webnovel

Cupp... Cupp... Cuppp

Akio yang merasakan kehadiran seseorang mendekatinya, mengangkat wajahnya perlahan. Dilihatnya Ellia dihadapannya, sontak Akio langsung memeluk Ellia dengan erat..

"Elliaaaa… hikss hikss hiksss,,," Akio menangis tersedu yang masih merasakan ketakutan pada mimpi tadi.

"cup..cupp…cuppp udah ah Kinnn jangan nangis lagi, maluu taukk hihi.." ucap Ellia memeluk Akio dan menggosok punggung Akio dengan pelan

Akio yang masih terus menangis dalam pelukan Ellia, membuat Akio lemas tak berdaya.

"hikkss…hiksss.. mimpi tadi sungguh seperti nyata Ell.. aku tak mau kehilanganmu seperti di mimpi tadi, aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku tak mau kehilanganmuuu!!" ucap Akio dalam isak tangisnya.

"entah aku harus malu atau bagaimana dengan situasi sekarang Kinn, tapi yang jelas aku bahagia dengan responmu saat ini… aku akan selalu hidup untukmu Kinn, udah yah jangan nangis lagi." Ucap Ellia lembut sambil melirik di sekelilingnya yang sedang menyaksikan mereka berdua.

Akio yang tak memperdulikan disekitarnya, terus memeluk Ellia dengan erat, hingga air matanya berhenti mengalir.

"hahaha ada-ada saja bocah ituu" gumam Baskoro menggelengkan kepalanya.

"baiklah teruskan latihannya… abaikan saja jiwa muda mereka yang berdetak hahaha" ucap Baskoro yang membuat Cronites Tingkat Elite dan tingkat I kembali melanjutkan latihan mereka.

"apa sudah lebih baik Kinn??" Tanya Ellia lembut

"heeemmm…" Akio hanya bergumam dan masih belum melepaskan pelukannya

"apa kau mau menceritakan mimpi itu padaku Kin?"

"tak akan… itu bahkan terlalu mengerikan untuk diceritakan Ell.." ucap Akio tersedu

Para Cronites Tingkat II dan III yang masih menunggu pertarungan antar tim, hanya bisa sabar menunggu hingga jendralnya kembali tenang dan memulai latihan kembali.

Balqis yang melihat mental Akio terguncang karena mimpi buruknya, berinisiatif untuk memulai latihan tanpa jendralnya.

"Annnooo.. sebaiknya kita mulai saja tanpa Jendral… aku akan yang menjadi pengawasnya.." ucap Balqish gemetar karena tak biasa berbicara didepan keramaian

Cronites tingkat II dan III yang mendengar pendapat dari Balqis, juga setuju.. karena ini hanya latihan saja.

"Ell… apa kau mau kita pension dulu dari Cronites untuk sementara?" Tanya Akio

"haah? Kenapa memangnya Kin?"

"aku takutt… aku ingin menghabiskan waktu bersamamu saja hingga peperangan akhir 8 juni berakhir.."

"hahaha ngomong apaan kamu ini Kin.. sudah semuanya bakal berjalan baik-baik saja kok"

"aku akan meminta pensiun sementara pada Ketua selama sebulan Ell.. apa kau mau menghabiskan waktu sebulan bersamaku.. aku juga akan menggunakan nama HARUMA untuk izin pada kepala sekolah nanti"

Akio yang merasa mentalnya jatuh terhempas karena mimpi buruk yang seperti nyata sekali dirasakannya, membuat Akio memutuskan untuk berlibur mencari ketenangan dan menghabiskan waktu sebulan dengan kekasihnya.

Cintanya pada Ellia yang sangat besar, membuat Akio ingin menghabiskan waktunya sedikit bersama Ellia sebelum peperangan akhir 8 juni dimulai.

Ellia yang tak tega melihat Akio seperti ini, menerima keputusan yang di inginkan oleh Akio dengan satu syarat.

"kau harus menikahiku Kin.."

Akio yang mendengar syarat yang diucapkan oleh Ellia, mengeluarkan air matanya kembali.

"emmm…aku juga menginginkannya Ell.. aku sayang kamuu… Ellia Danti"

"cupp… cuuppp… cuppp… heemm… anak maniss yang cengeng hahaha" ucap Ellia menggoda Akio

"udah yokk Kin kita lanjutkan dulu latihan yang terakhir ini, kau juga latihlah Tingkat II dan III, jangan lepaskan tanggung jawabmu yah Kin… jadilah lebih kuat hihihi" ucap Ellia lembut sambil menggosok rambut atas Akio dan mengusap air mata Akio yang terus mengalir.

"hehehe… maafkan aku terlihat lemah didepanmu Ell hahaha… haha"

"sudah yah Kin.. aku lanjut dulu" ucap Ellia sambil melangkah pergi dan perlahan melepaskan pegangan tangannya pada Akio hingga ujung jarinya terlepas.

Akio tersenyum pada Ellia yang melangkah pergi, namun Akio masih terdiam kaku ditempatnya berdiri tak bergerak.

Akio mengangkat wajahnya ke langit..

"sungguh memalukan jika air mata ini harus diperlihatkan pada orang… kumohon berhasilah.."

Akio mengangkat tangannya kea rah langit, dan memejamkan matanya.. "[Cloud Movement]...." Akio mencoba menggerakkan awan dari satu titik ke titik lainnya yang semakin membesar,, "[Wind Pressure]".. Awan yang  menggumpal membuat cuaca yang cerah menjadi mendung dan gelap, tak lama kemudian rintikan air jatuh dari atas langit…

"tess…. Teshhh… trusssssshhhh" hujan mengguyur semua Cronites yang sedang berlatih dan daerah sekitarnya.

"terima kasih…" gumam Akio pada langit

"kurasa ini lebih baik daripada sebelumnya" ucap Akio pelan pada dirinya

Akio yang mulai bergabung dengan Cronites di sisi kanan, pertarungan antar Tim sudah berlangsung menyisakan 4 tim sampai Akio tiba di tempat area pertempuran

"Kerja bagus Balqis.. akan kuambil alih lagi sekarang"

"Siappp Jendralll"

Akio menggunakan mata mutlaknya untuk melihat kemampuan dari setiap orang yang dilihatnya, Akio yang menyaksikan pertarungan dari tim yang sedang bertarung, memfokuskan pergerakan dari tim yang sedang bertarung. Akio yang menyusun penempatan untuk pertarungan mereka di akhir sesi latihan nanti, tak ingin membuat kesalahan.

Balqis yang melihat tatapan mata Akio bersinar terang berwarna biru tajam sekali membuat Balqis menelan ludahnya dan kembali menyaksikan pertaruangn tim yang tersisa.

Hujan yang terus mengguyur deras tak menghentikan latihan para Cronites, dentuman keras, daya ledak yang keras terus terdengar. Pertarungan keempat tim yang tersisa yang dibuat oleh Balqis secara langsung memang keputusan yang sangat tepat, karena Akio bisa langsung mengamati mereka dengan sangat baik.

Pertarungan keempat Tim yang berlangsung cukup lama akhirnya telah berakhir dengan hasil yang seri, karena mereka semua kehabisan tenaga mereka dan tak ada yang sanggup untuk berdiri melanjutkan pertarungan mereka.

Pukul 13:00 Wib

Waktu yang tersisa pada pertarungan antar tingkatan masih tersisa 2 jam lagi. Keempat Tim yang tersisa yakni Mishall, Juke, Derri, Genta, Nomi, Sera, Hanum, dan Zaki sebagai Crornites yang tersisa setelah diseleksi, akan maju pada pertempuran antar tingkatan nanti.

"hahaha sepertinya kau berhasil lolo pada seleksi ini Mishall haha" ucap Akio menggoda Mishall

"huufff… kau pikir aku selemah itu"

"hahaha… kau juga Juke, aku berharap lebih padamu.."

"Baik Akio… aku akan berusaha sebaik mungkin,,"

"dan yang lainnya selamat juga haha yahh walaupun aku belum tau nama kalian tapi kuharap kalian tak mengecewakanku didepan Ketua Baskoro nanti"

"baiklah… mendekatlah kemari, aku akan memberitahu strategi 'perangkap tikus' hehehe"

Akio yang melirik sekitarnya baru sadar jika tak ada Balqis.

"Balqissssss!!!! Kemarilah…!!" Teriak Akio yang cukup jauh dari Balqis dibelakangnya

Balqis melangkah dengan cepat menuju ke tempat Akio.

"kau juga akan ikut serta Balqis, kau akan jadi sebagai kunci kemenangan nanti hehe" ucap Akio mengeluarkan senyum jahat

Setelah panjang lebar Akio menjelaskan strategi pada kesembilan Cronites tingkat II dan III yang telah lolos, Akio memberikan ajungan jempol kedua tangannya pada mereka sebagai penyemangat mereka,

"Jadilah yang terbaik dari terbaik… Teman" ucap Akio pada mereka dengan tersenyum bangga.

"Yoooshhhhh...!!! kita perlihatkan taring Cronite tingkat II dan III ini temann !!!!"