak Alfi mengeluarkan tembakan bintang dari pistol nya.

"Sekaranggg!!!" Teriak Zera

"[Perangkap Kematian] …" sinar merah dari kempat sisi muncul dari Mishall, Nomi, Zera, dan Zaki membuat fondasi perangkap segi empat menutup jalur Martis, Ellia, Renata, Airi, Alfi dan Kuro.

"Genta Pertahankan sampai mana dalam tubuhmu habis"

" [Amukan Raja Singa]…. [Raungannn Maut]!!!!" Serangan yang telah disiapkan daritadi oleh Derry sebelum [perangkap] diaktifkan, memanggang yang ada di dalam perangkap yang dibuat Mishall, Nomi, Zera, dan Zaki.

Airi, Alfi, Ellia, Kuro, Martis, dan Renata hanya mampu menahan serangan dari atas perangkap hanya bisa bertahan saja. Kapten Rusty yang mulai kesal karena setingkat Elite dipermainkan oleh tingkat bawahnya, melompat ke atas [Perangkap] dan menghalau serangan dari Derry dan Genta dengan kedua pedangnya.

"Glegaarrr!!!"

Serangan Derry Genta pun berhasil ditahan oleh kapten Rusty dengan segenap pertahanan kedua pedangnya. Namun serangan tersebut membuat Rusty juga terhempas ke bawah dalam [Perangkap].

Derry dan Genta yang telah kehabisan mana dari dalam tubuhnya perlahan terduduk ke tanah.

"hoshh hosshh… kena kalian… Balqis Kuserahkan padamu!!!" teriak Derry

"Baik Kapten!" Balqis yang ditugaskan sebagai Finishing mengeluarkan serangan yang ia pakai saat melawan Akio…

"[Soul Tantrums]…" Kilatan Kuning bercampur hitam yang semakin membesar mulai melesat masuk kedalam [Perangkap]…

"Siaalaaannn….!!" Ucap Rusty yang dari dalam Perangkap

"GLEGEAARRRRR!!!!!" serangan Balqis telak menghancurkan pertahanan Renata dan yang lainnya.

"wooooshhhhhh…." [Perangkap] yang dibuat oleh Mishall dan yang lainnya pun menghilang…

"aarrgggghhh…. Siall… " Rusty yang mulai mengarahkan pandanganya pada Karin untuk menyembuhkan mereka… sirna sudah

Juke dan Hanum, yang beripe Assasin dengan mudah menyerang Karin dan Azka dari belakang sedari tadi saat Rusty mulai meninggalkan base mereka. Mudah saja bagi Juke dan Hanum yang mengalahkan Azka dan Karin dari belakang yang terfokus dengan pertempuran didepan.

"Hahahaha kita Menanggg!!!" teriak Derry riang

"tttu.. tungguu Kapten… lihat lebih jelas dari balik asap itu" Mata Derry yang perlahan membesar karena tang menyangka masih ada yang mampu berdiri dari serangan Balqis tersebut adalah hal yang sangat tidak mungkin.

"uwaaahhh… sepertinya bakal repot nih hahaha" ucap Akio tertawa.

Asap debu karena serangan Balqis tadi perlahan menghilang…

Perlahan mulai jelas pandangan setiap orang yang melihat siapa yang masih berdiri dari serangan Balqis tersebut.

"huuuffftt… sepertinya kalian mulai membuatku terbawa suasana…" ucap Ellia yang bertransform ke wujud perinya.

"wujud yang mengagumkann,,," ucap Balqis merongahkan mulutnya.

"woaaahhh…. Siapa dia…" ucap semua Cronites yang terperangah akan wujud peri yang ditampilkan Ellia.

"haha… tak kusangka kekuatannya yang terlelap akan bangkit di latihan ini, kuharap saja ia mendengarkan perkataanku hahaha" ucap Akio menggelengkan kepalanya

"tak mungkinn… apa kau sudah mengetahui tentang ini Akio?" Tanya Baskoro yang terkejut akan wujud Ellia

"hmmm… bagaimana yah Baksoro hahah" ucap Akio tak menjawab pertanyaan Baskoro

"Swoooosshhhhh…" sayap Ellia mulai melebar membentang dengan indanhya.

"Balqis Syadinah… akan ku uji dirimu yang sudah membuatku hatiku ini cemburu…" ucap Ellia yang bersiap untuk menyerang Balqis yang berada di langit tak jauh dari tempat para Rusty dan yang lainnya tak berdaya karena

serangan Balqis