webnovel

Niat Terselubung

Akhirnya, malam yang ditunggu - tunggu tiba,kawan sang Ayah yang ditunggu -. tunggu juga telah datang bersama keluarganya. "mama, Dan semuanya kenalin,,ini kawan papa dari dulu, namanya om Prasetyo sama keluarganya,,nah..pras kenalin ini istriku, kau tentu masih ingat kan....hehhehe?" kekeh sang Ayah. Candaan sang Ayah disambut tawa oleh semuanya, "tentu saja, walaupun Kita sudah sangat lama tidak bertemu" ucap om Prasetyo.

"Nah,ini anak sulungku, Santi, Mawar, yang Paling ganteng Arya, lalu adiknya Lili, dan...nah ini si bungsu Sinta"ucap sang Ayah sambil merangkul Sinta.

" ternyata banyak putri dirumahmu, kalo ini Istriku yang tercantik,Ini Romeo si bungsu dan sebelahnya si sulung Rama, dan Rom, Ram, ini Om Kusuma Dan keluarganya" kata Prasetyo mengenalkan anggota keluarganya. "ya sudah,ayok Kita makan dulu, nanti lanjut bercerita ya, yuk jeng" ajak sang mama kepada istri om Prasetyo.

Mereka semua menuju ke ruang makan dan dapat mereka lihat, makanan yang sangat mengugah serlera tersaji disana. "wah.....kelihatannya enak sekali" kata Tante Rima, istri om Prasetyo."iya tan, ini semua Sinta yang masak." ucap Mawar sambil merangkul Sinta. " ah...kakak, Sinta kan hanya bantuin Bibi aja," ucap Sinta malu."Mari semuanya, dicicipi" ucap sang papa sambil mempersilahkan semuanya untuk duduk Dan memulai untuk makan.

"Wah....ma, ikannya enak sekali" kata Romeo setelah memakan sesuap ikan. "benarkah? Romeo suka?" Tanya sang mama. ynag dibalas dengana anggukan dari sang anak. "sayurnya juga enak, wah....Sinta pandai memasak ya" puji om pras pada Sinta. " benarkah om? Kira - kira kalau Sinta buka warung makan, laku tidak ya om?" Tanya Sinta mulai membuka suara.

"kakak mau buka lestoran?" Tanya Romeo yang duduk disebelah Sinta. "tidak dek, kakak mau buka warung makan saja, bukan lestoran" ucap Sinta membenarkan. " kalau gitu , Romi setiap Hari akan datang, Romi janji" kata Romi sambil mengacungkan jarinya untuk berjanji. Dan kelakuan Romeo disambut gelak tawa yang lain.

"memang adek kelas berapa?" Tanya Sinta pada Romeo. Sinta mudah dekat dengan anak - anak karena Sinta sudah terbiasa bersama anak paman Dan bibinya. "Romi kelas 5 kak"ucap Romeo sambil menunjukkan jari - jarinya yang berjumlah 5. Pembicaraan antara Romeo Dan Sinta terus berlanjut, mengabaikan orang - orang yang lain. Bahkan Sinta tidak menyadari tatapan intense dari seseorang kepada dirinya.

" jadi semua anakmu masih kuliah?" Tanya om pras pada sang papa. " tidak, Santi,mbantuku dikantor, sedangkan Mawar, dia seorang Pengacara. Dan mereka bertiga masih kuliah, Arya mungkin nanti akan bergabung denganku juga Santi, kalo si cantik Lili dia kuliah dibidang Fasion, karena dia sangat suka Fasion, Dan sibungsu....dia calon dokter" ucap sang papa. "wow...hebat, Ram,,lihat anak om Kusuma saja suka rela membantu papanya dikantor, kamu....kau Tau, putraku ini, harus aku paksa- paksa- baru mau membantuku dikantor"ucap om pras.

"wah.....kakak seorang dokter?Romi nanti juga akan menjadi seorang dok....eh...Romi tak ingin jadi dokter, Romi ingin jadi...."Romi nampak bekerja keras memikirkan cita - cintanya. " Romi mau jadi...." ulang Sinta pada Romi. " ah...Romi mau jadi chef" kata Romeo bangga.

Saat ini Sinta juga Mawar mengajak Romi berjalan - jalan dirumah mereka. sedang yang lain masih berbincang diruang keluarga. mereka terlibat pembicaraan serius.

"jadi, Kusuma, juga Dahlia,,aku datang kemari ingin. melaksanakan janji orang tuaku dulu, bahwa salah satu dari cucunya akan dinikahkan dengan anak kalian, nah karena aku hanya punta putra maka, aku bermaksud melamar putrimu untuk putraku Rama" kata om pras memulai pembicaraan.

"iya, baiklah, tapi aku akan bertanya pada putri - putriku siapa diantara mereka yang bersedia menikah dengan anakmu" ucap sang papa demokratis. " maaf pa, Santi tidak bisa, karena papa juga yang lain tahu kalau Santi sudah punya tunangan, jadi maaf ya Rama, om, tante" kata Santi santun.

kini perhatian semua orang tertuju pada Lili. karena yang disana hanya dirinya juga Santi. Lili yang merasa ditatap, memandang ke mamanya." Lili, juga tidak bisa, dia masih terlalu muda" Kali ini sang mama lah yang menjawabnya.