webnovel

ARES : In Another World

Mars adalah seorang Gamer yang selalu memenangkan Games, Permainan Favoritenya adalah Membangun Kerajaan dan menjadi Raja untuk melawan Monster dan Naga. Suatu saat ia bermimpi tentang Cahaya yang mampu berbicara. Sebuah Penawaran tentang menjadi Dewa di Sebuah Negeri Antah Berantah. Ia tidak memikirkan apapun dan asal menerimanya hingga ia menyadari bahwa terlambat untuk membatalkan Kontrak. Dia adalah Dewa Ares yang di Agungkan, Pemimpin Perang yang tidak terkalahkan. Namun sanggupkah Mars menjadi Sang Ares?

Metana_rin · Book&Literature
Not enough ratings
2 Chs

02 - Kekuatan

Mars atau Ares kini sedang sibuk bertanding dengan para bawahannya. Mereka melakukan Latihan Fisik.

Ares dengan bantuan dari Pinnara mulai mengenali satu persatu yang penting untuk dikenali.

Dalam kehidupannya sebagai manusia sebelumnya, ia suka membaca Mitologi-mitologi Yunani, dan terkadang ia meremehkan kebenaran yang tertulis.

Namun saat ini dirinya menjadi Dewa dengan semua tanggung jawab dan beban terpikul di pundaknya.

Sama sekali dirinya tidak menyangka akan mendapatkan kehidupan sebagai Sang Dewa Ares.

.

"Selamat malam Tuanku." Pin mempersilahkan Ares menikmati makan malam di kamar Ares, saat Pin akan keluar, Ares menyuruh Pin tinggal dan memberitahunya tentang Aphrodite.

Pin ragu untuk memulai cerita namun akhirnya ia pun bersedia.

"Dewa Ares dan Dewi Aphrodite saling mencintai, Dewi terpesona akan seluruh kesempurnaan Dewa Ares. Namun Sang Agung Dewi Hera menentang kalian berdua dikarenakan takut menimbulkan kekacau balauan, akhirnya Dewi Aprho dinikahi oleh Dewa Hefeistus. Kiranya itulah penyebab kesusahan dalam hati Tuan Ares." Penjelasan Pin digunakan Ares untuk alasan ia kehilangan beberapa ingatannya.

Kesusahan Hati Cinta yang patah adalah penyebab seorang Dewa Perang menjadi kacau balau.

Ares merasa cerita itu sungguh membuat tertawa.

"Apakah sebegitu parah luka hati yang Tuan derita?" tanya Pin khawatir, seingatnya dulu Ares selalu bersikap kasar dan semena-mena, hingga rasa takut mendominasi Pin, dia bahkan membiasakan diri terluka oleh kata tajam Tuannya, namun kini ia melihat Tuannya berubah seperti orang lain yang kini ia lihat.

"Iyah." jawab Ares lalu melanjutkan makananya.

Athena adalah Sahabat serta Rival, Athena yang lebih bijaksana dan tenang adalah lawan Ares yang gegabah. Dewa dan Dewi Perang tersebut selalu diperbandingkan dimanapun mereka berada.

Kekuatan Ares adalah Fisik sedangkan Kekuatan Athena adalah Jiwa.

Namun Mars yang kini menjadi Ares, mulai memikirkan apa yang bisa ia andalkan?

Fisik? Fisik Ares tidak berubah, hanya jiwa Mars yang mengambil alih tubuh Ares, namun selain itu, otak milik Mars adalah penuh strategi, meski tidak bisa dibandingkan dengan Athena, setidaknya ia bisa unggul menyamai Athena.

Dan ini terbukti saat pada Akhirnya diputuskan bahwa Ares tetaplah menjadi Pemimpin dalam Pertempuran, sebagai Garda Depan, sebagai Garda Belakang dan Strategi, diserahkan pada Athena.

...

"Aku pikir telah melihat kamu berbeda dari biasanya." suatu malam, Aphrodite menyelinap ke kamar Ares.

Ares yang sedang minum Anggur sambil menatap bulan kini terkejut kedatangan Aphrodite.

Untuk kesekian kali pertemuan Mars sebagai Ares dengan Aphrodite, tidak dipungkiri ia jatuh dalam pesona Dewi Keindahan tersebut.

Ares bersumpah, Aphrodite memang segala dari Wujud Keindahan.

Odite duduk di ranjang Ares dengan wajah sedih.

"Apa kau tidak lagi merindukanku?" tanyanya sensual.

Sang Penggoda ada di kamar Ares. Ares melepas jubah tidurnya dan bertelanjang dada lalu mendekat.

Odite mengira akan ada malam panas untuk kesekian kali namun yang dilakukan Ares tidak seperti bayangannya.

Ares membungkus punggung Odite dengan jubahnya.

"Haruskah kuantar Odite pulang?" tanya Ares sambil memandang Pemilik Keindahan.

Di Cerita Mitologi yang Mars hapal, mereka sering tidur bersama, perselingkuhan atas dasar saling cinta, namun kini Ares menolak Odite karena merasa tidaklah pantas.

"Aku ingin fokus pada Peperangan yang akan terjadi Bulan Depan, jadi inilah alasan aku menolakmu." ucap Ares menyuruh Odite pergi.

"Ini bukan hanya perasaanku, ternyata benar kau berubah Tuan Ares." ucap Odite dengan muka merah, ia marah karena untuk pertama kalinya ia ditolak.

Ares memandang pintu dimana Odite pergi.

...

Hari Peperangan Tiba.

Selama satu Minggu penuh, Kota menjadi penuh darah, mayat berjatuhan dari kedua belah pihak.

Athena saja kualahan dan ia banyak mengambil istirahat, berbeda dengan Ares yang tidak pernah mundur meski banyak luka yang tergores di tubuhnya.

Athena menyaksikan pertarungan Ares melawan Monster Terror, mereka berdua adalah lawan yang imbang.

Athena tidak menyangka dalam Peperangan ini ia mengakui betapa hebatnya Dewa Ares.

Tidak salah mengapa Ares begitu dipuja oleh Rakyat, berbeda dengan citranya yang dahulu, seolah Athena melihat jiwa Ares di hadapannya itu menjadi lebih murni.

Ares yang dulu adalah Perang, ia tidak memperdulikan banyak manusia yang menjadi korban dalam sebuah Peperangan, namun Ares yang sekarang justru meminta bawahan dan pengawal-pengawal setianya mengamankan manusia yang ada di Kota.

Hingga Malam menjelang dan Dewi Artemis telah mengirimkan Bulan, sang Monster bertekuk lutut meminta ampun pada Ares untuk mengakhiri rasa sakitnya secara cepat agar tidak tersiksa.

Athena muncul di sebelah Ares, ia mempersilahkan Ares menghabisi Monster tersebut.

Athena bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Ares yang mencintai Darah, ia adalah simbol Kebrutalan dan kekejaman.

"Dalam kehidupan lain, janganlah menjadi Monster." ucap Ares kemudian membakar Monster tersebut hingga menjadi Abu.

"Kupikir kau akan memotong-motong tubuhnya, bahkan kau memberikan berkat bukannya kutukan." ucap Athena menyindir. Sesungguhnya ia cukup terkejut akan putusan hukuman dari Ares.

"Dalam pertempuran ini aku sudah memotong betapa banyak Tubuh Monster miliknya." ucap Ares kemudian pergi meninggalkan Athena.

"Seberapa banyak kau berubah Ares?" gumam Athena.

...

Ares menemui Penduduk Kota.

Semua penduduk bersujud menyembah Ares, berbagai Doa dan pujian menyambangi telinga Ares.

Para pengawal dan prajurit Ares diizinkan Ares untuk mengembalikan Penduduk Desa untuk membenahi bersama Kota yang sebagian telah hancur.

Ares kembali ke Istananya lalu membuka lemari dan mengambil Kotak Kaca.

Ia menaruh pergelangan tangan Monster yang tersisa dalam pembakaran. Bagian itu memberitahu Ares bahwa ini masih Monter tingkat Pertama.

Dan masih ada ke 9 Saudara sang Monster yang akan mendatangi Ares dalam setiap Tahun.

Ares menghitung akan memakan waktu 10 tahun ia menjadi Ares.

"Bahkan apakah aku bisa kembali?" tanya Ares bergumam pada dirinya sendiri.

Ia mulai merasa frustasi padahal Ares melihat sendiri betapa hebatnya dirinya. Ares mengakui dirinya yang kini menjadi Ares versi lain adalah Dewa yang Hebat.

Ares tertidur karena kelelahan.

...

"Apa yang sedang Ibu pikirkan?" tanya seorang Bocah berusia 12 tahun menghampiri Aphrodite yang merenung.

Odite menatap putranya yang bernama Eros, mengangkat bocah itu untuk ia pangku.

"Ibu hanya merindukan Ayahmu." ucap Odite.

"Ayah jahat karena membuat ibu sedih." ucap Eros marah, hal yang paling membuat Eros marah jika ia sudah melihat Ibunya bersedih.

Odite tersenyum lalu mengusak lembut kepala putranya.

Odite memeluk Eros dan membayangkan yang ia peluk adalah Ares, Ayah dari Eros, meski Ares tidak mengetahuinya.

...

Zeus sebagai Raja dari Para Dewa-Dewi memuji Ares dan Athena yang berhasil memenangkan Pertempuran terlebih juga memikirkan keselamatan para manusia.

"Ares yang memikirkan strategi melindungi Penduduk hingga mengorbankan separuh Prajuritnya menjaga para manusia." ucap Athena menjawab dugaan Hera yang berpikir itu adalah hasil strategi milik Athena.

Ares tidak keberatan bahkan jika Athena mengakui strategi miliknya adalah milik Athena tersebut. Namun Athena tidak ingin mengakui apa yang bukan miliknya.

Odite tak lepas memandang Ares, ia masih merasa ada yang aneh tentang Dewa yang dicintainya, meski ia masih kecewa akan penolakan Ares malam itu.

Zeus membanggakan Ares sebagai Anaknya yang hebat, berbeda dengan Hera yang lebih membanggakan Hefe, meski anak sulungnya terseebut cacat.

Saat Rapat di Kuil Gunung Olympuss selesai, Ares bertemu Eros yang sedang bermain dengan Fobos dan Deimos.

"Paman Ares, aku sudah bisa memanah dengan baik." ucap Eros membanggakan diri atas kemampuannya pada sang Paman.

"Wow keponakan Paman sungguh hebat, jika kau tumbuh sedikit lebib tinggi, Paman akan mengajakmu berburu." ucap Ares sambil mengusak gemas kepala Eros.

Odite menghampiri dan berterimakasih pada Fobos dan Deimos yang menjaga Eros.

Ares memperhatikan Ibu dan Anak tersebut yang pergi.

Ares tahu Eros adalah anak Ares, meski kenyataannya Ares sama sekali tidak tahu. Sedangkan yang tahu adalah Ares berjiwa Mars.

Ares tersenyum saat Eros berbalik dan melambai padanya.

"Keponakan Tuan tumbuh dengan pandai dan tampan." ucap Fobos memuji Eros.

"Yah dia juga cantik seperti Dewi Aphrodite." kali ini Deimos yang memuji.

Ares hanya diam membiarkan Fobos dan Deimos tanpa henti memuji Eros dan Aphrodite.

...

TBC