webnovel

Annaya & Takdirnya

Annaya terlahir sebagai gadis yang berparas cantik dan menawan, dia tumbuh sebagai pribadi yang ceria dan penuh cinta kasih untuk orangtu dan kedua kakaknya. Kebahagiaannya kian sempurna saat di nikahi pria tampan, cinta pertama yang sedari remaja sudah menjadi kekasihnya. Pria itu menjadi suami yang begitu memujanya, seolah dia adalah ratu. Limpahan cinta dan kasih pria itu suguhkan untuk Anna. Hidup berkecukupan secara materi dan cinta membuatnya tidak mengenal airmata kesedihan, sesempurna itulah hidup seorang Anna. Namun ternyata hidup tidak seindah dan sebahagia yang dia rasakan selama ini. Semua kebahagiaan runtuh saat orang yang paling di cintainya pergi meninggalkan Dunia dan dirinya dengan cara yang paling tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ya … sosok itu adalah suaminya. Dan almarhum suaminya meninggalkan wasiat yang mencengangkan. Dan wasiat itu harus di patuhinya. Bagaimana bisa Anna hidup tanpa suaminya? Serta bagaimana bisa Anna mematuhi wasiat terakhir suaminya? Ikuti kisah nya di novel "Annaya & takdirnya". Mohon dukungan nya ya ini tulisan pertama aku semoga kalian suka.

Ardhaharyani_9027 · Urban
Not enough ratings
530 Chs

Kami Seperti Dua Sisi Mata Koin, Tidak Terpisahkan

"Pesan dari siapa? Kenapa wajahmu tegang?" Tanya Anna tiba-tiba.

"Apa terjadi sesuatu pada Rayy?" Tanya Anna lagi, karena Rei tak kunjung menjawabnya sampai ia memukul ringan punggung tangan pengawalnya itu.

"Oh, maaf nyonya. Saya melamun." Rei tersenyum kikuk.

"Kenapa? Kamu aneh." Suara Rei tercekat, ia menetralkan diri untuk bisa menjawab tanpa membuat nyonyanya curiga.

"Saya malu mau mengatakannya," ucap Rei, ia menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.

"Pesan dari Smith?" Rei mengangguk kaku.

"Lantas kenapa kamu malu?" Alis Anna mengerut, tak lama kemudian ia menyadari sesuatu.

"Oh, pesan pribadi untukmu? Kamu tidak perlu mengatakannya padaku." Rei tersenyum kikuk lalu mengangguk.

Anna memaklumi reaksi Rei. Gadis tomboy ini pasti mendapat pesan mesra dari kekasihnya dan ia tidak terbiasa menerima ucapan yang manis.

"Kamu jangan terlalu kaku."

'Bukan itu nyonya!' Jerit Rei dalam hati.

"Pesannya membuat saya terkejut hampir mati." Anna tertawa rendah.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com