webnovel

AndurA

Dua sosok berbeda dalam satu tubuh. Itulah aku! Gelap, kelam, dan tak tersentuh! Itulah sisi lain dar bayangan tergelapku. Lalu sisiku yang lain seakan tersingkir sejak aku kehilangan semua hal yang kusayangi. Mereka, para Pangeran Iblis itu, menghancurkan hidupku! Hingga aku harus melenyapkan mereka semua dalam satu sentuhan hingga lenyap bagai debu!

Ellina_Exsli · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

4.

Sedangkan di lain tempat, Arven tengah menatap tanah kosong yang menyimpan puing-puing kerajaan Orthon. Kenangan akan kehancuran kerajaannya membuat Arven mengepalkan tangannya erat. Ingatan itu terus berputar di kepala Arven. Arven berteriak marah karena tak dapat melindungi Raja dan Ratunya saat itu. Tangisan sang Putri kecil saat itu membuat Arven menatap pilu.

Kehancuran dan kematian seluruh kerajaan Orthon membuat bayi kecil mungil kala itu menangis histeris. Arven hanya bisa meletakkan sang Putri di depan rumah tua dengan perasaan sedih. Lalu beberapa jam setelah musnahnya kerajaan Orthon, tangisan putri kecil itu tak kunjung reda. Hingga petir dan seluruh alam dunia iblis terguncang kuat. Hal selanjutnya yang Arven tahu adalah para Raja dan Ratu yang menghancurkan kerajaan Orthon tak dapat membuka mata.

Arven menatap puing kerajaan Orthon dan memegangnya pelan. "Tunggu hingga Ratu Kegelapan kembali. Kerajaan Orthon akan kembali hidup dan tak terkalahkan. Karena aku akan membawa Ratu Axelia kembali. Untuk kerajaanku dan menghancurkan kerajaan lainnya!"

Arven tersenyum sinis lalu pergi dari tempat tersebut. Menghilang dan kembali muncul saat telah berada di perbatasan antara dunia iblis dan manusia. Arven menoleh kebelakang dan tersenyum tipis.

"Saatnya permainan dimulai. Akan sangat tidak adil jika Ratuku datang lalu membunuh kalian semua. Ratuku tak akan senang jika kalian hanya pasrah. Maka, datanglah dan cobalah cari Ratuku. Karena kekuatan Ratuku tak akan mudah kalian temukan."

Arven membuka gerbang pembatas antara dunia iblis dan manusia yang selama ini tertutup. Dengan seluruh kekuatan yang Arven miliki, Arven membuka gerbang tersebut dan meninggalkan aroma kekuatan iblisnya. Melangkah masuk ke dunia manusia dan tersenyum tipis penuh kemenangan.

"Benar, mereka akan datang bagaikan lalat yang mencari bangkai! Tanpa mereka sadari, bahwa mereka lah bangkai yang sesungguhnya. Bangkai yang patut untuk disingkirkan!"

Lima jam berlalu semenjak Arven membuka gerbang antara dunia manusia dan iblis. Pergerakan yang sangat cepat dan bayangan dari sosok berjubah serba hitam kini mulai terkumpul. Mereka saling menatap dan membuka tudung kepala mereka. Lalu beralih menyentuh pintu gerbang pembatas yang terbuka.

"Dunia manusia," ucap Evard dingin.

"Siapa yang berani membuka gerbang ini? Bukankah ini membutuhkan kekuatan yang sangat besar?" tanya Axenio dengan pandangan yang sulit diungkapkan.

"Ada aroma kekuatan iblis yang kuat dari dalam sana," tunjuk Revander dengan menunjuk hutan bagian dunia manusia.

"Aku juga merasakannya," sambung Dexter.

"Bukankah ini suatu kebetulan? Bagaimana jika kita mencari iblis tersebut dan bersenang-senang sebentar di dunia manusia?" tawar Leon dengan senyum tipis. Tanpa menunggu jawaban dari Pangeran lain, Leon sudah melangkah masuk ke dalam gerbang dan telah berada di dunia manusia.

"Kurasa itu tak buruk. Siapa yang menyangka jika kita akan menemukan kejutan yang tak terduga?" Revander ikut melangkah masuk dan mengikuti jejak Leon.

"Aku suka kejutan. Terlebih itu wanita yang cantik," Axenio menyerigai dan mengikuti langkah sahabatnya.

Dexter menatap Evard yang masih diam. "Kau tak ikut?"

Evard hanya diam. "Akan kupikirkan." Evard kembali melangkah menjauh dari gerbang tersebut. Menghilang diantara kabut kegelapan dan kembali ke kerajaannya.

Dexter hanya menghela napas. "Dia benar-benar iblis yang dingin," Dexter  melangkah masuk ke dunia manusia dan mulai mencari tiga sahabatnya. Ini mungkin akan menjadi hal baru bagi mereka.